Membangun Pendidikan dan Lestarikan Budaya, Festival Murid Merdeka di Semarang Usung Tema Sumatra

Festival Murid Merdeka: Melodi Lestari Sumatra dilaksanakan tanggal 1 Juni 2024 di Auditorium RRI Semarang.

SEMARANG – Upaya pelestarian budaya lewat pendidikan terus dilakukan oleh Sekolah Murid Merdeka (SMM) untuk mendidik kawan murid (sebutan murid SMM). Pada 1 Juni 2024 lalu, SMM Regional Jawa Tengah & DIY yang terdiri dari SMM Laweyan (Solo), SMM Bantul (DIY), SMM Kota Baru (DIY), dan SMM Sriwijaya (Semarang) sukses menyelenggarakan Festival Murid Merdeka (FMM) Regional sebagai perayaan akhir tahun ajaran Sekolah Murid Merdeka. Bertajuk “Melodi Lestari Sumatra”, FMM Regional Jateng & DIY diselenggarakan di Auditorium RRI Semarang dengan meriah.

“Festival Murid Merdeka adalah festival tahunan yang diselenggarakan sebagai bagian dari merayakan pembelajaran selama satu tahun berlalu. Di Festival Murid Merdeka ini kawan murid akan menampilkan kompetensi yang sudah dilakukan selama satu tahun berjalan. Festival murid merdeka kali ini, tanggal 1 Juni 2024 diselenggarakan di Semarang, sebagai bagian dari festival murid merdeka regional terdiri dari tiga daerah; Semarang, Solo, dan Yogya” ujar Bu Ami, sapaan akrab Laksmi Mayesti Wijayanti, Kepala Sekolah Murid Merdeka, saat diwawancarai.

Pertunjukkan teater di Festival Murid Merdeka yang mengangkat budaya Sumatra.

Pertunjukkan utama dari FMM adalah penampilan teater yang mengangkat cerita “Meri” dan “Deka”, murid SMM yang membantu menyelamatkan hutan dan lahan Sumatra dari penebangan dan penambangan liar. Tak hanya bermain peran, kawan murid juga menampilkan kebudayaan khas Sumatra seperti tari piring, lompat batu, dan beberapa makanan khas Sumatra dalam penampilan teater tersebut.

Teater bertajuk “Melodi Lestari Sumatra” mengangkat cerita murid SMM Lampung bernama “Deka” yang pergi ke Sumatra untuk melakukan eksplorasi alam dan kebudayaan, setelah mendengar penjelasan tentang Sumatra pada pembelajarannya di SMM. Disana, Deka bertemu dengan Meri, murid SMM Sumatra yang memperkenalkan kebudayaan Sumatra dan mengajak Deka untuk berkeliling Sumatra. Namun saat mereka berpetualang, mereka menemukan percobaan penebangan pohon dan pengeboran lahan ilegal. Meri dan Deka akhirnya menyusun rencana untuk melakukan demonstrasi massa, yang menggerakkan seluruh warga dan aparat penegak hukum di Sumatra untuk menghentikan upaya penebangan dan penambangan ilegal yang berpotensi merusak alam tersebut. Di akhir cerita, upaya jahat bisa digagalkan berkat usaha Meri dan Deka, dan alam Sumatra tetap terjaga bersama dengan kebudayaannya yang lestari.

Penampilan teater “Melodi Lestari Sumatra” telah dipersiapkan dalam waktu kurang lebih 2 hingga 3 bulan oleh tim Sekolah Murid Merdeka. Persiapan dimulai dengan penyusunan naskah oleh penulis naskah yang merupakan guru SMM, hingga audisi untuk memilih pemeran dalam penampilan teater tersebut. Murid yang terlibat dalam penampilan teater adalah keseluruhan murid SMM dari jenjang PAUD hingga SMA. Penampilan menggemaskan berupa tarian pohon dan gajah disuguhkan oleh murid PAUD sebagai bagian dalam penampilan teater. Murid jenjang SD hingga SMA berperan sebagai pemeran utama “Meri” dan “Deka” serta pemeran pemeran pembantu lainnya.

Pertunjukkan Panggung Merdeka yang menampilkan keterampilan kawan murid SMM.

Sebagai selingan dari pertunjukkan teater, Panggung Merdeka yang berisi penampilan bakat kawan murid juga ditampilkan. Keterampilan bermain alat musik, menyanyi, modern dance, tari tradisional, mendongeng, hingga sepatu roda dinikmati oleh lebih dari 200 penonton yang berasal dari kalangan orang tua kawan murid, staff, dan murid SMM. Tepuk tangan selalu diberikan oleh penonton kepada seluruh penampilan sebagai bentuk apresiasi.

