Tetap Berdaya di Tengah Pandemi Dengan Lidah Buaya

CILACAP – Merealisasikan tanggung jawab sosial dengan beragam kreatifitas memberdayakan masyarakat untuk tetap produktif di masa pandemi terus ditunjukkan PT Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap. Salah satunya melalui pelatihan pembuatan hand sanitizer berbahan dasar lidah buaya (Aloe Vera).

Pelatihan bertajuk “Ibu Siaga COVID-19 Kemiren Asri” ini, melibatkan 24 peserta yang merupakan ibu-ibu produktif Kelompok Kemiren Asri Mandiri, Kelurahan Tegalkamulyan, Kecamatan Cilacap Selatan, akhir pekan lalu.

Menurut Rumdani Prapti Sumiwi selaku pemateri, hand sanitizer menjadi komponen pengganti cuci tangan dan sebagai salah satu perangkat COVID Kit selain masker atau face shield.

“Keberadaannya sangat dibutuhkan di masa pandemi. Sebagai produk yang paling dicari, ini menjadi peluang bisnis yang bagus. Bahan bakunya juga sederhana, lidah buaya dan serai bisa diambil dari pekarangan rumah,” ujarnya.

Dijelaskan, hand sanitizer dibuat dari bahan dasar lidah buaya, batang serai dicampur alkohol dan sedikit minyak zaitun sebagai pelembut.

“Pembuatan diawali proses menumbuk serai hingga pipih, direndam dalam alkohol 70 persen. Siapkan lidah buaya yang sudah dicuci, dikerok di bagian daging lalu diblender, dan disaring untuk membuang sisa kulit yang menempel. Kemudian dicampur dengan larutan serai tadi, komposisinya dua banding satu,” jelasnya.

Rumdani yang juga Ketua Kelompok Kemiren Asri Mandiri melanjutkan, unsur curcumin pada serai berpadu gel lidah buaya yang kaya berbagai kandungan menjadikan hand sanitizer alami ini dipercaya membunuh kuman, bakteri maupun virus.

“Ini bisa menjadi peluang bisnis baru bagi ibu-ibu. Keterampilan bertambah dan kalau ditekuni saya yakin mampu meningkatkan penghasilan keluarga,” bebernya.

Dalam kesempatan yang sama, peserta juga mendapatkan pelatihan sirup jahe merah untuk asupan imunitas tubuh, dicampur rempah dengan cara sederhana.

“Jahe merah dicuci, ditumbuk kasar, lalu diblender dengan komposisi 1: 1: 1 terdiri dari air, gula pasir dan jahe merah. Lalu, ampas sisa olahan jahe masih bisa dimanfaatkan lagi untuk dibuat jajanan tradisional, geplak,” lanjutnya.

Rumdani bersama kelompoknya sudah cukup lama menjadi binaan Pertamina RU IV Cilacap dengan pola pembinaan dan pelatihan yang terarah sehingga kegiatan di Kemiren Asri semakin variatif dan berkembang.

”Otomatis bisa lebih meningkatkan pendapatan mereka,” ujar Hatim Ilwan, Unit Manager Communication, Relations & CSR Pertamina RU IV Cilacap.

Ditambahkan Hatim, atas kreatifitas pendampingan Kampung Kemiren Asri ini, Pertamina RU IV berhasil meraih penghargaan Indonesia Green Awards 2020 yang diselenggarakan La Tofi School of CSR pada Maret 2020.

“Penghargaan ini diberikan mengingat upaya Pertamina dalam kontribusi pada pengentasan buta aksara, gizi buruk dan masalah lingkungan secara berkelanjutan,” pungkasnya. (gin)

Beri komentar :
Share Yuk !