Historical Study Trip, Ajak Masyarakat Sadar Sejarah

Kebumen – Historical Study Trip menyelenggarakan telusur 6 situs bersejarah, yakni Eks Insulide Fabrieken Olie, Kompleks Makodim, stasiun Kebumen, Eks Bangunan RSUD Lama, Gereja Kristen Jawa, dan Hotel Pusaka.

Pelaksanaan acara mematuhi standar protokol kesehatan, dengan memberlakukan wajib memakai masker, dan meminimalisir terjadinya kontak. Dihadiri oleh duapuluhan peserta yang berasal dari masyarakat serta tokoh lokal Kebumen.

Diantara para peserta, tak sedikit yang merupakan menjadi bagian pemerintahan daerah. Hal ini disambut antusias oleh pembicara sekaligus pemberi materi HST, yakni Teguh Hindarto.

Menurutnya, kesadaran terhadap sejarah merupakan langkah awal dan kunci untuk mengetahui perencanaan masa depan, termasuk kisah yang tertuang dalam setiap jejak peninggalan yang ada berdasarkan kronologis dan data pendukung yang layak.

Jika RA. Kartini menulis surat kepada Abendanoon kemudian bisa menjadikan sejarah bagi bangsa Indonesia, HST membubuhkan sebuah surat yang berasal dari Noni Belanda bernama Nely yang mengabarkan keadaan pada saat kisaran tahun 1933 kepada keluarganya yang di negara asalnya, Perancis.

Materi ini menjadi salah satu rujukan gambaran untuk menelusuri lebih jauh tentang sejarah yang ada di Kebumen.

Disampaikan pula tanggapan oleh  Kabid Paud Dikmas dan Kebudayaan Dra Seha Rahayu.MM yang turut menelusuri sejarah bersama HST. “Belajar sejarah saat liburan itu asik, selain bisa refreshing, ilmu dan wawasan kita menjadi bertambah, saya sangat senang”.

Disamping itu, Seha menambahkan tentang pentingnya mengetahui sejarah. “Kejadian masa lampau yang dikemas dalam sejarah, adalah harta yang tak ternilai. Sejarah mengajarkan tentang masa lalu untuk masa depan”, Katanya.

Pegiat Sejarah dan penulis buku, Sigit Asmodimongso menyampaikan tanggapannya. “Saya rasa acara seperti ini bisa menjadi alternatif wisata peminatan yang erat kaitannya tentang sejarah”, Paparnya.

Ir. Junaedi Fathurohman,M.Si (Ketua Badan Pengelola Geopark Karangsambung Karangbolong) pun tak kalah semangat, beliau menyampaikan apresiasi atas terlaksananya HST Pertama ini.

“Semoga dengan tumbuhnya masyarakat belajar sejarah melalui HST semacam ini dapat mendongkrak kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dalam hal ini adalah soal sejarah yang dibalut dengan pembelajaran seperti di luar kelas, ini penting karena terdapat banyak literasi yang harus dimengerti semua orang”, Ujarnya.

Kasi Kearsipan Perpusarda, Sri Bayu Kuncorowati, S.Sos mengamini bahwa sejarah Kebumen layak dipelajari, mengingat situs-situs yang dikunjungi HST adalah tempat bersejarah yang sebagian besar telah beralih fungsi dan mengalami perombakan. “Penting sekali untuk diketahui nilai sejarah yang ada, hal ini bisa menjadi pengetahuan sejarah yang bagus untuk generasi anak cucu kita”, Kata Bayu.(*)

Beri komentar :
Share Yuk !