“Menurut saya acara ini bagus banget ya, karena membuka kesempatan buat anak-anak SMM untuk mengeluarkan ekspresinya, menunjukkan keberaniannya, dan menunjukkan bahwa mereka juga mampu dengan talenta dan keahlian yang mereka punya. Mereka bisa menunjukkannya diatas panggung, dan ini cukup membuat anak-anak senang dan orangtua akhirnya menjadi bangga” ucap Ibu Indah, orangtua murid SMM Semarang.

“Untuk selanjutnya saya berharap semoga teman-teman SMM yang lainnya bisa hadir dan memeriahkan acara ini. Saya juga berkesan sekali dengan karya adik-adik SMM yang ditampilkan disini. Karena terus terang nggak nyangka gitu bahwa anak-anak SMM ini bisa sangat kreatif, dan seringnya saya menemukan kecerdasannya diatas usianya. Jadi, saya ikut bangga bisa menyekolahkan anak kami di SMM” jawab Ibu Kirana, orangtua murid SMM Solo.

Gallery Exhibition & Booth Lab yang menampilkan karya 2D & 3D kawan murid SMM.

Pengunjung Festival Murid Merdeka juga disuguhi dengan karya murid SMM dalam bentuk 2D, 3D, maket, hingga digital di area Gallery Exhibition & Booth Lab. Karya tersebut merupakan hasil pembelajaran berbasis proyek selama tahun ajaran 2023/2024 di Sekolah Murid Merdeka. Karya tersebut ada yang bisa langsung dinikmati oleh pengunjung setelah memasuki area auditorium RRI Semarang. Beberapa kawan murid yang menghasilkan karya juga memberikan penjelasan singkat kepada pengunjung yang mengunjungi karya mereka.

Dalam proses persiapan penampilan teater “Melodi Lestari Sumatra” dan panggung merdeka, guru SMM berkesempatan untuk mendidik murid SMM terkait pentingnya kebudayaan dan kesadaran akan keadaan lingkungan sekitar. Festival Murid Merdeka tahun ini, mengusung tema Sumatra, yang mana tema yang akan diangkat di Festival Murid Merdeka akan berbeda di setiap tahunnya.

Tim dibalik suksesnya Festival Murid Merdeka Regional Jateng & DIY.

“Harapannya, kegiatan FMM bisa menjadi ajang kawan murid untuk berani tampil dan menunjukkan bakat terbaiknya. Karena belajar itu bagian dari sebuah proses, apapun hasil yang akan ditunjukkan oleh kawan murid kami memberikan apresiasi bagi mereka yang berani untuk mencoba,” ucap Bu Ami saat menutup wawancara.

Sekolah Murid Merdeka berkomitmen tinggi untuk memberikan wadah berkembang dan lingkungan yang suportif dalam perkembangan murid SMM. Karena dengan lingkungan suportif dan dukungan penuh dan apresiasi dari orangtua murid, Festival Murid Merdeka bisa berjalan dengan lancar. Selain itu, Festival Murid Merdeka adalah bukti bahwa pelestarian budaya lewat pendidikan sebagai media memungkinkan untuk dilakukan. Sekolah Murid Merdeka sebagai pemrakarsa Festival Murid Merdeka telah berhasil dalam upaya membangun pendidikan dan melestarikan budaya. SMM juga sukses menjadi sekolah yang mendidik murid untuk melestarikan budaya dan lingkungan. ( Muhamad Tyas Pambudi)

Editor : Nisa Roiyasa, S.Pd., M. TESOL
Drs. Ashari., M.Pd

Building Education and Preserving Culture, Festival Murid Merdeka held in Semarang Raised Sumatra as the Theme

SEMARANG Central Java – Culture preservation through education is continuously attempted by Sekolah Murid Merdeka (SMM) to educate kawan murid (popular term for the students of SMM).

On 1st June 2024, Regional SMM of Central Java & Yogyakarta which consist of SMM Laweyan (Solo), SMM Bantul (Yogyakarta), SMM Kota Baru (Yogyakarta), and SMM Sriwjaya (Semarang) successfully held Regional Festival Murid Merdeka (FMM) as the end of school year celebration of Sekolah Murid Merdeka.

Entitled “Melodi Lestari Sumatra”, Regional FMM of Central Java & Yogyakarta was held at the auditorium building RRI Semarang vigorously.

