Di Korea Selatan, Jalan Tol Sempat Dianggap Ide Konyol

Korea Selatan memiliki fasilitas infrastruktur yang sangat bagus. Jalan-jalan penghubung antar distruk, terlebih jalan tol, semuanya lebar dan mulus. Jangan pernah membayangkan guncangan hebat saat menempuh perjalanan darat dengan bus seperti yang kita rasakan di banyak daerah di negeri kita.

SYAIFUDIN, Banyumas Ekspres

Artikel ini adalah lanjutan dari 2 artikel sebelumnya, :

  1. Korea Selatan Negeri Drama Dengan Sejuta Pesona (1)
  2. Seoul, Surga Belanja Para Pelancong (2)

KELUAR dari Bandara Internasional Incheon, saya dan rombongan sudah ditunggu bus yang akan mengantarkan ke tempat tujuan pertama, Nami Island atau Pulau Nami. Begitu meninggalkan area pintu keluar bandara yang menjadi salah satu bandara tersibuk di dunia ini, bus melesat kencang.

Mata yang sudah terasa berat setelah menempuh penerbangan selama 6,5 jam dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta menuju Incheon International Airport, terasa kian berat. Perjalanan di atas jalan yang begitu mulus, makin memicu rasa kantuk.

Namun rasa takjub saya melihat mulusnya jalan di kanan kiri jalur yang saya lalui, ternyata mampu mengalahkan rasa kantuk. Agak heran juga. Karena James yang menjadi local guide dalam rombongan mengatakan kalau jalan yang sedang saya lewati bersama rombongan merupakan daratan buatan hasil reklamasi laut.

Di Korea Selatan,Jalan Tol Sempat Dianggap Ide KOnyol
Jalan jalan di salah satu kota Korea Selatan

Rasa takjub saya, ternyata tak berhenti sampai di situ. Selama hampir seminggu mengunjungi sejumlah lokasi di Korea Selatan, semua jalan yang kami lewati mulus dan lebar, termasuk saat menginap pada malam pertama di sebuah resort yang sebenarnya terletak di lokasi yang agak terpencil dan jaraknya cukup jauh dari pusat Kota Seoul.

Begitu pun saat mengelilingi sejumlah kawasan di Kota Seoul. Semua ruas jalan sangat lebar dan kondisinya sangat mulus. Saya sempat iseng mencari jalan yang berlubang, tapi tak sekalipun saya temukan. Kalaupun ada bekas tambalan yang jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Pengerjaannya juga sangat halus, teliti dan tidak terkesan asal. Akses untuk pejalan kaki, semuanya terlihat rapi dan lebar, sehingga siapa pun yang ingin menikmati suasana kota dengan berjalan kaki merasa sangat nyaman.

Mengawali sejarah sebagai negara pertanian tradisional yang miskin, perekonomian Korea Selatan melejit dan bermetamorfosa menjadi negara industri yang diperhitungkan dunia. Infrastruktur, menjadi salah satu penopang pesatnya perkembangan negara penghasil ginseng ini.

Upaya pemerintah Korea Selatan mewujudkan infrastruktur seperti yang terlihat saat ini, memang tak semudah membalik telapak tangan. Pembangunan jalan tol dan jalan non tol yang lebarnya sangat memadai untuk mengimbangi kepadatan kendaraan, sempat dihadang protes.

Presiden Korea Selatan yang ketika tahun 1970 menjadi pengendali pemerintahan, Park Chung Hee, sempat dicibir rakyatnya. Ide pembangunan jalan non tol yang begitu lebar maupun jalan tol yang terbagi dalam empat lajur, sempat dianggap ide konyol.

“Korea ini negara miskin, rakyatnya juga tidak banyak yang punya mobil. Untuk apa membangun jalan tol dan jalan selebar ini?,”kata James menirukan protes mayoritas warga Korea Selatan ketika itu. Namun Park Chung Hee, tak bergeming menghadapi protes rakyatnya.

Kini, rakyat Korea Selatan baru merasakan ternyata ide Park sangat brilian. Ribuan kendaraan yang setiap hari melintas di berbagai penjuru Korea Selatan, kini nyaris tak pernah merasakan yang namanya kemacetan meskipun populasi mobil di negeri ini begitu pesat. Yang cukup istimewa, mobil-mobil yang menjejali seluruh penjuru Korea Selatan didominasi produk lokal seperti KIA, Hyundai, maupun mobil produksi Samsung.

Suasana di salah satu sudut kota Seoul
Suasana di salah satu sudut kota Seoul

Selama berada di sana, hanya terlihat beberapa mobil eropa yang melintas. Mobil buatan Jepang, bahkan tak terlihat sama sekali. Apakah ada aturan yang mewajibkan warga Korea Selatan membeli mobil produk lokal?. Ternyata tidak. “Kalau harus membli mobil buatan luar, harganya sangat mahal.

Itu sebabnya orang Korea lebih suka membeli mobil produk local karena harganya lebih murah,”ungkap James menjawab rasa penasaran saya kenapa mobil lokal begitu merajai seluruh jalanan di seantero Korea Selatan.

Tak hanya mobil pribadi, bus-bus pariwisata maupun bus angkutan umum juga didominasi merk lokal. Tentu saja, ini menjadi contoh yang baik, agar produk lokal mampu menjadi “raja” di negeri sendiri. Kalau negara lain bisa, kenapa kita tidak?. (*)

Beri komentar :
Share Yuk !