Pintu Keluar Tol Cilacap Diusulkan Dipindah Ke Tambakreja

CILACAP – Rencana pembangunan jalan tol dari Jawa Barat ke Jawa Tengah yang melintas di wilayah Kabupaten Cilacap memasuki babak baru. Pemerintah Kabupaten Cilacap meminta agar pintu keluar tol trase Bandung (Ciamis-Cilacap) dipindah. Selain mengantiisipasi kemacetan di wilayah Kalipucang, Jawa Barat juga untuk pengembangan wilayah di Sidareja, Majenang dan sekitarnya.

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Kabupaten Cilacap, Farid Ma’ruf usai menggelar pertemuan dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Konsultan dan Bappelibangda Cilacap.

Menurut Sekda, Dari tiga trase jalan tol yang direncanakan akan dibangun, Bandung-Cilacap, Pejagan-Cilacap dan Cilacap-Gunungkidul (Jogja) kelihatannya, yang lebih dulu dikerjakan itu trase Bandung-Cilacap.

“Karena sudah ada investor yang berminat. Sedangkan ruas yang lain sedang didorong oleh Kementrian PUPR,” ujar Sekda didampingi Kepala Bappelitbangda Cilacap, Sumbowo, Rabu (20/11).

Farid menyampaikan, kaitannya dengan rencana pembangunan jalan tol trase Bandung-Cilacap. Dari paparan konsultan sudah ada gambaran jalan tol bahwa dari Jawa Barat, tepatnya dari Banjar terus keluar di Patimuan -Lebang-Buntu.

“Kita diskusi dengan Kementrian PUPR, Konsultan dan Bappelitbangda Kabupaten Cilacap. Kita mintanya exit tol tidak berada di sekitar Kalipucang, tapi di Tambakreja Kecamatan Kedungreja. Kalau exit tol di Tambakreja, dari jalan tol begitu keluar bisa melanjutkan ke JJLS, begitupula yang hendak ke Pangandaran bisa langsung melalui JJLS dan Kalipucang,” ungkapnya.

Alasannya, lanjut Sekda, karena selama ini Kalipucang sering macet, bila exit tolnya di sana dikhawatirkan menambah macet.

“Syukur kalau bisa exit tol di Sidareja, orang yang akan ke Majenang, Karangpucung, Kawunganten lebih dekat. Kalau exit tol di

Kalipucang, akan terlalu jauh dan hanya menguntungkan Jawa Barat. Kita tidak ingin nasib Cilacap seperti Pekalongan, hanya kelewatan tol saja UMKMnya mati,” katanya.

Dihadapan Kementrian PUPR dan Konsultan, Sekda juga menyampaikan, bahwa Pemkab Cilacap memiliki lahan seluas 70 hektar di Bantarsari agar bisa dimanfaatkan untuk rest area. Harapannya, rest area kita kelola dan UMKM Cilacap bisa hidup disana.

Sedangkan dari Lebeng ke arah Buntu, jalan tol yang direncanakan berada di sebelah utara diusulkan geser ke arah Selatan ke wilayah Adipala sesuai dengan RTRW.

“Kalau exit tol di Timur Buntu, disana rawan macet. Sehingga kita usulkan untuk digeser ke Adipala,” tandasnya.

Kesimpulannya, Farid menegaskan, pada intinya Cilacap dipersilahkan untuk mengusulkan jalur yang sesuai dengan harapan.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Bappelitbangda Cilacap, Sumbowo menambahkan, jalan tol dari Jawa Barat exit tol berada di Sidamukti, Patimuan dan langsung terhubung ke Kalipucang, Jawa Barat. Menurutnya di Kalipucang rawan kemacetan, karenanya diusulkan untuk digeser ke Tambakreja, Kedungreja.

“Rawan kemacetan kalau tidak diantisipasi, sehingga exit tolnya diusulkan digeser ke utara. Exitnya di JLSS di Tambakreja itu kan agak jauh dari Kalipucang. Kemudian ke Timur di Bantarsari ada tanah Pemda yang memungkikan untuk diusulkan jadi rest area,” bebernya.

Selanjutnya, pintu keluar tol lagi ada di Tritih Lor untuk masuk ke Kota Cilacap, dan terus ke Utara di Lebeng. Nantinya, bila tol Pejagan-Cilacap nyambung ketemunya di Lebeng. Kemudian ke Timur, exitnya di Timur Buntu.

“Karena paparan yang disampaikan konsultan dengan harapan Pemkab Cilacap berbeda, maka disarankan agar Bupati untuk membuat usulan. Surat usulan segera dikirim ke Kementrian PUPR. Akan tetapi, finalisasi ada ditangan Kementrian PUPR,” ucap Sumbowo.

Ditambahan, duluawalnya direncanakan, jalan tol dari Tasikmalaya masuk Banjar Kota kemudian ke Timur di Selatan wilayah Majenang.

“Lokasinya berada di sebelah Utara rel kereta api. Sekarang ada perubahan trase, berada di sebelah Selatan rel kereta api. Sehingga RTRW mengalami perubahan,” pungkasnya. (gin)

Beri komentar :
Share Yuk !