Komunikasi Sebagai Jalan Solusi Bagi Masalah Remaja

Oleh : Nur Rahmawati, S.Pd (*)

Masa remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, sehingga banyak perubahan yang terjadi di dalam dirinya. Baik perubahan fisik maupun psikis, dan terkadang perubahan tersebut bisa menimbulkan berbagai masalah. Salah satu permasalahan yang sering dialami remaja saat ini yaitu masalah yang berkaitan dengan kecemasan akibat penampilan fisik dan media sosial.

Titik awal munculnya permasalahan remaja, adalah ketakutan yang berlebihan jika mereka tidak diterima oleh kelompok teman sebayanya. Oleh karena itu, remaja cenderung akan fokus pada penampilan fisik dan penampilannya di media sosial.

Kekhawatiran akan penampilan fisik dan pengaruh media sosial yang terlalu membebani remaja akan menjadi kecamasan yang berpotensi pada depresi bagi remaja tersebut. Dari hasil wawancara dengan beberapa remaja, mereka akan merasa cemas ketika orang lain menemukan foto mereka di media sosial terlihat tidak menarik, selain itu remaja mendambakan like yang lebih banyak atas eksistesinya di media sosial. Padalah di masa pubertas, ramaja sedang mengalami perubahan fisik dan psikis yang dipengaruhi pula oleh pertumbuhan horman pada remaja.

Selain masalah penampilan dan sosial media, remaja juga dihadapkan pada permasalahan percintaan, tekanan dengan teman sebaya, permasalahan rokok dan penggunaan obat terlarang serta alkohol yang semakin marak terjadi tidak hanya di kota besar atau metropolitan saja, saat ini di desa-desa juga menjadi permasalahan yang perlu diwaspadai oleh remaja dan juga orang tua.

Berbagai permasalahan yang sedang dihadapi remaja, salah satu solusinya adalah membina komunikasi yang baik dengan anak yang sedang menginjak usia remaja. Dalam hal ini, orang tua sering kali merasa kesulitan untuk membangun komunikasi dengan remaja. Bukan tanpa alasan, seiring bertambahnya usia remaja, orang tua menganggap bahwa remaja sudah tau hak dan kewajibannya tanpa diingatkan, karena merasa bahwa anaknya sudah semakin besar dan sudah mengerti yang seharusnya diperbuat dan dilakukan. Sementara remaja, sering kali menganggap orang tua tidak bisa memahami dan mengerti apa yang diinginkannya. Hal ini yang bisa memicu jurang antara orang tua dan remaja akan semakin besar.

Namun, orang tua harus tetap berusaha menjalin komunikasi yang baik dengan anak remajanya. Karena dengan berkomunikasi yang baik, diharapkan bisa menghindarkan remaja dari permasalahan-permasalahannya. Berikut ini cara menjalin komunikasi yang baik dengan remaja, diantaranya:

  1. Hormati Pendapat Remaja

Orang tua disarankan untuk menunjukkan rasa hormat (respect) terhadap pendapat yang diutarakan remaja. Dengan begitu, komunikasi yang lancar bisa lebih mudah dibangun. Rasa saling menghormati akan menumbuhkan rasa saling membutuhkan, sehingga jika remaja memiliki permasalahan, dia akan lebih senang menceritakan kepada orang tuanya, dan ini bisa menghindarkan remaja dari pergaulan yang kurang baik, karena ada orang tua yang siap sedia mendengarkan dan menghormatinya kapanpun remaja membutuhkannya.

  1. Dengarkan

Remaja cenderung memiliki keinginan untuk menyampaikan apa yang dipikirkan dan dirasakan. Maka dari itu, orang tua bisa coba untuk memberi waktu dan mendengarkan apa yang disampaikan anak remajanya.

  1. Jangan Dimarahi

Ketika anak berbuat salah, atau mau melakukan hal yang tidak diinginkan orang tua, jangan langsung dijast ataupun dimarahi. Bangunlah percakapan dua arah, antara orang tua dan remaja. Jika komunikasi dua arah bisa terjalin, antara orang tua dan remaja bisa menyampikan pendapatnya masing-masing dan akhirnya bisa diketemukan solusi yang terbaik, dan remaja tidak akan merasa bahwa dia sedang dihakimi.

  1. Jangan Menyerang

Mungkin saja remaja melakukan hal yang tidak sesuai dengan keinginan orang tua. Meski begitu, bukan berarti orang tua boleh menyerang dan menyalahkan anak karena hal itu. Hindari kebiasaan memandang remaja tidak mengerti apa-apa, hanya karena dia belum memiliki pengalaman atau kemampuan seperti yang dimiliki orang tua, sehingga remaja tidak akan lari semakin jauh dari orang tuanya. Perlu diingat, orang tua tidak selalu benar dan anak tidak melulu salah.

  1. Menghargai privasi remaja

Remaja juga membutuhkan ruang privasi, sebaiknya orang tua menyediakan kamar tidur tidak bersama dengan saudaranya yang lain. Ada kalanya remaja perlu sendiri, tidak mau diganggu. Yang terpenting tetap perhatian dan menghargainya, ajak komunikasi ketika remaja sudah mau membuka diri lewat komunikasi terlebih dahulu. Remaja dan orang tua sama-sama setuju atau bisa melakukan konfrontasi/ batasan-batasan atas smartphone remaja, dan hal-hal lainnya, sehingga tidak ada remaja yang tersakiti.

  1. Menunjukkan ketertarikan pada hal yang menjadi minat remaja

Misalnya, orang tua khawatir akan kegemaran remaja pada salah satu genre musik Korea (K-Pop) atau modifikasi sepeda motor, membuatnya lupa belajar dan boros. Daripada mengomel bahwa hal tersebut tidak membawa manfaat (yang jelas-jelas akan tidak disukai remaja), lebih baik orang tua bertanya dan berdiskusi pada remaja tentang seluk beluk K-Pop tersebut, siapa artis favoritnya, apa kelebihannya, atau tentang hobbinya utak atik sepeda motor, alasannya, manfaat dan kelebihannya. Atau orang tua sesekali mengajak remajanya nonton bareng K-Pop kesukaannya, utak atik sepeda motor bersama. Orang tua yang perhatian dengan minat remaja, diharapkan remaja menjadi lebih bertanggung jawab akan minat dan tidak lupa dengan tugas utamanya sebagai remaja yang masih bersekolah.

Tidak semua cara komunikasi diatas langsung membuahkan hasil. Kita, orang tua perlu melakukan semuanya dengan tulus dan konsisten. Tulus mendampingi, membimbing anak remaja melewati masa-masa sulitnya dengan baik. Dan siap mengikuti prosesnya, semoga kita semua bisa menjadi orang tua yang siap siaga untuk keberhasilan para remaja kita. Tetap semangat untuk para orang tua, dan jangan pernah putus mendo’akan yang terbaik untuk mereka. (*)

* Nur Rahmawati, S.Pd adalah Guru BK SMA N 1 Bukateja

Beri komentar :
Share Yuk !