JAKARTA – Beberapa tokoh, sudah merapat ke Istana Negara. Dari Nadim Makarim, Wishnutama, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Airlangga Hartarto, sampai mantan Sekeretaris Negara Pratikno. Namun, secara politis, ada dua sosok yang menonjol dari beberapa tokoh tersebut, yakni Erick Thohir dan Prabowo Subianto.
Erick Thohir, bukan saja dikenal sebagai sosok pengusaha sukses di bidang media, hingga pemilik klub sepakbola di Inggris dan Italia. Namanya makin moncer, setelah dipercaya menjadi Ketua Tim Pemengangan Jokowi-Ma’ruf Amin pada Pilpres lalu.
Pendiri Mahaka Group itu paham sekali kultur dan konsep perang dalam kancah pilpres. Sosok ini pun dinilai, akan menempati posisi strategis di kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin.
Setelah itu Prabowo Subianto. Ia mengklaim akan menjadi menteri di bidang pertanahan. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengaku siap untuk membantu Presiden Joko Widodo dalam kabinet dengan fokus kerja di bidang pertahanan.
Mantan aktivis 98 Maruli Hendra Utama meyakini, dari sekian banyak sosok yang menonjol, Erick Thohir dan Prabowo bakal memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya.
”Setelah menteri, nanti naik kelas. Erick Thohir bisa saja menjadi capres 2024. Termasuk Prabowo, yang masih berambisi,” terang Dosen Sosiologi Universitas Lampung, kemarin (21/10).
Kepentingan politik keduanya sangat kuat. Meski Erick Thohir tidak pernah membuka kran untuk membicarakan hal ini. ”Erick Thohir sudah tahu medan. Meski pada saat itu, dirinya buka capres. Tapi dia tahu kunci-kuncinya. Tentu dia juga paham, bagaimana kekuatan Prabowo. Ini hanya kalkulasi awal,” ungkapnya.
Terpisah, Pengamat politik dari Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo menyebutkan kemungkinan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi menteri kabinet Jokowi-Ma’ruf, untuk memperkuat dukungan politiknya pada Pemilu 2024.
“Ya, yang paling bisa dianalisis, Prabowo. Kalau menerima jabatan menteri akan memengaruhi dan menentukan perjalanan politiknya ke depan. Inilah yang perlu dikaji lebih dalam. Kira-kira apa alasan yang melatar belakanginya,” kata Karyono.
Ada dua kemungkinan kalkulasi politik jika Prabowo menjadi menteri. Pertama, mungkin Prabowo sedang membuat eksperiman politik baru dengan cara masuk di pemerintahan untuk memanfaatkan posisinya di pemerintahan untuk menambah legacy dan memerkuat dukungan politiknya di pilpres 2024.
“Bisa jadi ya, Prabowo mengubah strategi lama dari oposisi bergeser menjadi mitra koalisi pemerintah,” timpalnya.
Prabowo, sedang berspekulasi mengadu nasib dari posisinya menjadi menteri untuk meraih kursi presiden ke depan. “Pertanyaannya, apakah dengan cara ini akan efektif. Keberhasilan cara ini masih akan diuji. Tingkat keberhasilannya tentu tergantung dinamika politik ke depan,” jelasnya.
Kemungkinan kedua jika benar Prabowo memilih menjadi menteri, bisa jadi ini merupakan indikator dia tidak akan maju lagi menjadi capres pada pemilu yang akan datang. “Boleh jadi, ada skenario lain, dimana Prabowo akan mendukung kandidat lain yang merupakan bagian dari deal politik saat ini,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Karyono menyebutkan ada yang menarik sekaligus menimbulkan tanda tanya soal kehadiran Prabowo di Istana kali ini. Salah satunya dari segi pakaian yang dikenakan Prabowo.
“Tidak seperti biasanya, dimana Prabowo kerap mengenakan kemeja safari lengan pendek, baju batik dan jas resmi ketika pertemuan formal. Tapi kali ini, Prabowo mengenakan kemeja putih ala Jokowi sebagaimana yang dikenakan oleh sejumlah tokoh yang hadir di Istana hari ini (kemarin, red) untuk memenuhi panggilan Presiden Jokowi,” jelasnya.
Dari kemeja putih yang dikenakan, menimbulkan teka-teki yang masih belum terjawab. Kehadiran Prabowo masih menyisakan pertanyaan, apakah kehadirannya menyiratkan dia akan menerima posisi menjadi menteri atau kehadirannya di Istana dalam kapasitasnya sebagai ketua umum Gerindra.
Rumor Prabowo akan menjadi Menteri Pertahanan sudah mencuat dalam beberapa hari lalu. “Isyarat kemeja putih lengan panjang yang dikenakan Prabowo di istana siang tadi (kemarin, red) seolah memberi isyarat. Ya kita tunggu saja,” timpalnya.
