Warga Cijeruk Gelar Sedekah Bumi dan Jamasan Pusaka

DAYEUHLUHUR – Sejumlah warga di Desa Cijeruk Kecamatan Dayeuhluhur menggelar tradisi Sedekah Bumi dan pencucian pusaka Dayeuhluhur.

Ritual Pencucian Pusaka yang lebih dikenal Jamasan berjumlah 30 pusaka berupa keris, kujang dan pusaka lainnya dilaksanakn di Bale Desa Cijeruk oleh komunitas pelestari pusaka Wijaya Kusumah dari Kecamatan Wanareja.

Pencucian pusaka berlangsung sejak pukul 1 siang hingga sore dilanjutkan dengan pelaksanaan Sidekah Bumi yang dilaksanakan di Balai Dusun Kujang Desa Cijeruk dari jam 3 sore hingga Jum’at petang.

Kegiatan dihadiri Kabid Pembinaan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap, Kepala Desa Desa beserta perangkat, Tokoh adat, Pemuka agama, masyarakat dari Dusun Jeruk Menyan,Dusun Sawah Tengah,Dusun Cibengang dan Dusun Kujang.

Kepala Desa Cijeruk Casma mengatakan Tradisi Sidekah Bumi yang digelar masyarakat setiap tahun terutama pada bulan Sura atau Muharam dengan rangkaian kegiatan berupa doa bersama dan makan bersama.

Tradisi tersebut kembali digelar setelah tahun sebelumnya tidak bisa dilaksanakan karena masa pandemi covid 19 yang melarang kegiatan yang menimbulkan kerumunan dan berpotensi terjadinya penyebaran virus covid 19.

“ Tradisi ini rutin yang dilaksanakan setiap tahun oleh masyarakat di lima dusun dan pada pelaksanaan kali ini bertepatan dengan jum’at kliwon juga dilakukan tradisi ritual memandikan pusaka,” Katanya.

Pihaknya selaku Kepala Desa Cijeruk sangat mendukung pelaksanaan tradisi tersebut dan berharap agar tetap dilestarikan jangan sampai punah karena tradisi Sidekah bumi merupakan wujud kebersamaan dan keharmonisan masyarakat.

Dikatakan Tradisi sedekah bumi tidak berbeda dengan sedekah bumi yang biasa digelar masyarakat umumnya, warga sukarela membawa bekal maupun makanan dan minuman berkumpul disatu lokasi melakukan doa bersama dipimpin pemuka agama dan tokoh adat diakhiri dengan makan bersama.

“Dalam rangkaian prosesi sidekah bumi juga dilaksanakan pemotongan 5 ekor kambing, dengan biaya swadaya, daging dibagikan dimasak dan dimakan bersama,” pungkasnya.

Kabid Pembinaan Kebudayaan Sukarno Sugiharto menyampaikan, Sedekah Bumi dan Jamasan pusaka selain karena undangan dari pemerintah desa juga menjadi tanggungjawab bidang pembinaan kebudayaan.

Dia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyelenggarakan kegiatan tersebut dan berharap agar generasi muda selain semakin mencintai dan melestarikan tradisi tersebut juga tahu betul sejarah termasuk menjaga warisan pusaka-pusaka peninggalan para leluhur jangan sampai hilang atau musnah.

“ Tradisi ini harus dipertahankan,Kecamatan Dayeuhluhur merupakan perpaduan sejarah Pajajaran dan Mataram dan perpaduan suku Sunda juga Jawa, ini harus diketahui dan dipelajari terutama oleh para pemuda jangan sampai tahu sejarah justru dari luar negeri, “ tegasnya.

Sementara itu Tokoh Adat Dusun Kujang Ki Iing Mulyadi (73) mengatakan Tradisi Sedekah Bumi sudah dilakukan secara turun temurun, dari pendahulu hingga kini masih dilaksanakan setiap setahun sekali di wilayah dusun masing masing.(lim)

Beri komentar :
Share Yuk !