Puskesmas dan RSUD Diminta Miliki Empati Kepada Pasien

CILACAP – Sekretaris Daerah Kabupaten Cilacap Farid Ma’ruf mengingatkan kepada para Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas dan Direktur RSUD agar memiliki empati dan sensitif serta tidak diskriminasi dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.Apalagi saat bertugas melayani pasien.

Hal itu disampaikan Sekda dihadapan jajaran Dinas Kesehatan Cilacap, Kepala UPT Puskesmas se-Kabupaten Cilacap dan Direktur RSUD di ruang Jalabhumi, Setda Cilacap, Rabu (30/9).

“Yang namanya pasien dalam kondisi gawat, kadang-kadang keluarganya panik. Sementara disini panik karena menghadapi situasi kritis, di sebelah (ruang) sana ada kumpul-kumpul yang nganggur tidak kerja justru cekakan (senda gurau, red),” ujar Sekda.

Karenya para Kepala UPT Puskesmas dan Direktur RSUD untuk membina para tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Termasuk tidak boleh diskrimasi dalam melayani pasien, siapapun yang datang agar dilayani dengan baik.

“Kita sudah sering menyampaikan agar dalam memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat dengan menerapkan 7S, salam, sapa, senyum, sopan, santun, sepenuh hati dan sabar,” tegas Sekda.

Masing-masing Puskesmas diminta untuk membentuk gugus tugas agar capaian kinerja jelas. Misalnya, bagaimana target dalam satu tahun tidak ada kematian bayi.

“Tolong ini segera dibuat. Kemudian saya ingatkan Kepala Puskesmas agar mengawasi dan mengontrol betul kinerja anak buahnya. Jangan hanya berada dibelakang meja saja, harus-benar dikontrol dan diawasi. Jangan sampai ada pasien bayi dirujuk tidak tahu, setelah meninggal dunia baru kelabakan,” tandasnya.

Bentuk Tim Investigasi

Sementara terkait kasus meninggalnya bayi yang baru lahir di Puskesmas Kawunganten, lanjut Sekda, saat ini tim investigasi yang dibentuk Dinas Kesehatan Cilacap masih bekerja.

“Yang melanggar nanti ada aturannya. BAP (Berita Acara Pemeriksaan) nanti yang buat Dinas Kesehatan, setelah itu diserahkan kepada Pemkab Cilacap dalam hal ini tim penegakan disiplin untuk diambil keputusan,” tegasnya.

Kendati demikian, Farid meminta, ditengah proses investigasi pelayanan kesehatan di Puskesmas harus tetap berjalan seperti biasa.

Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji mengatakan, pihaknya mengundang seluruh Kepala UPT Puskesmas dan Direktur RSUD untuk melakukan evaluasi terhadap pelayanan kesehatan kepada masyarakat di tengah pandemi COVID-19.

“Jadi kegiatan ini adalah rapat dengan Puskesmas. Ini bukan rapat yang lagi viral yaitu di Puskesmas Kawunganten. Tapi ini kita evaluasi masalah kinerja para tenaga medis khususnya yang berada dibawah Dinas Kesehatan,” kata Bupati.

Menurutnya, evaluasi dilakukan untuk mengetahui selama masa pandemi sudah seberapa jauh. Jangan sampai, kasus COVID-19 meningkat karena kelalaian dan tidak disiplin. Yang lebih penting lagi, para tenaga medis yang sudah berjuang melawan COVID-19 jangan sampai terlena untuk melayani, menjadi pelayan yang baik kepada masyarakat.

“Kita tahu, para tenaga medis juga manusia, tenaganya terbatas, PNS yang terbatas, ini mau dievaluasi supaya lebih tertata lagi bagaimana melayani masyarakat dengan baik,” ujarnya.

Disinggung belajar dari kasus yang terjadi di Puskesmas Kawunganten, Bupati mengatakan, kejadian seperti itu banyak terjadi. Namun, dirinya yakin tidak ada seorang bidan yang dengan sengaja membiarkan pasien. “Yakin tidak adalah seorang bidan membiarkan pasien. Apalagi nyawa manusia,” ucapnya.

Terkait sanksi apa yang akan diberikan apabila tim investigasi menemukan adanya pelanggaran kepada bidan yang menangani pasien yang melahirknan namun bayinya tidak tertolong. “Sanksi ya ada. Sanksi kan bentuknya banyak, ada sanksi berat dan ringan. Sanksinya seperti apa ini tim sedang turun,” imbuhnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, dr Pramesti Griana Dewi mengatakan, evaluasi kinerja di Puskesmas dan Dinas Kesehatan agar kedepan lebih baik. Karena saat ini banyak yang harus dikerjakan di jajaran kesehatan ditengah masa pandemi.

“Selain penanganan masalah COVID-19 dan lain-lain, pelayanan kesehatan yang lain juga harus diperhatikan,” kata Pramesti.

Ditanya terkait perkembangan hasil investigasi yang dilakukan, Pramesti mengatakan, saat ini masih berjalan. “Masih berjalan, nanti hasilnya diserahkan kepada Pemkab. Hasil akhirnya yang menentukan tim Pemkab,” katanya.

Seperti diketahui, dunia maya mendadak viral setelah salah seorang warga curhat di media sosial lantaran kehilangan bayi akibat terlambat penanganan di Puskesmas Kawunganten, Minggu (27/9). (gin)

Beri komentar :
Share Yuk !