Laksmi Mayesti Wijayanti, school principal of Sekolah Murid Merdeka during the interview.
”Festival Murid Merdeka is an annual festival which is held as the celebration for the ending school year. In this festival, kawan murid will perform their competence developed throughout the school year. This year’s festival, on 1st June 2024, held in Semarang, as the part of Regional Festival Murid Merdeka (FMM), consisted of 3 cities; Semarang, Solo, and Yogyakarta” stated by Bu Ami, familiar name of Laksmi Mayesti Wijayanti, school principal of Sekolah Murid Merdeka, during the interview.

Theater show of Festival Murid Merdeka with the theme of Sumatra
The main show of FMM is the theater show with the story of “Meri” and “Deka”, students of SMM who helped to save the forest and land of Sumatra from illegal logging and mining. Not only doing the theater acting, kawan murid also performed the cultural performance of Sumatra, such as, Piring traditional dance, Lompat Batu, and some of the traditional food of Sumatra throughout the performance.

Theater show entitled “Melodi Lestari Sumatra” raised the story of the student from Lampung named Deka who decided to go to sumatra to explore the nature and culture of Sumatra, after hearing about Sumatra during his study at Sekolah Murid Merdeka. There, Deka met Meri, the students of SMM Sumatra who introduced the culture of Sumatra, and engaged Deka to explore Sumatra. But, during their exploration, they found an attempt to do illegal mining and logging. Finally Meri and Deka committed to stop the attempt which potentially destroyed the land of Sumatra. By the end of the story, the illegal attempt was successfully stopped by Meri and Deka’s effort to keep the land of Sumatra and its cultural sustainability.

The theater show “Melodi Lestari Sumatra” was prepared in approximately 2 to 3 months by the team of Sekolah Murid Merdeka. The preparation started with the script writing process by the director who is also the teacher of SMM, until the audition to find the cast of the theater show. Student who contributed to the theater show was a student from kindergarten to highschool level. The cute performance of elephant and tree dance was presented by the kindergarten student. While the student of elementary and highschool performed as the main cast “Meri” and “Deka” and other supporting cast.

Panggung Merdeka performance which presented the talent of kawan murid of SMM
As an addition to the theater show, Panggung Merdeka which consists of the talent performance of kawan murid was also presented. Talents to play music instruments, sing, modern-traditional dance, story telling, until roller skating could amuse more than 200 audience members who came from the students guardians, school staff, and the students of Sekolah Murid Merdeka. Round of applause is always given to all performances as a form of appreciation.

Audiences of Festival Murid Merdeka in the Auditorium Building RRI Semarang.
“I think this event is very nice, because it opens the opportunity for students to show their expressions, confidence, and show that they are capable with their unique talents. They could show it at the stage, and it makes students happy and parents are also proud” said Indah, student’s parent of SMM Semarang.

“For the next event, I hope all students of SMM could participate and spice up this event. I also feel really pleased with the students’ performance presented here. Because honestly, I don’t expect that the students of SMM could be really creative, and I often found students of SMM with above average intelligence. So, I am proud to be able to send my children to SMM” said Kirana, student’s parent of SMM Solo.

Gallery Exhibition & Booth Lab which presented 2D and 3D form of student’s work
The visitor of Festival Murid Merdeka was also entertained by the student’s work in the form of 2D, 3D, and model in the area of Gallery Exhibition & Booth Lab. These works are the products of project-based learning throughout the 2023/2024 school year at Sekolah Murid Merdeka. Visitor could see the student’s work directly after entering the area of Auditorium Building RRI Semarang. Some kawan murid also present a simple description to the visitor who visited their works.

In the preparation process of the theater performance “Festival Murid Merdeka” and Panggung Merdeka, the teachers of SMM have an opportunity to educate the students of SMM about the importance of sustainable culture and the surrounding environment. Festival Murid Merdeka this year raised the theme of Sumatra, and the theme each year will be different from one another.

The team behind the successful event of Regional Festival Murid Merdeka (FMM).
“The hope is that FMM could be the platform for kawan murid to perform their skills confidently and show their abilities. Because studying is the part of the process, whatever the result performed by the kawan murid will be highly appreciated, especially for those who dared to try,” stated Bu Ami by the end of the interview.

Sekolah Murid Merdeka is highly committed to providing a platform for students to grow and being a supportive system for the development of SMM students. By the supportive environment and the absolute support and appreciation from the parents, Festival Murid Merdeka could be held vigorously. Other than that, Festival Murid Merdeka is proof that the preservation of culture through education as the media is possible to be done. Sekolah Murid Merdeka as the initiator of Festival Murid Merdeka is successful in the attempt to build education with cultural preservation. SMM is also successful to be the school which educates the student to preserve culture and the environment.

Beri komentar :
Share Yuk !