Tak Ada Lagi Tangisan Neymar

KONTROL: Penyerang Paris Saint-Germain mengontrol bola dalam pertandingan leg kedua perempatfinal Liga Champions yang dihelat di Parc des Princes, Rabu (14/4) dini hari WIB.

PARIS – Musim lalu, Neymar menangis pilu usai kekalahan Paris Saint-Germain di final Liga Champions. Dendam itu dituntaskan Neymar musim ini.
Neymar dan PSG menjamu Bayern Munich di leg kedua perempatfinal Liga Champions yang dihelat di Parc des Princes, Rabu (14/4) dini hari WIB. Mengantungi keunggulan 3-2 dari leg pertama, PSG malah ditekan balik.
Bayern berupaya mengejar ketertinggalan sehingga berkali-kali melakukan serangan. Tapi, peluang demi peluang itu baru berujung gol pada menit ke-40 lewat Eric Choupo-Moting.
Gol itu bertahan hingga akhir laga dan meski kalah 0-1, PSG yang lolos ke semifinal Liga Champions berkat keunggulan agregat gol tandang 3-3. Kelolosan ini lantas dirayakan para pemain PSG, terutama Neymar yang terlihat bahagia usai peluit panjang berbunyi. Senyum lebar terpancar dari wajahnya, karena berhasil melajukan Les Parisiens ke semifinal.
Meski PSG kalah, Neymar bermain cemerlang dengan 85 kali menyentuh bola, 14 kali memenangi duel, 11 kali sentuhan di kotak penalti lawan, enam tembakan dengan tiga mengarah ke gawang, dan satu kali intersep.
Neymar benar-benar merepotkan pertahanan PSG sepanjang 90 menit dan dia bisa saja mencetak tiga gol, andaikan bola tidak membentur gawang.
Ini juga jadi ajang balas dendam Neymar usai PSG dikalahkan Bayern dengan skor 0-1 di final tahun lalu. Usai laga final tersebut, Neymar terlihat sembab, tak kuasa menahan tangis karena kecewa melihat kekalahan PSG.
Asa untuk menjuarai Liga Champions terbuka lebar kali ini. Bermaterikan skuad yang tak jauh beda dari musim lalu, PSG sepertinya terus matang. “PSG adalah klub yang bertumbuh, setiap hari setiap tahun. Malam ini adalah perang dan kami mampu mengantisipasinya,” kata bek PSG, Kimpembe seperti dilansir dari situs resmi UEFA.
“Malam ini rasanya campur aduk. Kami kalah tapi kami bahagia bisa terus dan akan terus melangkah,” tambahnya.
PSG rasanya memfokuskan diri di ajang Liga Champions musim ini. Terang saja, PSG sudah merasakan seluruh titel domestik di tanah Prancis dan saatnya berbicara lebih banyak di kompetisi antarklub Eropa. “Kami adalah tim besar dan lawan kami juga tim besar, maka senang rasanya mengalahkan mereka,” kata pemain bintang PSG, Neymar.
“Kami menyisihkan juara bertahan dan sekarang kami berada di semifinal. Kini kami harus bekerja lebih keras,” lanjutnya.
Di sisi lain, Pelatih Bayern Munich Hansi Flick menyelamati keberhasilan Paris Saint-Germain ke semifinal Liga Champions. Tapi, dia menganggap timnya lebih pantas lolos.
Menurut catatan situs resmi UEFA, Bayern tampil dominan dengan 54 persen ball possesion dan membuat 15 attempts, delapan di antaranya on goal. Sementara itu, PSG juga tak kalah garang dalam membuat peluang, enam on goal dari total 10 attempts. Laga yang berjalan ketat akhirnya pecah telur juga di menit ke-40.
Hingga pertandingan berakhir, skor 1-0 untuk kemenangan Bayern bertahan tapi belum cukup meloloskan ke semifinal. Bayern kalah agregat gol tandang 3-3.Hasil yang begitu mengecewakan Flick mengingat status Bayern sebagai juara bertahan. Apalagi Bayern tampil dominan selama dua leg perempatfinal ini.
Pada leg pertama, Bayern malah lebih gila dengan menciptakan 31 attempts. 12 di antaranya on goal. PSG bahkan cuma melepaskan empat sepakan tepat sasaran dari total enam atau seperlima Bayern. “Melihat leg pertama, dengan banyaknya peluang yang kami buat dan satu gol pemberian; tanpa adanya gol ketiga, kami yang akah lolos, Anda lihat betapa berbahayanya mereka saat menyerang,” ujar Flick kepada Sky Germany.
“Saya menyanjung tinggi tim saya, meski Paris yang lolos. Tapi sebagai tim yang kalah, saya ingin menyelamati mereka (PSG),” sambung Hansi Flick.(*/jpnn)

Beri komentar :
Share Yuk !