Ikon Fa Konsisten Ciptakan Lagu dan Diunggah di Medsos

Ikon Fa

Penampilan Rizkon Fanaro terbilang nyentrik. Siapa sangka pemuda asal Desa Pekiringan Karangmoncol Purbalingga ini aktif membuat lagu. Total ada 25 lagu yang dibuat sejak tahun 2006. Sebagian dibuat dalam bentuk file audio dan sebagian lainnya dibuat dalam bentuk file video.

Lagu yang dibuat Rizkon Fanaro mayoritas diunggah di media sosial. Ada yang diunggah dengan nama panggungnya, Ikon Fa dan ada pula yang diunggah menggunakan nama albumnya. Dia mencoba eksis di Medsos. “Hingga saat ini ada 25 lagu yang dibuat. Itu dari 4 mini album. Semua lagu ciptaan sendiri,” kata dia.
Ia mengatakan beberapa mini album itu antara lain Magnet Cinta yang terdiri dari 8 lagu. Mini album ini dibuat pada tahun 2006. Saat dia masih bekerja di Kantor Pelayanan Pajak Ternate. “Saya suka membuat lagu sejak masih kuliah di STAN. Hingga kemudian bekerja di kantor pajak. Dan hingga mengundurkan diri dari pegawai pajak di Desember 2018 lalu,” kata dia.

Pada lagu Magnet Cinta ini ada 8 lagu. Empat diantaranya Magnet Cinta, Menapak Esok, Hujan dan Pasangan Serasi. “Saat itu kita coba garap serius. Namun hanya bisa laku 200 keping CD saja,” kata dia.
Kegemaran mencipta lagu terus dilakukan tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 2008 saat bertugas di Manado membuat 6 lagu dalam mini album Rockonfavour. Lagu tersebut beraliran Glamrock 90’s. Lagu itu antara lain berjudul Pemuda Desa, Nyanyian Pingir Kali, Pelintas Musim, Kau Hinggap, I love u dan 3G. “Ide membuat lagu ini ada disekitar kita. Semisal alam, persahabatan, cinta atau kehidupan sehari-hari masyarakat umum,” kata dia

Mini album terakhir dibuat pada tahun 2015 berjudul Ark-Sha & The Effect yang terdiri dari lima lagu. Setelah itu sesekali membuat lagu-lagu tunggal.

“Lagu itu kita unggah di situs download lagu joox, spotify, itunes dan deezer. Ada uang masuk tiap bulan dari unduhan. Meskipun nominalnya belum besar. Tapi ini memacu saya untuk terus berkarya,” katanya.

Menurutnya setelah mengundurkan diri bekerja dari Direktorat Pajak, dia mulai fokus untuk membuat lagu. Itu dilakukan di sela-sela menjalani usaha kafe di tempat wisata. “Pada 2019 ini mencoba membuat lagu bergenre hindi dangdut. Masih proses. harapannya satu bulan ke depan bisa selesai,” kata dia.

Di era media sosial ini dia mencoba membangun eksistensi di media sosial. Beberapa lagu yang sudah dibuat mulai dikumpulkan dan diunggah bertahap di medsos. “Semoga bisa dinikmati banyak orang,” kata dia.

Dalam membuat lagu dia menginspirasi banyak seniman dunia atau tanah air. Tidak terbatas satu genre, namun genre terbatas. “Sejak remaja saya memang suka dengerin musik. Seperti musik klasik Mozart dan Bethoven hingga rock seperti Queen dan Scorpion. Untuk pertunjukan musik tanah saya juga suka musik seperti Iwan fals, Ebiet G Ade dan Rhoma Irama,” kata dia. (jos)

Beri komentar :
Share Yuk !

Tinggalkan komentar