Dikira Salaman Ternyata Ditusuk, Kesaksian Orang yang Semobil dengan Wiranto

PANDEGLANG – Salah satu saksi masa kejadian penusukan Menko Polhukam Wiranto di Menes, Pandeglang, Kamis (10/10) siang, Irsyad Djuwaeli menuturkan kronologis penusukan. Awalnya dia mengira pelaku penusukan hendak salaman dengan Wiranto.

Irsyad adalah Ketua Majelis Amanah PB Mathla’ul Anwar. Dia yang menemani Wiranto di mobil Toyota Prado sebelum terjadi aksi penusukan.

Saat kejadian Wiranto hendak pulang ke Jakarta usai menghadiri acara peresmian gedung di kampus Universitas Mathla’ul Anwar (Unma). Rencananya naik helikopter. Posisi helikopternya berada di alun-alun Menes.

“Saya kan mengawal beliau, semobil. Pak Wiranto turun sebelah kiri, saya kan sebelah kanan. Setelah acara mau ke heli, di alun-alun, sekitar jam 12 siang,” ungkap Irsyad seperti dikutip dari Radar Banten.

“Mungkin oleh Pak Wiranto orang mau ngajak salam karena banyak yang mau salaman. Yang kayak gitu kan banyak yang pengin salaman, selfi. Ada yang main tusuk.

Pak Wiranto jatuh. Yang perempuan saya lihat pegang-pegang gunting. Dia pakai cadar. Saya nggak ngerti orang mana mereka,” ungkap Irsyad.

Meski duduk berdampingan di mobil dan turun bersamaan dengan Wiranto, Irsyad mengaku tidak melihat persis kejadiannya karena berlangsung sangat cepat.

“Ditusuk kayaknya pakai pisau. Saya lihat kok Pak Wiranto jatuh gitu loh. Banyak pengawalan kok jatuh. Rupanya sudah kena tusuk,” ungkap Irsyad, yang saat

Wiranto terjatuh dia berada di belakang mobil yang ditumpangi. Menurutnya, kalau dikatakan tidak ada pengamanan, itu tidak benar. Dia cuma tidak mengira ada yang mau menusuk karena menganggap ada orang mau salaman.

“Karena itu wajar jika pejabat mendapatkan pengamanan untuk mengantisipasi kejadian seperti itu,” kata Irsyad.

Selain Wiranto dan anggota kepolisian yang jadi korban, lanjut Irsjad, satu orang lagi dari pihak Mathla’ul Anwar. “Fuad Syauki dari kami (Mathla’ul Anwar) juga kena tusuk,” ungkapnya. (aas/tom)

Beri komentar :
Share Yuk !

Tinggalkan komentar