Gunung Merapi Muntahkah Awan Panas 1,5 Km ke Barat Daya

JAKARTA – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menginformasikan, Gunung Merapi pagi ini kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Selasa (30/3) sekitar pukul 07.06 WIB.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, bahwa berdasarkan pemantauan BPPTKG, awan panas itu tercatat di seismogram dengan amplitudo 60 mm dan durasi 135 detik serta arak luncur kurang lebih 1.500 m ke arah barat daya. Angin bertiup ke utara.

“Awan panas guguran tersebut mengakibatkan terjadinya hujan abu tipis di Pos Babadan pada pukul 08.03 dan pada pukul 08.37 hujan abu terjadi di sekitar Pasar Talun,” kata Hanik dalam keterangannya, Selasa (30/3).

Sementara itu, pada pemantauan Senin (29/3) kemarin, teramati guguran lava pijar sebanyak 18 kali dengan jarak luncur maksimum 800 meter ke arah barat daya dan sebagian ke arah tenggara.

“Dari sisi kegempaan, tercatat ada 162 gempa guguran, lima gempa hybrid atau fase banyak, dan tiga gempa hembusan,” ujarnya.

Sampai saat ini, kata Hanik, aktivitas Gunung Merapi sendiri masih berada di Level 3 atau siaga sejak dinaikan statusnya pada 5 November 2020.

Dengan status itu, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya. Meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. Sedangkan pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 kilometer.

“Lalu, lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak,” imbuhnya.

BPPTKG mengimbau, masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan selalu mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

“Tak hanya itu, kegiatan penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III juga direkomendasikan untuk dihentikan sementara,” pungkasnya. (der/fin)

Beri komentar :
Share Yuk !