Warga Antusias Hadiri Pengajian Akbar Gus Miftah

MAJENANG- Mubaligh kondang Miftah Maulana Habiburrahman yang biasa disapa Gus Miftah mengisi Tabligh Akbar di Alun-Alun Kecamatan Majenang, Jumat (12/8).

Kehadiran pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji Sleman Yogyakarta, di Majenang disambut antusias ribuan warga masyarakat Kecamatan Majenang dan sekitarnya.

Gus Miftah hadir dalam rangka mengisi tausiah pada Peringatan HUT ke – 77 RI tingkat Kabupaten Cilacap.

Turut hadir dalam kegiatan Tablig Akbar dihadiri Bupati Tatto Suwarto Pamuji beserta jajaran Forkopimda dan Forkopimcam Majenang serta para pejabat dilingkungan Pemkab Cilacap, tokoh masyarakat dan tokoh agama.

Bupati Tatto Suwarto Pamuji dalam sambutannya berpesan agar semangat perjuangan para pahlawan harus dilanjutkan salah satunya mengisi kemerdekaan dengan berbagai karya positif.

Termasuk upaya yang dilakukan Pemkab Cilacap dalam mengisi kemerdekaan melalui program Bangga Mbangun Desa dengan mengusung empat pilar pembangunan yakni pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan sosial budaya.

Pada Kesempatan itu Bupati juga mengungkapkan masa jabatannya akan berakhir beberapa bulan lagi dan menyampaikan permohonan maaf selama menjabat mulai dari wakil bupati pada 2007 sampai dengan 2022.

Dikatakan sudah 15 tahun Dia menjadi pelayan masyarakat, bersama masyarakat bangun Cilacap, dari yang tidak ada apa-apanya, jadi ada apa-apanya termasuk program peningkatan pendidikan dan kesehatan.

Namun demikian, Dia mengaku selama memimpin banyak kekurangannya terlebih selama pandemi Covid19 banyak kegiatan pembangunan yang tertunda karena anggaran tersedot untuk penangganan Covid19 dan melaksanakan re-focusing anggaran memangkas alokasi dana pembangunan untuk penangganan Covid19.

Di akhir sambutannya Tatto berharap agar siapapun nantiyang akan menjadi Bupati Cilacap harus meneruskan pembangunan yang masih tertunda.

“ Saya bersama Wakil Bupati mohon maaf karenabanyak kekurangannya. Siapapun nanti yang menjabat Bupati selanjutnya harusmelanjutkan Bangga Mbangun Desa,” kata Bupati.

Sementara itu Gus Miftah, dalam Tausiyahnya selain menyampaikan pesan moral dan keimanan dalam kehidupan sehari-hari, juga menyebutkan ada 5 katagori ulama atau Kyai di Indonesia yakni kyai tutur, catur, sembur, nganggur dan ngawur.

Kyai tutur adalah tipe pemberi tauziah, Kyai catur yang sering muncul jelang pemilu,Tapi ada juga kyai sembur yakni kyai yang kerap mendoakan kesembuhan seseorang dengan berbagai metode.Termasuk suwuk.

Gus Miftah juga menyindir perilaku dukun Samsudin yang tengah viral, menurutnya, Samsudin bukanlah sosok ulama atau Kyai tapi tiba-tiba mendapat julukan Gus. Hal itu Tentu salah besar dan ngawur menganggap dukun sebagai kyai dan ngajipun salah.

Tak sampai disitu Samsudin juga menyebut perempuan yang terkena kanker disebabkan sering marah ke suami, padahal itu tidak benar, Dia mencontohkan istrinya sendiri yang sholehah, selalu bersholawat dan berbicara lembut kepada suami di tahun 2019 lalu divonis dokter terkena kanker.

“ Omong kosong, kata samsudin perempuan yang kena kanker itu katanya suka marah sama s, ngawur, Istriku yang kena kanker ga pernah marah sama suami, ” tegasnya.

Gus Miftah membandingkan antara dukun dan pesulap. Dia menilai pesulap tidak berpotensi melanggar apapun karena menjadi profesi penghibur tidak langgar apappun dan pesulap lebih di hargai dari pada dukun apalagi Dukun yang berkedok agama berpotensi melanggar KUHP.

Tausiyah Gus Miftah dikemas secara segar, komunikatif, dan kekinian. Tak jarang ulama kelahiran Ponorogo tersebut melontarkan lelucon dan menyelingi dengan tembang shalawat, sehingga suasana semakin semarak. (lim)

Beri komentar :
Share Yuk !