Puluhan Siswa di Kebumen Belajar di Gubuk, Wabup segera Usulkan Pembangunan

Saefur Rohman / Kebumen Ekspres
BANGUNAN SEKOLAH: Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Candirenggo di Desa/ Kecamatan Karanggayam Karanggayam yang masih berupa gubuk. Wakil Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto saat meninjau lokasi. (bawah)

 

KEBUMEN – Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Candirenggo di Desa/ Kecamatan Karanggayam terpaksa belajar di gubuk. Pasalnya, sekolah ini belum memiliki bangunan kelas yang bisa digunakan peserta didiknya untuk belajar.

Sebanyak 75 siswa harus rela belajar dalam sebuah bangunan berbahan bambu dan kayu yang berdiri di lahan wakaf warga setempat. Bangunan itu dibagi menjadi dua ruangan berukuran sekitar 6×4 meter sebagai ruang kelas.

Jangankan meja, kursi tempat mereka duduk pun tak ada. Sementara, lantai ruang kelas seadanya dari tatanan keramik bekas yang disana-sini bercampur tanah. Sekolah inipun nyaris terbuka dan hanya mengandalkan tirai bambu. Hanya papan tulis usang yang sudah mengelupas pada sejumlah bagian menjadi penanda bangunan itu merupakan tempat belajar.

Wakil Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto saat meninjau lokasi.

Revita salah satu guru kelas di MTs Candirenggo menuturkan, sekolahnya itu dulunya berlokasi di Desa Candirenggo Kecamatan Ayah. Hanya, saat itu sekolah kesulitan mendapatkan siswa hingga kemudian “boyongan” ke Kecamatan Karanggayam, yang jaraknya tak kurang dari 25 km dari lokasi semula.

Meski sudah pindah alamat, nama MTs Candirenggo tetap dipertahankan dengan alasan agar pihak sekolah tidak kehilangan dana BOS yang sangat diperlukan untuk operasional. “Dulu di Ayah, kemudian pindak kesini, karena sudah ada dana BOS kita tetap menggunakan nama Mts Candirenggo,” ujar Revita, saat menerima rombongan Wakil Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto yang datang meninjau MTs Candirenggo.

Revita pun menuturkan suka duka mereka kepada Wakil Bupati Arif. Sebelum menempati lokasi sekarang, kata Revita, para siswa belajar di masjid. Sampai kemudian ada warga yang mewakafkan lahan dan dibangun sekolah seperti saat ini.

Suka duka sebagai guru pun dirasakan Revita dan guru lain. Bahkan, saat Wakil Bupati dan rombongan datang Kepala Sekolah MTs Candirenggo, Laras Indriati, tak ada di lokasi. Bukan karena mbolos. Laras sedang terbaring di rumah sakit. “Kepala Sekolah Mts Candirenggo, Laras Indriati, kebetulan beliau tidak bisa hadir sedang dirawat di rumah sakit,” ungkap Revita.

Wakil Bupati Arif Sugiyanto yang didampingi Kepala Disporawisata Kebumen Azam Fathoni, Camat Karanggayam, kemudian berkeliling meninjau kondisi sekolah MTs Candirenggo.

Wakil Bupati Arif terlihat menghela nafas panjang setelah berkeliling. Diakui Arif, ia merasa prihatin dengan kondisi tersebut. “Saya mendapat informasi dari warga. Kemudian yang kami lakukan, kami memerintahkan pak camat untuk mengecek kondisinya dan sangat memprihatinkan,” katanya.

Wakil Bupati Arif menegaskan, siswa MTs Candirenggo tak boleh berlama-lama belajar dengan kondisi seperti itu. Ia pun langsung memutuskan untuk merencanakan pembangunan sekolah tersebut.

“Kita bisa lihat kondisinya terbuka seperti itu. Ini bukan sekolah alam, tapi memang belum berkemampuan membangun gedung dan ruang kelas. Kita sudah perintahkan Dinas PU untuk membuat desain, selanjutkan akan saya jadikan proposal untuk pengajuan pembangunan sekolah ini,” kata Arif. (fur)

Beri komentar :
Share Yuk !