Perawat Dituntut Ahli Atasi Kegawatdaruratan, DPK PPNI RSI Gelar Pelatihan BTCLS

BANJARNEGARA – Gawat darurat bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja dimana saja. petugas kesehatan dalam hal ini perawat dituntut mampu mengatasi kejadian semacam ini.

Pasalnya banyak kasus kematian karena henti jantung dan henti nafas terjadi karenan penanganan yang kurang tepat. Saat ini dan kedepan, perawat dituntut mampu atasi kegawatdaruratan.

Adanya hal tersebut, Dewan Pengurus Komisariat (DPK) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara menggelar pelatihan terkait bagi perawat, di aula RSI, sejak Kamis (24/10) hingga Minggu (27/10).

Ketua DPK PPNI RSI Banjarnegara Suyatno S Kep Ns menyatakan, kegiatan tersebut merupakan kerjasama pihaknya dengan trainer dari Jakarta Medical Service & Training 119. Pelatihan ini mengambil tema Basic Trauma Cardiac Life Suppor (BTCLS) dan Manajemen Kesehatan Haji.

“Manajemen pertolongan keadaan gawat darurat sampai saat ini masih banyak kekurangan. Banyak kematian-kematian yang seharusnya bisa dicegah bila kita punya kepedulian terhadap masalah tersebut. BTCLS adalah salah satu prasyarat yang harus dimiliki oleh seorang perawat.

Kita berkeajiban membekali perawat untuk dapat memahami dan mampu melakukan penanganan pasien dengan kegawatdaruratan trauma dan kardiovaskular baik di area pra rumah sakit, intra rumah sakit, klinik maupun puskesmas,” katanya.

Ia menambahkan, terkait persoalan kesehatan haji, kesehatan merupakan modal penting perjalanan ibadah haji. Tanpa kondisi kesehatan yang memadai, niscaya pencapaian ritual peribadatan menjadi tidak maksimal.

“Oleh karena itu setiap perawat, perlu menyiapkan diri agar memiliki kemampuan maksimal, terlebih bagi tenaga kesehatan haji Indonesia. Jika sudah ada bekal, dan suatu saat menjadi petugas kesehatan haji, maka kemampunnya bisa maksimal saat bertugas,” sebut Suyatno.

Sementara Ketua Panitia Pelatihan Sulis Setiyanto Amd Kep mengatakan, sasaran kegiatan ini adalah anggota lama PPNI Banjarnegara yang sudah bernira, anggota baru PPNI Banjarnegara, anggota PPNI yang praktek mandiri, serta anggota PPNI luar Banjarnegara yang sudah bernira.

Ia menambahkan, bagi peserta yang mengikuti kegiatan ini akan mendapat dua sertifikat sekaligus, yaitu sertifikar BTCLS 4 SKP, dan sertifikat Manajamen Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI). (ook/jos)

Beri komentar :
Share Yuk !