Pembelajaran Daring Yang Menjadi Dilema

Oleh : Tri Hindarti S.Pd
Unit Kerja : SDN 1 Purwokerto Wetan

Pandemi covid telah berlangsung cukup lama. Sudah setahun lebih tak kunjung hilang dari muka bumi ini. Hal ini membuat para ibu rumah tangga lulus predikat guru S1 bagi anak-anaknya. Tak sedikit ibu-ibu yang mengeluh akan hal ini, tiap hari membagi tugas rumahnya yang begitu banyak dan juga menjadi guru bagi anak-anaknya. Bahkan bagi seorang ibu yang setiap harinya berprofesi sebagai wanita karir ataupun pekerja , sepulang mereka bekerja dengan lelah di tubuhnya ,mereka harus tetap membimbing anak-anaknya dalam pembelajaran daring ini.

Pembelajaran daring ini memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan yang bisa di dapat dari pembelajaran daring ini antara lain : 1) seorang ibu dan anak jadi lebih menguasai teknologi kebanyakan para warga +62 menyebutnya dengan “Melek IT”, digitalisasi semakin UP sehingga manusianya semakin canggih, 2) dengan digitalisasi , semua dibuat serba praktis dan cepat , bahkan dengan jarak yang jauh pun pesan ataupun tugas bisa sampai dengan cepat, dan yang ke 3) pasti , mencegah penularan virus covid-19 karena tidak perlu bertemu dengan orang banyak , cukup on line dari rumah. Di sisi lain pembelajaran daring juga memiliki kelemahan, antara lain 1) bagi siswa , pembelajaran daring kurang bisa dipahami karena tanpa bertemu guru secara langsung , penyampaian materi yang belum bisa dimengerti siswa pasti akan sulit dipahami, 2) tentunya belajar daring memerlukan hp atau android yang support , bahkan sampai harus memiliki laptop yang support juga, yang ke 3) sudah pasti belajar dalam jaringan membutuhkan paket data yang banyak , padahal pembelajaran berlangsung setiap hari , sehingga tak sedikit para orang tua mengeluh harus menghabiskan isi dompetnya untuk membelikan paket data bagi anak-anaknya, terlebih bagi para orang tua yang penghasilannya masih dibawah minimum , hal ini sangat memberatkan mereka sedangkan untuk membeli kebutuhan sehari-hari saja mereka masih tergopoh-gopoh, yang ke 4) dengan pembelajaran daring yang serba menggunakan android dan anak-anak bisa mengakses apapun dalam dunia maya ini , mengakibatkan anak susah dikontrol seperti contohnya selesai mengerjakan tugas yang diberikan bapak ibu gurunya , yang mereka lakukan adalah beralih ke game. Tak sedikit anak yang sudah menjadi korban game on line sampai mengalami kecanduan, bahkan banyak diantara mereka sampai terganggu jiwa dan mentalnya, karena setiap hari disandingkan dengan android.

Banyak sekali dilemma yang ada pada masa pandemi ini, terutama dilema pada pembelajaran daring anak-anak. Peran orang tua harus lebih dari biasanya. Digitalisasi pendidikan memang harus namun guru sebenarnya tetap tidak bisa tergantikan, karena dengan adanya sosok guru , orang tua merasa terbantu sekali dalam mendidik anak-anaknya dalam belajar baik , bahkan guru juga sangat berperan dalam pembentukan karakteristik siswanya. Dengan pembelajaran daring ini , guru terbatas sekali dalam membelajarkan etika kepada siswanya. Etika siswa sekarang mungkin telah berubah drastis dari yang mereka biasa tertanam dengan kesopanan dan kesantunan tetapi sebaliknya sekarang mereka semakin acuh dengan sekitar. Terlalu miris untuk di amati hal-hal seperti ini , bagaimana kondisi anak-anak sebagai generasi penerus bangsa nantinya jika mereka masih berlama-lama lagi menjalani sekolah on line ini, bagaimana nasib negara tercinta ini jika pandemi belum berhenti juga.

Pandemi ini berakibat buruknya mental pada anak-anak , anak cenderung mudah emosional, selfish (egois), kurang bersosialisasi karena terlalu disibukkan dengan androidnya. Oleh karenanya peran para orang tua sangat pokok sekali dalam pembimbingan belajar daring mereka di masa pandemi ini, karena peran guru sudah tidak bisa maksimal lagi membimbing mereka seperti layaknya pembelajaran tatap muka, semua akses melakukan kegiatan offline serba dibatasi karena sebagai upaya memutus mata rantai penularan covid. Dampak dari pandemi ini mungkin tidak semua anak mengalami perubahan mental yang menurun dari kebiasannya sebelum pandemi melanda , hanya saja yang saya alami sendiri setelah melakukan pengamatan di lingkungan sekitar banyak melihat fenomena anak-anak yang mempunyai perubahan kebiasaan dan perubahan mental. Saya disini ditempatkan pada dua posisi yakni sebagai ibu bagi anak-anak saya dan guru bagi anak-anak didik saya, sehingga saya bisa melihat dan mengamati sendiri perubahan anak-anak.

Harapan semua orang agar pandemi segera berakhir , tidak ada perasaan was-was lagi jika keluar rumah bahkan was-was terhadap anak-anak yang segala kebiasaan baiknya mulai hilang. Mari para orang tua jangan pernah lelah mendampingi anak-anak belajar daring , saya pun sebagai guru sekaligus orang tua tak henti dan lelahnya untuk terus semangat membimbing anak-anak dalam belajar daring, semoga segera esok hari pandemi ini akan hilang karena PertolonganNya Aamin Ya Robbal Aalamin. (*)

Beri komentar :
Share Yuk !