Mengimplementasikan 5M dalam Pembelajaran Jarak Jauh

Sejak pandemi covid-19 melanda Indonesia pertengahan Maret 2020, seluruh sekolah di wilayah Indonesia mau tidak mau harus melakukan Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ. Mulai pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi memberlakukan PJJ. Pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan dengan menggunakan daring, luring, atau kombinasi keduanya yang disesuiakan dengan kondisi sekolah masing-masing.

Meskipun pembelajaran dilakukan secara jarak jauh, pendidik perlu mengingat kembali bahwa pada hakikatnya tujuan pendidikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Setelah mengikuti pembelajaran, siswa diharapkan mampu mengembangkan kompetensi yang ada. Sehingga, mereka dapat menalar, menjadi pribadi mandiri yang mampu menghadapi ujian bermakna, dan kelak siap untuk mengatasi tantangan dalam kehidupan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, proses belajar tidak dapat sepenuhnya dikendalikan oleh guru. Pembelajaran harus melibatkan kolaborasi yang baik antara guru dengan orang tua. Oleh karena itu, guru perlu merancang pembelajaran jarak jauh yang bermakna sehingga mampu mengembangkan kompetensi siswa. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus relevan secara konten dan konteks dengan kehidupan siswa.

Lalu, bagaimana merancang pembelajaran jarak jauh yang dapat mengembangkan kompetensi siswa? Cara 5M adalah pilihan cara untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan dengan melibatkan siswa, orangtua atau komunitas. Adapun cara 5M tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

Pertama, memanusiakan hubungan. Pada tahap ini, praktik pembelajaran dilandasi orientasi pada anak berdasarkan relasi positif yang saling memahami antara guru, siswa, dan orang tua. Dalam tahap ini yang harus dilakukan oleh guru adalah mengumpulkan informasi terlebih dahulu mengenai kesiapan orang tua dalam mendampingi putra-putrinya melakukan pembelajaran jarak jauh. Guru menyediakan waktu berbincang yang bebas dengan orangtua dan siswa, memperkirakan durasi pengerjaan tugas yang akan diberikan, dan membuat kesepakatan dengan orang tua terkait cara pengerjaan tugas siswa. Selain itu, pada tahap ini guru harus menyiapkan aktivitas dan tugas belajar yang memadukan tujuan kurikulum, minat siswa, dan isu yang sedang hangat dibicarakan.

Kedua, memahami konsep. Praktik pembelajaran ini memandu siswa bukan sekadar menguasai konten tapi menguasai pemahaman mendalam terhadap konsep yang dapat diterapkan di beragam konteks. Pada tahap ini, guru harus memberikan penjelasan terlebih dahulu kepada orang tua tentang tujuan dan proses belajar jarak jauh melalui video tutorial atau infografis. Dalam memberikan tugas, guru hendaknya memberikan tugas yang terkait dengan lingkungan rumah untuk kelas kecil, sedangkan untuk kelas besar dapat membahas tema terkait persoalan yang sedang hangat dibicarakan. Pada akhir pembelajaran, guru hendaknya menyediakan pertanyaan terbuka yang memfasislitasi siswa untuk mengeluarkan pendapatnya.

Ketiga, membangun keberlanjutan. Dalam praktik pembelajaran ini, guru harus memandu siswa agar mengalami rute pengalaman belajar yang terarah dan berkelanjutan melalui umpan balik dari berbagai pihak. Guru hendaknya membuat panduan tugas yang rinci namun tidak mendikte. Pada setiap pemberian tugas, guru harus selalu meberikan umpan balik dengan memberikan kalimat penyemangat untuk kelas kecil maupun tugas yang perlu diperbaiki untuk kelas besar. Guru dapat melakukan assesmen formatif untuk membantu siswa memahami kemampuan awalnya dan kebutuhan belajar berikutnya dengan memberikan gambar ekspresi wajah untuk kelas kecil atau soal yang sederhana untuk kelas besar.

Keempat, memilih tantangan. Praktik pembelajaran ini bertujuan untuk memandu siswa menguasai keahlian melalui proses berjenjang dengan; pilihan tantangan yang bermakna. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan menyediakan jam belajar. Untuk kelas kecil jam belajar dapat menyesuaikan dengan kegiatan orang tua. Pada kelas besar disesuaikan dengan jam belajar di sekolah. Kombinasikan aktivitas dengan diskusi atau bergerak. Kemudian guru juga dapat menyediakan pilihan tugas yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih tugas yang dapat dilakukannya.

Kelima, memberdayakan konteks. Praktik pembelajaran ini bertujuan untuk memandu siswa melibatkan sumber daya dan kesempatan di komunitas sebagai sumber belajar sekaligus berkontribusi terhadap perubahan. Dalam hal ini guru menyediakan tugas yang membuat siswa dan orang tua merasa berkontribusi terhadap persoalan yang sedang hangat dibicarakan. Guru hendaknya menghindari tugas yang mendorong siswa berinteraksi dengan banyak orang di tengah masa pandemi ini. Dalam memberikan tugas, guru juga harus memperhatikan kebutuhan dan kondisi siswa yang berbeda-beda.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran jarak jauh dapat terlaksana dengan efektif dan bermakna, jika guru mau mengimplemetasikan cara 5 M yang telah diuraikan di atas. Di masa pandemi ini, guru harus memahami bahwa pembelajaran tidak hanya bertujuan untuk mengejar target kurikulum, namun guru harus melakukan pembelajaran yang benar-benar bermakna dan mampu memberikan pengalaman yang baik kepada seluruh siswa.(*)

Nur Rohimah, S. Pd.
Guru SMP Negeri 3 Kalibening
Banjarnegara

Beri komentar :
Share Yuk !