Ya, Prabowo Subianto mengisyaratkan ada dua kader Partai Gerindra yang masuk dalam kabinet yang akan segera dibentuk oleh Presiden Jokowi. “Yang dipanggil dua jadi berapa kira-kira,” kata Prabowo menjawab pertanyaan wartawan.
Keduanya datang ke Istana Kepresidenan secara bersamaan dan keluar pun bersamaan. Keduanya juga mengenakan kemeja putih sebagaimana calon menteri dan calon pembantu Presiden yang dipanggil sebelumnya.
Baik Prabowo Subianto maupun Edhy Prabowo tidak banyak memberikan keterangan kepada wartawan, namun memilih menyerahkan kepada Presiden.
Sementara itu Erick Thohir mengaku tidak pernah berpikir untuk berkecimpung di pemerintahan, namun dengan pemikiran Presiden Jokowi yang positif dan prorakyat, ia siap terjun di pemerintahan.
“Dengan segala kerendahan hati, background saya swasta, sama seperti Nadiem Makarim dan Wishnutama, tidak pernah berkecimpung di pemerintahan,” kata Erick Thohir usai bertemu Presiden Jokowi.
Ia menyebutkan menjalankan bagian tugas negara kadang-kadang tidak pernah terpikirkan. “Tapi beliau (Presiden Jokowi, red) memaparkan pemikiran beliau yang saya rasa kita semua wajib membantu dan ini sesuai pidato kemarin, ini buat rakyatlah,” ujarnya menjelaskan.
Menurut dia, pemikiran Presiden Jokowi sangat positif untuk rakyat ke depan. Mengenai menteri apa yang dipercayakan kepadanya, ia mengatakan masalah posisi biar Presiden Jokowi yang mengumumkan.
“Interview saya dan masing masing calon menteri cukup lama karena memang beliau sangat detail mem-breakdown rencana kerja,” tuturnya.
Menurut dia, hal itu akan menjadi key performance indicator (KPI) bagi masing masing menteri. “Kalau saya melihatnya jabatan ini bukan sesuatu yang euforia, tapi amanah yang menurut saya sangat berat untuk dijalankan,” ucapnya.
Apalagi, lanjutnya, Presiden Jokowi juga tidak sungkan-sungkan mewajibkan semua menteri harus menandatangani pakta integritas. “Beliau juga sampaikan beliau akan mencopot menteri-menteri yang tidak bisa jalankan KPI. Ini saya rasa bukan sebuah jabatan yang wah jadi menteri. Tapi ini jabatan yang berat,” katanya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo melalui akun media sosialnya kemarin, mengungkapkan kriteria menteri yang dipilih untuk membantunya selama pemerintahan periode kedua 2019-2024.
Presiden Jokowi melalui akun twitternya @jokowi menyebutkan ingin para menteri terpilih adalah sosok yang inovatif, produktif, pekerja keras dan cepat. “Sosok yang tidak terjebak rutinitas yang monoton,” ujar Jokowi.
Menurut dia, tugas pemerintah yang dipimpinnya bukan hanya membuat dan melaksanakan kebijakan, tetapi memastikan masyarakat menikmati pelayanan dan hasil pembangunan.
Cuitan di twitter dan unggahan di akun instagram tersebut dilengkapi dengan foto saat Presiden Jokowi dilantik menjadi Presiden RI periode 2019-2024, di Gedung MPR/DPR/DPD RI pada Minggu (20/10).
Unggahan di instagram lebih panjang, Presiden Jokowi menceritakan pengalaman pada tahun pertama di Istana lima tahun lalu. Saat mengundang masyarakat untuk halalbihalal, protokol meminta saya untuk berdiri di sebuah titik.
“Saya ikut. Tahun kedua, halalbihalal lagi, saya diminta berdiri di titik yang sama. Di titik itu lagi. Kali ini saya menolak,” kata Jokowi.
Ia bilang ke Menteri Sekretaris Negara, “Ayo pindah lokasi”. Kalau tidak pindah, akan jadi kebiasaan, akan dianggap sebagai aturan dan wajib diikuti. Menurut dia, itu contoh kecil kegiatan yang monoton dan rutinitas yang membelenggu.
Jokowi menyebutkan ada banyak contoh besar di mana semua terjebak dalam rutinitas yang monoton. “Padahal, dalam dunia yang sangat dinamis dan yang kompetitif, kita harus terus mengembangkan cara-cara baru. Nilai-nilai baru,” kata Presiden Jokowi. (tim/fin/ful)
samb: Jokowi Ungkap Kriteria Menteri