Gubernur Himbau Kepala Daerah Dukung Program Pendidikan Wartawan

KENANG-KENANGAN : Direktur Keuangan Semen Gresik, Muhammad Supriyadi memberikan kenang-kenangan kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Ketua PWI Jawa Tengah Amir Machmud pada acara pembukaan UKW tahun 2021 di Hotel Novotel, Jumat (26/2/2021).

SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menghimbau agar bupati dan wali kota di Jawa Tengah optimal mendukung program pendidikan wartawan. Hal itu disampaikan usai memberikan sambutan dalam kesempatan Uji Kompetensi Wartawan ( UKW) ke-17 di Novotel Semarang, Jumat (26/2/2021).

Menurut Gubernur, pendidikan wartawan adalah investasi, ujung akhirnya adalah kepentingan untuk membangun bangsa dan negara. ” Kompetensi harus diasah, dan zaman yang akan menunjukkan hasilnya. Meski saat ini terjadi turbulensi bisnis media, tetapi ketrampilan dan ilmu pengetahuan harus diasah,” terang Ganjar.

Dalam kesempatan tersebut pihaknya juga menyinggung tentang perlunya program Journalist Exchange ( Pertukaran Wartawan). Melalui program tersebut wartawan bisa melihat perkembangan di negara lain, dan bisa saling menguatkan.

“Program Journalist Exchange yang terakhir dilaksanakan ke Singapura, ini bukan kepentingan saya, tetapi kepentingan Provinsi Jawa Tengah,” ujar Ganjar menambahkan.

Ia juga mengapresiasi PWI Jawa Tengah, sebab sampai saat ini di PWI Pusat banyak pengurus dari PWI Jateng. Ini sama dengan cerita sukses, sebab kariernya meningkat.

Lebih lanjut Ganjar Pranowo juga mengaku merasa bangga, bisa diberi kesempatan dan ruang untuk ikut mendukung program pendidikan wartawan. Bahkan untuk program UKW selanjutnya, Ganjar berkomitmen untuk tetap mendukung.

“Meski saat ini belum ada arahan refocusing anggaran dari pemerintah pusat, tapi kami tetap berkomitmen untuk mendukung program pendidikan wartawan,” terangnya.

Terkait dengan situasi pandemi covid 19, Ganjar mengatakan, bahwa peran wartawan sangat strategis khususnya dalam membangun kesadaran masyarakat. Selain itu fakta-fakta yang disuguhkan media massa juga menjadi data yang bisa dijadikan edukasi untuk mengambil kebijakan.

“Setiap malam saya memantau perkembangan covid dari liputan media nasional dan asing, dari fakta fakta yang disuguhkan kita bisa mengambil banyak hal, termasuk edukasi, ” terangnya.

Terkait dengan dukungan program pendidikan wartawan, ia juga berpesan kepada kepala daerah, agar benar- benar mengemban amanah dan mempunyai visi membangun.

“Tadi saat pelantikan bupati dan walikota saya juga berpesan, kritik itu energi untuk memperbaiki, itu bagian dari ujian, maka jangan alergi. Termasuk kritik daerah itu penting, jika ada tulisan berbobot semakin menunjukkan kualitasnya,” ungkap Ganjar.

Terkait kerjasama dengan PWI, menurutnya kerjasama boleh dengan siapapun, namun menurutnya PWI adalah organisasi yang cukup aktif dalam melakukan pendidikan wartawan.

UKW Kali ini juga didukung oleh Semen Gresik. Dalam sambutannya Direktur Keuangan Semen Gresik Muhammad Supriyadi mengatakan akan terus mendukung program pendidikan wartawan. ” Termasuk agenda pendidikan berikutnya kami siap mendukung, ini merupakan bentuk keterbukaan manajemen Semen Gresik, kami juga siap di telpon 24 jam” terangnya.

Terkait pandemi Covid-19, manajemen Semen Gresik menarapkan protokol kesehatan secara ketat, bahkan 65 persen karyawan menerapkan Work From Home ( WFH). Sampai saat ini di lingkungan Semen Gresik juga zero konfirmasi positif Covid-19. Manajemen akan terus mengawal agar 600 karyawan tidak muncul cluster Covid-19. ” Kami rutin melakukan tracing dan scaning untuk memastikan agar seluruh karyawan menerapkan prokes ketat,” terangnya.

Ketua PWI Jateng Amir Machmud mengatakan, PWI Jateng termasuk gencar mengadakan pendidikan wartawan. Selama 5 tahun terakhir sudah 16 kali dilaksanakan, tahun 2021 ini adalah yang ke 17. Selanjutnya masih ada UKW pada Maret dan April.

Beberapa poin penting yang perlu disikapi menurutnya yakni, munculnya politisasi banjir, selain itu isu isu lain termasuk pandemi Covid-19. Dari kasus tersebut selanjutnya muncul pertanyaan, apakah kode etik butuh penerjemahan yang berkembang? khususnya pemberitaan covid 19.

“Dulu membuka hasil rekap medis dilarang, apakah kode etik yang mempertemukan jurnalisme dan dunia kedokteran bisa dikompromikan?. Ini menjadi PR besar, untuk didiskusikan secara serius. Butuh pengawalan, dengan tema narasi positif untuk kebangkitan bersama,” Ujar Amir Machmud.

Sedangkan terkait dengan pandemi covid 19, PWI juga bertekad menjadi bagian teladan untuk menerapkan prokes dan mencegah penyebaran Covid-19. (sakur abdul wahid)

Beri komentar :
Share Yuk !