Implementasi ICM Bagi Pemahaman Siswa

Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap siswa agar kelak selesai pendidikannya dapat memahami, menghayati dan mengamalkan Agama Islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun kehidupan masyarakat (Aat, Sohari, Muslih, 2008:11-16).

Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah Dasar. Oleh karena itu Pendidikan Agama Islam harus mampu membimbing, mendidik dan mengajarkan ajaran Islam terhadap siswa baik mengenai jasmani maupun rohani.

Untuk menciptakan kualitas pembelajaran yang optimal maka perlu adanya peran dari berbagai faktor seperti peran pendidik, media pembelajaran, sarana prasarana dan kesiapan siswa mengikuti proses pembelajaran.

Permasalahan yang sering dijumpai dalam pengajaran agama islam adalah bagaimana cara menyajikan materi kepada siswa secara baik sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efisien. Seperti halnya yang terjadi di SD Negeri 3 Mandiraja Wetan, materi pemahaman Asmaul Husna siswa pada kelas 3 masih tergolong rendah.

Data hasil belajar menunjukan 4 dari 18 siswa tuntas belajar pada KD 3.4 memahami makna al-Asmaul al-Husna: al-Wahhab, al-‘Alim, dan AS-Sami’. Oleh karena itu, pembelajaran PAI harus dirubah menjadi pendekatan yang berorientasi pada siswa. Solusi untuk masalah tersebut guru penerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Index Card Match dalam pembelajaran.

Salah satu strategi pembelajaran aktif yang membuat siswa semangat dan aktif dalam pembelajaran yaitu penerapan Index Card Match (ICM). Strategi pembelajara ICM adalah cara pembelajaran yang menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pembelajaran. Cara ini memungkinkan peserta didik untuk berpasangan dan memberi pertanyaan kuis untuk kepada temannya (Melvin, 2014: 250).

Strategi pembelajaran Index Card Match memiliki kelebihan yaitu menumbuhkan kegembiraan dalam hal belajar mengajar. Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa. Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar.

Penilaian dilakukan pengamat dan pemain (Wina, 2008: 200). Adapun tujuan ICM ini adalah melatih siswa agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok (Ismail, 2008:82). Dengan menggunakan ICM diharapkan siswa aktif dan bisa memahami materi yang dipelajari.

Implementasi strategi pembelajaran ICM dilaksanakan di kelas 3 SD Negeri 3 Mandiraja Wetan pada tahun pelajaran 2019/2020 semester 1 pada materi memahami Asmaul Husna. Pembelajaran diawali dengan menyampaikan tujuan pembelajaran pada siswa. Guru memberikan penjelasan alur pembelajaran ICM. Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai materi. Setiap siswa diberi kartu Asmaul Husna.

Siswa mencari pasangan yang cocok dengan kartu yang dipegang. Setelah menemukan pasangan, siswa membaca kartu yang dipegang didepan kelas bersama pasangan. Guru memberikan LKS untuk dikerjakan. Siswa bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Melalui penerapan strategi pembelajaran ICM, pembelajaran Asmaul Husna dapat diselenggarakan secara efektif sehingga siswa mampu memahami nama-nama yang terdapat pada Asmaul Husna. Terbukti dengan perolehan data hasil belajar kelas 3 yang menunjukan 15 dari 18 siswa tuntas belajar. Dengan menerapkan ICM pada mata pelajaran PAI siswa terlihat semangat, aktif dan mampu memahami materi yang dipelajari.

Guru PAI bisa menerapkan strategi pembelajaran ICM agar siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Selain itu juga siswa mampu memahami materi yang dipelajari. Walaupun menyita waktu, ICM layak diterapkan di kelas.

TURIJAH, S.Pd.I.
Guru Pendidikan Agama Islam
SD Negeri 3 Mandiraja Wetan,
Korwilcam Dikpora Mandiraja.

 

 

Beri komentar :
Share Yuk !