Tutor Sebaya, Tingkatkan Prestasi Belajar Siswa

Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar menjadi manusia yang bertakwa (Yusuf, 1986: 35).

Saat ini, struktur kurikulum 2013 SD hanya memberikan alokasi waktu 4 jam pelajaran untuk mata pelajaran PAI. Waktu belajar di kelas yang kurang menyebabkan prestasi belajar siswa tidak optimal.

Disamping itu, materi ajar PAI yang berisi dogma dan konsep membuat siswa tidak memahami sepenuhnya materi yang diajarkan oleh guru.

Hasil pengamatan tersebut terjadi di SD Negeri 4 Derik Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara. Siswa tidak memahami materi ajar sehingga prestasi belajarnya tidak menggembirakan.

Hal ini dibuktikan dengan data prestasi belajar di kelas 5 yang menunjukkan hanya 38% dari jumlah siswa yang tuntas belajar. Maka guru PAI mencoba menerapkan metode tutor sebaya untuk membantu siswa meningkatkan prestasi belajarnya.

Prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah, dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai mata pelajaran tertentu (Syah, 2004: 11).

Semakin baik prestasi belajar menunjukkan semakin bagus penguasaan tertahap materi pelajaran PAI. Setiap guru mendambakan siswanya mempunyai prestasi belajar yang baik.

Setiap siswa juga memiliki keinginan untuk berprestasi dalam belajarnya. Karena prestasi belajar merupakan perilaku yang dapat diamati karena menampakkan kemampuan seseorang (Reigeluth, 2003: 59).

Tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai guru dalam melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas (Arikunto, 2006: 11). Alasan yang mendasari asistensi siswa ini adalah mengoptimalkan peran siswa sebagai pusat dari pembelajaran.

Adakalanya siswa yang belum memahami materi pelajaran akan lebih mudah menerima penjelasan yang diberikan oleh teman sekelas.

Kelebihan metode tutor sebaya adalah mengasah siswa untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan siswa lainnya. Hal tersebut bisa mengikis sifat egois dan individualistik dari siswa yang pandai.

Disamping itu, tutor sebaya dapat menghilangkan kesenjangan komunikasi yang menghambat penyampaian materi oleh guru. Karena siswa tidak akan malu atau canggung untuk menanyakan materi yang belum dipahami kepada siswa yang lain.

Implementasi tutor sebaya dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri 4 Derik tahun pelajaran 2017/ 2018 pada KD 3.10 memahami hikmah puasa Ramadhan yang dapat membentuk akhlak mulia. Materi ajar berjudul Bulan Ramadhan yang Indah.

Langkah pertama, guru memilih beberapa siswa yang unggul dalam prestasi belajarnya untuk dijadikan sebagai mentor. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi kelompok kecil yang komposisinya heterogen sebagai kelompok mentee.

Siswa yang berperan sebagai mentor disebar secara merata ke kelompok-kelompok mentee. Guru memberikan materi pelajaran PAI kepada setiap kelompok.

Materi pembahasan dibagi menjadi beberapa pokok bahasan sesuai dengan jumlah kelompok, Pokok bahasan atau unit materi seperti: puasa di Ramadhan, Perbuatan-perbuatan baik di bulan Ramadhan dan manfaat puasa Ramadhan.

Guru memberikan waktu yang cukup untuk mentor memimpin diskusi dan tanya jawab berkaitan materi. Setelah selesai diskusi, perwakilan mentee di setiap kelompok mengkomunikasikan hasil diskusinya. Langkah pamungkas, guru memberikan klarifikasi dan kesimpulan terhadap hasil presentasi siswa.

Setelah metode tutor sebaya diterapkan di kelas, terjadi kenaikan persentase siswa yang tuntas belajar menjadi 76% dari jumlah siswa kelas 5. Siswa juga memperoleh pengalaman belajar yang bermakna. Rekan sejawat yang lain layak mencoba menerapkan metode tutor sebaya di ruang-ruang kelas.

MAHFUDOTUN, S.Pd.I.
Guru Pendidikan Agama Islam
SD Negeri 4 Derik,
Korwilcam Dikpora Susukan.

Beri komentar :
Share Yuk !

Tinggalkan komentar