Muhammadiyah Merajut Masa Depan

Memajukan dan mencerahkan adalah diksi yang tepat disaat problematika kebangsaan dan kemanusiaan kian menghimpit kehidupan dan pergaulan antar manusia.

Memajukan adalah frasa aktif dalam upaya karsa untuk beranjak dari situasi yang terbelakang, diam di tempat/stagnan, ataupun kondisi yang biasa-biasa saja menjadi sesuatu yang progres, berjalan maju dan dinamis serta berdampak pada perubahan dari tingkat kecil, menengah ataupun besar sekaligus.

Tentunya berfikir dan bertindak maju adalah sebuah cara meraba masa depan untuk selanjutnya dapat andil mencipta masa depan. Dalam hal ini tentu Muhammadiyah selalu mendorong warganya untuk terlibat aktif dalam merancang masa depan keumatan dan kebangsaan secara lebih rasional, berkeadaban dan berkembang.

Cita-cita keadaban dalam segala bidang yang Muhammadiyah galakkan adalah upaya menyusun sebuah pondasi nilai kemanusiaan yang disarikan dari ajaran Islam untuk benar-benar memastikan masa depan kemanusiaan terus bergerak maju dan mencerahkan.

Frasa mencerahkan adalah sebuah tindakan advokasi kepada kehidupan manusia sebagai bagian dari semesta yang maha luas.

Mengapa harus beradvokasi kepada manusia, karena manusia adalah subyek sekaligus obyek dari pencerahan dan hasil-hasil dari perkembangan dan kemajuan, baik itu bidang ideologi, politik, sosial, ekonomi, serta teknologi.

Menjadi naif jika memisahkan unsur kemanusiaan dalam usaha pencerahan ini. Sehingga apapun yang menjadi hasil-hasil dari aktifitas advokasi yang bermuatan pencerahan dalam segala bidang haruslah tertuju pada kehidupan manusia yang lebih baik (human oriented) serta nilai-nilai “baik” yang menguatkan kemanusiaan.

Akan menjadi ironi jika pencerahan manusia hanya tertuju dan dapat dirasakan oleh segelintir manusia saja. Tanpa melihat latar belakang seseorang, makna pencerahan harus dapat terdiseminasi dan dipatrikan dalam relung-relung setiap makhluk yang disebut manusia.

Karena menjadi kewajiban bagi yang telah tercerahkan untuk mencerahkan, dan menjadi kewajiban pula bagi yang belum tercerahkan untuk terus mencari kebenaran.

Sehingga upaya yang dilakukan oleh Muhammadiyah ini harus memenuhi dua prasyarat utama yakni adanya goodwill dan juga strongwill dari kedua belah pihak, baik dari yang mencerahkan maupun yang akan menerima pencerahan.

Apakah semua mau dicerahkan? Tentu jawabannya tidak. Lantas apa yang harus dilakukan? Sebagai organisasi yang telah seabad lebih berkiprah baik sebelum dan sesudah republik ini berdiri, Muhammadiyah selalu melakukan gerakan tajdid agar cara dakwah dan pencerahan yang dilakukan senantiasa dapat menggembirakan.

Poin pentingnya adalah bergembira. Suasana inilah yang kini kian pudar. Salah satu hal yang memudarkannya ialah sikap individualis yang semakin meninggi serta watak konsumtif yang berdalih peningkatan kesejahteraan yang terdistorsi orientasinya.

Kedua hal ini tentu juga akan menjadi musuh Muhammadiyah ke depan dalam mendukung terwujudnya generasi yang unggul serta masa depan yang cerah dan maju.

Sikap-sikap individualistik yang tidak kepuguhan kerap kali menjangkit generasi kita, alih2 menunjukkan eksistensi diri namun secara bersamaan ia telah menutup diri.

Sebagai manusia melakukan individuasi boleh, untuk meningkatkan kapasitas diri, namun bersikap dan berwatak individualis tentu menjauhkan dari dialektika peradaban. Hal ini sungguh sangat sejalan dengan perhelatan Muktamar di kota Solo kali ini, pertemuan banyaknya warga persyarikatan adalah salah satu upaya Muhammadiyah kembali membuka ruang-ruang dialektika tidak hanya bagi tingkat elit pimpinan, namun bagi warga persyarikatan akar rumput untuk saling berbagi dan memberi sebagai sumbangsih pada kemajuan peradaban. Menciptakan moment dan ruang dialog-dialog kecil sama halnya dengan mengaktivasi jutaan partikel yang dapat membangkitkan sebuah kekuatan besar. Inilah salah satu makna memajukan dan mencerahkan yang dalam arti senantiasa memberi ruang pada komponen terkecil sekalipun untuk berdialektika sehingga sikap individualistik akan bisa dieliminir dengan perjumpaan yang bermakna.

Sikap konsumtif yang berkembang di masyarakat, tentu juga menghampiri sedikit atau banyak warga persyarikatan Muhammadiyah. Hal ini menjadi harus menjadi perhatian serius bagi Muhammadiyah Sekali lagi dalam menyiapkan masa depan yang mencerahkan.

Watak konsumtif ini harus segera diimbangi dan bahkan digempur oleh Muhammadiyah dengan menggelorakan sikap produktif. Tentu produktivitas Muhammadiyah dalam hal intelektualitas sudah tidak diragukan.

Hal yg kini sedang Muhammadiyah gaungkan adalah inovasi dalam segala bidang kehidupan. Berlandaskan keilmuan tentu akan lebih membuka lebar jalan inovasi. Tentunya kemajuan dalam inovasi di segala bidang ini harus menjadi virus yang ganas dan terus menyebar di kalangan pemuda Indonesia. Karena masa depan adalah milik para inovator dan pencipta, bukan haknya pengekor dan konsumen yang berbahagia. Inilah sedikit dari banyak tantangan kebangsaan dan keumatan yang Muhammadiyah akan songsong sekarang dan dimasa yang akan datang.

Semoga maju dan cerah akan terus menemukan makna positif dalam segala bidang kehidupan, bertumpu pada nilai Islam dan kemanusiaan. Selamat Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah ke 48. Selamat bergembira dalam perhelatan Muktamar di Kota Bengawan.

Semoga pikiran dan tindakan berkemajuan yang akan lahir dari Muktamar kali ini akan mampu membuat perubahan besar dalam cara pikir dan cara pandang warga Muhammadiyah dalam melihat, memahami, dan memaknai untuk selanjutnya berikhtiar bagi pengembangan nilai-nilai kemanusiaan yang lebih rasional, bijak, dan berkeadaban.

Penulis : Warseno
Anggota Muhammadiyah dan Ketua Lembaga Advokasi Kearifan Lokal

Beri komentar :
Share Yuk !