Dihantam Covid-19, UMKM Sukul Purwokerto Tutup Sementara

Kondisi Sukul Purwokerto saat proses renovasi di masa pandemi Covid-19, Rabu (03/03/2021). (Dok. Nawang Pramudea Cahyani)

Oleh : Nawang Pramudea Cahyani (*)

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia sedang terhambat karena pandemi Covid-19. Ini menyebabkan banyaknya UMKM tutup sementara maupun gulung tikar. Hal tersebut, menjadi tantangan berat untuk pemerintah dalam memajukan pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat pandemi seperti ini.

Purwokerto Selatan, Banyumas, Jawa Tengah merupakan salah satu daerah yang berada di tengah-tengah kota. Sehingga menjadikan daerah tersebut dikelilingi oleh banyak UMKM. Tak bisa dipungkiri, adanya pandemi Covid-19 memberikan dampak buruk bagi UMKM diPurwokerto, dari UMKM yang sudah lama berdiri, yang sedang dibangun, atau bahkan yang baru saja merintis usahanya.

Bukti nyata adanya dampak dari pandemi Covid-19 terhadap UMKM adalah tutupnya salah satu UMKM yang menyediakan berbagai kuliner di Purwokerto Selatan yaitu Sukul Purwokerto.

Dampak Pandemi Covid-19 terhadap UMKM Sukul Purwokerto

Sukul yang berarti “Surga Kuliner”, terpaksa tutup sementara karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kota Purwokerto.

Outlet makanan ini baru saja dirintis oleh dua orang remaja yaitu Kiki Rahmawati dan Safa Sabela. Dirintis pada tahun 2019 akhir dari hasil tabungan mereka berdua dan terpaksa tutup pada awal tahun 2020 merupakan kesedihan yang sangat mendalam yang dialami mereka.

“Padahal, baru saja dibangun Oktober tahun 2019 dan lagi hectic-hecticnya juga karena ramai pembeli. Tapi, terpaksa tutup karena PSBB”, ujar Kiki Rahmawati, salah satu owner Sukul Purwokerto.

Berada di Jalan Pahlawan Gg V No 1, Tanjung, Purwokerto Selatan, Jawa Tengah. Dekat dengan jalan raya, pemukiman warga, dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Bina Cipta Husada Purwokerto menjadi salah satu faktor outlet Sukul ini cukup strategis dan dikenal banyak orang. Tetapi, karena berada di gang dan bersebelahan dengan dua ruko, menjadikan outlet ini cukup sempit untuk dijadikan tempat nongkrong atau bersantai para anak muda.

Selain ditutup sementara, Sukul juga terpaksa direnovasi karena lama tidak dikunjungi selama pandemi menjadikan outlet ini tidak dirawat dengan baik sehingga banyak barang yang berantakan, kotor, dan sedikit rusak. Tidak hanya barang, pintu dan tembok juga banyak yang terkelupas dan sudah tidak seperti awal lagi.

“Iya, kan karena tidak diperbolehkan untuk keluar rumah selama PSBB, jadi tempatnya tidak dikunjungin juga, tidak dicek, tidak diurus. Nah, setelah diperbolehkan keluar rumah, baru deh kami cek tempat dan nabung lagi buat renovasi biar lebih bagus”, ujar Kiki Rahmawati, ketika dikunjungi langsung di Sukul Purwokerto.

Renovasi yang dilakukan ternyata membutuhkan cukup banyak modal. Tetapi, karena uang renovasi belum mencukupi, akhirnya Kiki dan Bella memutuskan untuk menunda sebentar proses renovasi sembari menabung untuk biaya renovasi Sukul Purwokerto.

Berbagai permasalahan yang dihadapi tentu saja mempengaruhi tujuan pembangunan berkelanjutan dalam bidang ekonomi. Berbagai dampak dan pengaruh buruk terjadi secara tiba-tiba.
Pandemi Covid-19 telah mengubah tatanan kehidupan bermasyarakat, sehingga para masyarakat yang memiliki UMKM tidak dapat lagi menjalankan usahanya secara normal seperti sebelum adanya pandemi. Masalah ini sangat berpengaruh pada capaian SDGs-8 yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.

Tujuan dan target yang harus dicapai pada tahun 2030 ini akan sedikit terhambat karena adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi menurun dan banyaknya masyarakat yang tidak mendapatkan pekerjaan yang layak. Maka dari itu, pemerintah harus menyusun strategi dan inovasi baru agar capaian SDGs-8 dapat tercapai pada tahun 2030.

Upaya dan Inovasi yang Dapat Dilakukan

Berbagai upaya dan inovasi dilakukan oleh pemerintah dan para masyarakat dalam meningkatkan kembali pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang sedang menurun akibat pandemi.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah sendiri adalah memberikan bantuan modal kepada para UMKM yang terkena dampak pandemi. Dengan adanya bantuan modal, UMKM yang gulung tikar dan tutup sementara dapat membuka kembali usahanya. Sehingga, para pekerja yang sempat kehilangan pekerjaannya dapat bekerja kembali.

Hal yang sama dirasakan juga oleh outlet Sukul Purwokerto. Terpaksa, owner sekaligus pegawai di Sukul Purwokerto yaitu Kiki dan Bella harus berhenti bekerja karena dampak yang dialami dari pandemi.

“Karena outlet Sukul ini belum mempunyai karyawan, jadilah kami bekerja sendiri dulu. Tapi, lama kelamaan kami berfikir untuk berencana mencari karyawan biar bisa bantu menjaga outlet Sukul. Semua rencana akhirnya menjadi wacana dan kami terpaksa untuk berhenti bekerja sementara karena adanya pandemi Covid-19”, ujar Kiki Rahmawati.

Pemerintah juga bisa memberikan pelatihan kerja kepada para calon pekerja agar mereka memiliki pengalaman dan bekal ketika nantinya turun langsung ke lapangan. Selain upaya dari pemerintah, ada juga upaya yang dapat dilakukan oleh owner Sukul Purwokerto yaitu dengan cara merenovasi tempat agar terlihat bagus dan menarik serta menambah menu-menu baru.

Dengan berbagai upaya dan inovasi yang dilakukan oleh pemerintah dan para pemilik UMKM, diharapakan capain SDGs-8 dapat tercapai di tahun 2030, meskipun pandemi Covid-19 belum berakhir. (*)

Penulis : Nawang Pramudea Cahyani

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Beri komentar :
Share Yuk !