Rob, Pembudidaya Kepiting di Pekalongan Kian Langka

HANYA ADA SATU – Akibat merugi karena diterjang rob, banyak pembudidaya kepiting gulung tikar. Saat ini di Kabupaten Pekalongan hanya menyisakan satu pembudidaya kepiting. Foto: Hadi Waluyo.

PEKALONGAN – Akibat terjangan banjir rob, pembudidaya kepiting di Kabupaten Pekalongan kerap gagal panen. Seiring perjalanan waktu, jumlah pembudidaya kepiting pun kian langka. Bahkan di Kota Santri hanya ada satu pembudidaya kepiting yang saat ini masih tetap bertahan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Kabupaten Pekalongan Sirhan, kemarin, mengatakan, makin berkurangnya jumlah pembudidaya kepiting terjadi sejak rob kerap menerjang area tambak di wilayah pesisir.

“Dahulu banyak, kini hanya tinggal satu. Itu ada di Desa Api-api, Kecamatan Wonokerto. Milik Mas Farikhun,” katanya.

Sirhan menjelaskan, satu-satunya pembudidaya kepiting ini adalah yang benar-benar pembudidaya. Sebab, kebanyakan yang tersisa kini hanya pembudidaya penampungan kepiting.

“Kalau budidaya penampungan ini hanya untuk membesarkan atau menggemukkan kepiting. Bukan sejak benih ditebar,” terang dia.

Pembudidaya kepiting, lanjut dia, menghentikan aktivitas budidayanya karena kepiting-kepiting mereka banyak yang kabur dari tambak. Meskipun mereka telah melengkapi tambak dengan waring (pagar pengaman).

“Karena kadang rob lebih tinggi dari waring. Otomatis kepiting kabur,” jelasnya.
Kaburnya kepiting-kepiting dari tambak, kata Sirhan, membuat pembudidaya merugi. Bahkan rob terkadang menerjang ketika benih kepiting baru ditebar.

“Padahal pasar untuk kepiting ini cukup menjanjikan. Meskipun sejak pandemi menurun,” katanya.
Sementara itu, Rasjoyo, salah satu pelaku budidaya penampungan kepiting di Desa Semut, Kecamatan Wonokerto, mengaku, rob memang sangat memengaruhi hasil budidaya kepiting. Meski hanya budidaya penampungan, ia juga kerap mengalami kerugian.

“Sama saja, kadang ada yang kabur,” ungkapnya.

Saat ini, kata dia, cara yang masih digunakan untuk mengantisipasi kaburnya kepiting hanya memasang waring. “Tapi itu jelas menambah biaya. Jadi dua kali lipat,” ujar dia. (had)

Beri komentar :
Share Yuk !