Pupuk Minat Belajar Siswa melalui TGT

Salah satu faktor yang berperan dalam ketahanan siswa dalam belajar adalah minat. Pada dasarnya minat merupakan relasi penerimaan diri yang terkait dengan  hal yang disukai. Minat adalah pemusatan perhatian yang tidak sengaja, terlahir dari kemauan dan tergantung dari diri dan lingkungan (Sujanto, 2004: 90).

Minat erat hubungannya dorongan dari dalam diri, motif dan reaksi emosional. Siswa akan menyukai belajar PAI jika memiliki minat terhadapnya. Sudah menjadi  keharusan guru berusaha meningkatkan minat belajar siswa. Hal yang menunjukkan adanya keterlibatan minat yang meningkat yaitu: siswa terlibat secara aktif  dalam pembelajaran, bersikap positif dan perubahan perilaku.

Berdasarkan fakta di SD Negeri1 Somawangi, siswa kelas 6 mengalami penurunan minat dalam  mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas. Hasil  observasi di kelas menunjukkan bahwa siswa bersikap pasif dan acuh tak acuh dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Siswa terlihat sekadar memenuhi  kewajiban duduk di kelas pada saat pembelajaran tetapi tidak fokus terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

Salah satu faktor yang mempengaruhi minat  siswa terhadap PAI yaitu penyajian pembelajaran yang menarik. Dalam upaya menarik minat siswa, guru PAI menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT  dalam menjelaskan materi KD 3.5 memahami perilaku hormat dan patuh kepada orang tua, guru dan sesama anggota keluarga.

Team Game Tournament (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai  6 siswa yang heterogen yang berkerjasama dalam menjalankan permainan (Rusman, 2012: 224). Menurut Slavin, ada lima tahapan dalam melaksanakan TGT, yaitu:  penyajian kelas, belajar dalam tim, permainan, pertandingan dan penghargaan kelompok.

TGT memiliki beberapa keunggulan dari pembelajaran konvensional. Siswa diberikan kebebasan dalam mengemukakan pendapat. Proses pembelajaran membuat percaya   diri siswa meningkat. Motivasi belajar bertambah. Perilaku mengganggu dari siswa menurun. Pemahaman terhadap materi pekajaran menjadi mendalam. Kerja sama antar siswa terbentuk. Toleransi terbina antar siswa dan siswa dengan guru (Taniredja, 2012: 72-73)

Penerapan TGT dilaksanakan di kelas 6 SD Negeri 1 Somawangi tahun pelajaran 2018/ 2019 pada materi hormat dan patuh terhadap orang tua dan keluarga. Langkah pertama, guru memberikan penjelasan pengantar materi kepada siswa. Setelah itu, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen.

Siswa saling berkerjasama dalam memahami materi pelajaran. Selanjutnya, setiap anggota tim diberi nomor dada berurutan. Turnamen dilaksanakan dengan cara menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor dada dari siswa yang sama dari masing-masing kelompok. Kelompok yang menjawab dengan benar paling banyak yang menjadi pemenang turnamen dan mendapat penghargaan dari guru.

Setelah penerapan TGT, minat belajar siswa menunjukkan peningkatan yang menggembirakan. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh guru terhadap siswa. Kesimpulan yang bisa diambil adalah asumsi siswa bahwa belajar PAI ternyata menarik dan menyenangkan. Tidak seperti pembelajaran yang biasa dilaksanakan. Prestasi belajar juga meningkat, dari rata 64 menjadi 76.

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini merupakan usaha guru PAI dalam menyajikan pembelajaran yang lain dari biasanya. Walaupun menyita waktu, penerapan TGT layak diterapkan di kelas. Rekan guru PAI yang lain disarankan untuk melaksanakan pembelajaran yang tepat di ruang-ruang kelas.

SURIP, S.Pd.I.
Guru Pendidikan Agama Islam
SD Negeri 1 Somawangi,
Korwilcam Dikpora Mandiraja.

Beri komentar :
Share Yuk !

Tinggalkan komentar