Sedekah Laut, 20 Jolen Dilarung Di Laut Selatan

CILACAP – Nelayan Cilacap tetap menggelar tradisi sedekah laut meski ditengah pandemi Covid-19. Namun berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tradisi tahunan itu dikemas secara sederhana di setiap kelompok/rukun nelayan dengan menerapkan protokol kesehatan. Sementara prosesi gelar adat nelayan di Pendapa Wijayakusuma Cakti juga ditiadakan.

Prosesi sedekah laut ini digelar sebagai ungkapan syukur para nelayan yang tergabung dalam Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap kepada Sang Maha Pencipta.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, prosesi ritual jolen yang hendak dilarung di Laut Selatan digelar di Pendapa Wijaya Kusuma Cakti, kali ini dimasing-masing kelompok/rukun nelayan. Termasuk di gedung Sekretariat HNSI Cilacap.

Kelompok nelayan yang menggelar sedekah laut diantaranya kelompok nelayan yakni Sentolo Kawat, Pandanarang, PPSC, Tegal Katilayu, Kemiren, Lengkong, Sidakaya dan kelompok nelayan Bengawan Donan.

Dari HNSI, jolen dibawa menuju dermaga PPSC dengan berjalan kaki. Selanjutnya dinaikan ke atas perahu yang siap mengantarkan ke Laut Selatan untuk di larung. Keberangkatan jolen HNSI berbarengan dengan jolen milik nelayan PPSC.

Ketua HNSI Cilacap, Sarjono mengatakan, prosesi sedekah laut ini tetap dijalankan sebagai bentuk melestarikan kearifan budaya lokal dan juga wujud dari ungkapan rasa syukur dari nelayan Cilacap kepada sang Allah SWT.

“Di tahun 2020 ini, pada momen puncak kali ini ada sebanyak 20 jolen yang dilarung ke lautan dan kegiatan tersebut juga dilakukan secara terpisah oleh setiap perwakilan kelompok nelayan,” kata Sarjono usai melepas jolen, Jumat (11/9).

Sarjono mengungkapkan seluruh peserta sedekah laut kali ini menggunakan masker maupun terlebih dahulu menjalani proses kesehatan lainnya. Seperti halnya yang berlangsung di Pelabuhan Samudra Cilacap.

Diakui, isi jolen pada sedekah laut kali ini berbeda. Jika biasanya diisi dengan potongan kepala sapi maupun kerbau sebagai simbolis rasa syukur dari kemakmuran dan rasa syukur nelayan. Tapi ditahun ini terdapat beberapa jolen yang hanya berisikan kepala kambing.

“Hal ini dikarenakan menyesuaikan anggaran dari kelompok nelayan dimasa pandemi COVID-19. Selain itu, pandemi COVID-19 juga mempengaruhi tingkat kemeriahan dari sedekah laut,” ujarnya.

Sarjono berharap dengan adanya wujud dari rasa syukur nelayan kepada Allah SWT melalui kearifan budaya lokal sedekah laut, nantinya dapat menuntun nelayan Cilacap pada kemakmuran dari hasil tangkap yang melimpah.

Terpisah, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Cilacap, Heroe Harjanto mengakui, prosesi sedekah laut dilakukan secara sederhana. Selain itu tidak diselenggarakan tingkat Kabupaten, melainkan oleh setiap rukun nelayan.

“Pemkab Cilacap yang biasanya juga membuat jolen, kali ini tidak melakukan hal tersebut. Hal ini dikarenakan tidak adanya kegiatan ditingkat kabupaten sebagai upaya pencegahan COVID-19,” pungkasnya. (gin)

Beri komentar :
Share Yuk !