Ayah Achmad Arief, Sang Kiai Jawara dari Kebondalem

Sekira tahun 1962-an, puluhan orang anak tampak antusias berlatih gerakan jurus-jurus silat. Pemandangan itu tersua di sebuah padepokan yang beralamat di Jalan Jenderal Suprapto Gang III/21 Kebondalem, Purwokerto. Dua tahun berselang, pemuda Kebondalem pun banyak yang ikut bergabung berlatih silat kepada Kiai Achmad Arief –atau akrab disapa Ayah.

Sewindu kemudian (1970), padepokan asuhan Ayah barulah melembaga menjadi Keluarga Besar Perguruan Pencak Silat (KBPPS) “ASMA”. Dalam sejarahnya, KBPPS ASMA inilah yang kemudian membidani kelahiran Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Cabang Purwokerto (1976).

Lebih dari itu, KBPPS ASMA dua kali mendapat kepercayaan dari Pusat Produksi Film Negara (PPFN) yang bermarkas di Jakarta. Pada tahun 1971, para pendekar dari KBPPS ASMA dilibatkan dalam pembuatan film Kelabang Hitam; satu dekade berikut (1982), anak-anak asuhan Ayah kembali terlibat dalam syuting film layar lebar (Kereta Api Terakhir). Kedua film tersebut pengambilan syutingnya bertempat di Purwokerto.

Kisah Pengembara

Jauh hari sebelum mengajarkan jurus-jurus silat kreasinya, Kiai Achmad Arief telah mengembara ke sejumlah padepokan silat. Mula-mula dirinya berguru pada sang ayah Kiai Hasan Umar. Saat itu usianya baru
menginjak 13 tahun.

Selanjutnya, pemuda Achmad Arif belajar pada banyak guru silat, antara lain KH Maksudi di Sokaraja Wetan, KH Usman (Kaliwedi Kebasen), Gan Aging (Pasirhayam Cianjur), R Dasuki (Cikalong Bogor), hingga pada Cep Burhan dan Sinshe Kiem Siong di Bandung. Selepas dari Bandung, ia berguru pada Ajengan Angga Kusuma dan Ajengan Dita Praja (Cimandy Bogor), hingga akhirnya bersua Kiai Abdul Latief di Caringin (Serang). Nama terakhir ternyata masih terhitung kerabat dekat dari sang paman sendiri.

Tahun 1951 pengembaraan pemuda Achmad Arief sampailah ke tlatah Rawayan Banten untuk berguru pada Kiai Ajbar Muin. Sang guru inilah yang kemudian menasihati dirinya agar pulang ke kampung halaman dan mengembangkan ilmu silat yang telah ia peroleh.

Beberapa tahun lamanya pemuda Achmad mengkaji berbagai jurus silat, sebelum mencipta dan mengajarkan jurus-jurus silat hasil kreasinya. Akhirnya, sejak tahun 1962 kiai muda ini me-launching silat yang di kemudian hari dikenal dengan sebutan Pencak Silat ASMA.

Pada tanggal 01 Mei 2011, Kiai Achmad Arief berpulang ke hadirat Allah SWT. Setelah itu, estafeta KBPPS ASMA dilanjutkan oleh murid-muridnya. Ustaz Sarno Hifni Abdillah, misalnya, nguri-uri pencak silat ini di daerah Beji Kedungbanteng.

“Boleh dibilang, anak-anak Ayah tidak menuruni bakat silat beliau,” ujar Ny Titin putri keenam almarhum Kiai Jawara Achmad Arief.

(Akhmad Saefudin SS ME, Penulis Buku 17 Ulama Banyumas)

Beri komentar :
Share Yuk !