Pendekatan interaksi dan Eksplorasi Pada Pembelajaran Seni Musik di Sekolah

OLEH : Johan Retno Arum, S.Pd
Guru Seni Budaya, SMP N 2 Gunem, Kecamatan Gunem, Kabupaten Rembang

Musik merupakan komponen pembelajaran yang demikian integral dengan perkembangan peserta didik, karena dapat membantu anak-anak dalam belajar tentang emosi yang berbeda melalui mendengarkan berbagai jenis musik.

Mereka juga meningkatkan kemampuan motorik tubuh melalui tarian dan gerakan yang mengikuti irama. Ini membantu peserta didik mendapatkan pemahaman tentang lingkungan budaya dan tradisi musik di sekitar mereka.

Seiring dengan pertumbuhan anak, musik berguna untuk membantu mereka mengurangi stress dan mencegah depresi. Musik adalah bagian alami dan penting dari perkembangan pertumbuhan anak dengan menstimulus serta memenuhi kebutuhan ekspresif, emosional, intelektual, sosial dan kreatifitas.

Memfasilitasi kebutuhan belajar musik di sekolah membutuhkan strategi yang perlu membuat siswa tetap terlibat aktuf dan memadai. Artinya, siswa akan belajar mendengarkan musik, bermain dan bereksperimen dengan berbagai alat musik, bernyanyi, menciptakan musik sendiri dan memainkannya sesuai dengan keterampilan mereka.
Strategi pembelajaran musik merupakan seni merencanakan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan dalam suatu kegiatan belajar musik tertentu. Jadi, metode dibuat dari strategi dan teknik.

Metode dan strategi pengajaran musik saat ini mencakup integrasi sejumlah keterampilan dan aktivitas yang mendukung pembelajaran musik. Agar pengajaran musik menjadi efektif, diperlukan strategi pengajaran yang memadai.

Cara terbaik untuk membuat siswa tetap terlibat dalam belajar musik adalah dengan memastikan bahwa mereka memiliki banyak hal yang harus dilakukan sepanjang waktu. Ini berarti bahwa guru harus memberikan sebanyak mungkin kesempatan bagi siswa untuk aktif melatih tubuh dan pikiran mereka dalam memahami, memainkan, dan bahkan sampai pada tahap mencipatakan musik mereka sendiri.

Diantara strategi pembelajaran musik yang ada, terdapat strategi pembelajaran yang disebut dengan strategi pembelajaran interaksi dan eksplorasi. Strategi ini berfokus pada pengalaman siswa dalam bermain musik dan mendegarkan suara musik. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anak memasuki sekolah dengan latar belakang pengalaman musik tertentu yang kemudian konsep musik baru dapat dibangun.

Melalui strategi ini, pembelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga anak-anak dilibatkan sebagai musisi yang kreatif. Siswa belajar melalui pengalaman dan berpartisipasi dalam penemuan konsep dasar manipulasi suara dan organisasi.

Strategi ini dijabarkan dalam lima fase proses kreatif bermusik, yaitu: 1) Fase eksplorasi bebas; 2) Fase Eksplorasi terbimbing; 3) Improvisasi eksplorasi; 4) Improvisasi terencana; dan 5) Aplikasi ulang. Pada fase eksplorasi bebas, siswa mengumpulkan suara, objek, dan lagu yang dengan itu mereka dapat mengeksplorasi kemungkinan kreatifitas bermusik. Kegiatan ini dilakukan oleh siswa sendiri di lingkungannya atau melalui media.

Mereka dapat menghimpun suara dalam ingatan mereka dan dengan menuliskan catatan-catatan penting di buku mereka. Pada fase eksplorasi terbimbing, siswa memperluas eksplorasi awal untuk meningkatkan jangkauan kemungkinan kreatif mereka. Hal ini dilakukan dengan membentuk kelompok-kelompok kecil di bawah pengawasan guru untuk mengeksplorasi bunyi musik melalui nyanyian, tarian atau memainkan alat musik.

Indonesia, sebagai negara multibudaya, memiliki repertoar musik dan tarian yang kaya dan harus dieksplorasi dan dilestarikan melalui pembelajaran seni musik di sekolah. Kemudian pada fase improvisasi eksplorasi, siswa didorong untuk mengulangi suara yang mereka sukai dan menghubungkannya dengan suara lain. Di sini, mereka mempelajari hubungan dan kontras antara bunyi dan gagasan musik. Melalui improvisasi, suara dapat digabungkan dan diatur.

Pada fase improvisasi terencana, siswa didukung untuk membantu mereka mencoba dan menghasilkan komposisi mereka sendiri. Dengan bantuan guru, siswa mengidentifikasi cara-cara di mana mereka dapat mengelompokkan dan mengatur bunyibunyian mereka menjadi musik yang bermakna. Pada fase terakhir, siswa mungkin menemukan kebutuhan untuk mengubah atau memperluas komposisi musik mereka. Di sinilah pengetahuan tentang dasar-dasar musik masuk untuk diajarkan. Strategi ini membantu mengembangkan pemikiran musik dan aransemen siswa.

Ada banyak improvisasi dalam metode ini, inilah alasan mengapa pendekatan ini berguna di sekolah, mengingat improvisasi merupakan aktivitas vital dalam proses pembuatan musik. Ketika hasil improvisasi dinotasikan, itu menjadi komposisi. Ketika semua pengalaman belajar seni musik ini digabungkan, selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam bermusik.

Beri komentar :
Share Yuk !