Women’s Empowerment in Development Communication

Oleh : Tresha Pebri Romadoni
Mahasiswi S2 Ilmu Komunikasi Universitas Jendral Soedirman Purwokerto

Proses industrialisasi dan kemajuan teknologi informasi telah mempengaruhi perubahan sosial peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat Jumlah perempuan yang bekerja di luar rumah semakin meningkat. Perempuan diharapkan lebih berperan serta dalam pembangunan untuk meningkatkan keberdayaan perempuan tidak hanya di masa kini tetapi juga di masa yang akan datang agar tetap lestari dalam bidang pembangunan berkelanjutan. Singkatnya, pemberdayaan adalah sebuah proses penyadaran dan pembangunan kapasitas yang mempromosikan partisipasi yang lebih besar, kekuatan dan kontrol pengambilan keputusan yang lebih besar, dan tindakan transformatif. Perempuan merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pembangunan berkelanjutan.

Pemberdayaan masyarakat, termasuk perempuan, membutuhkan strategi dengan aktor lain. Instansi pemerintah memiliki tanggung jawab untuk mengkomunikasikan program mereka untuk kepentingan publik. Keberhasilan atau kegagalan komunikasi yang efektif sangat ditentukan oleh strategi komunikasi. Untuk mencapai tujuan sosialisasi program, diperlukan strategi komunikasi yang efektif agar hal-hal yang dikomunikasikan dalam sosialisasi program dapat tersampaikan dengan baik. Sebagaimana tertuang dalam kerangka konseptual, ada 4 isu yang menjadi sentral dalam merumuskan strategi komunikasi, yaitu: mengetahui khalayak, mengembangkan pesan, menentukan strategi, memilih dan menggunakan media.
Komunikasi pembangunan secara efektif memberdayakan semua pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dalam kegiatan dan rencana pembangunan sejak tahap awal perencanaan, memastikan rancangan yang lebih baik dan kepercayaan yang diperlukan dari mereka yang paling terpengaruh oleh perubahan pembangunan. Menggunakan komunikasi dalam pembangunan bukan hanya tentang mendapatkan informasi yang lebih baik. Proses komunikasi dan teknologi komunikasi harus digunakan untuk negosiasi yang lebih baik, manajemen risiko, persiapan proyek, dan partisipasi aktif dari mereka yang paling terpengaruh jika proyek pembangunan ingin lebih efektif dan berkelanjutan

Dalam proses pembangunan, perempuan dianggap mampu mengidentifikasi kebutuhan masyarakat yang tidak dipikirkan laki-laki, seperti kesehatan, pendidikan, simpan pinjam, air bersih atau jembatan ke desa lain.

Perempuan sebagai bagian dari masyarakat berpartisipasi aktif dalam pembangunan, misalnya membuat perencanaan pembangunan untuk mengukur keberhasilan partisipasinya dalam pembangunan berdasarkan kebutuhan yang dirasakan . Dengan kerangka pemberdayaan tersebut diharapkan negara- negara yang bersangkutan dapat menggunakannya sebagai benchmark untuk membantu peningkatan produktivitas dan pemberdayaan perempuan sebagai bagian dari upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia. Baik laki- laki maupun perempuan memiliki potensi dan kesempatan yang sama untuk berperan dalam meningkatkan pengalamannya. Namun, struktur sosial dan sistem patriarki yang masih dominan di beberapa masyarakat diyakini masih menghambat perempuan untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Perempuan memiliki kontribusi yang besar dari keluarga, lingkungan terhadap bangsa dan negara.

Nyatanya, perempuan yang pernah menjadi pimpinan perusahaan, pejabat tinggi pemerintahan, dan pimpinan daerah berhasil melakukan perubahan positif melalui langkah-langkah strategisnya. Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah mewujudkan masyarakat mandiri yang mampu menggali dan memanfaatkan potensi yang ada di daerah dan membantu masyarakat untuk mengangkat dirinya dari keterbelakangan atau kemiskinan. Oleh karena itu, partisipasi perempuan dalam berbagai bidang kehidupan antara lain harus menjamin adanya kesempatan yang sama di semua bidang. Realitas tidak menunjukkan dirinya dalam bentuknya yang kasar, tetapi harus disaring terlebih dahulu melalui bagaimana cara seseorang melihat sesuatu.

Komunikasi pembangunan pada awalnya dilihat sebagai proses difusi inovasi, menekankan pentingnya media penyampaian pesan pembangunan sebagai mesin pembangunan yang mendorong perilaku konstruktif secara sosial. Pada level selanjutnya, muncul konsep Everett Rogers yang menyatakan bahwa pengaruh personal lebih besar daripada pengaruh media.

Konsep yang dikembangkan Rogers dikenal sebagai teori aliran dua tahap.

A. KESIMPULAN
Perempuan memang pada dasarnya perlu diberdayakan. Ketimpangan gender masih dan akan terus terjadi apalagi di beberapa negara yang memang masih begitu kental budaya patriarkinya. Maka tak terhindarkan adanya ketimpangan gender. Padahal di beberapa hal, perempuan bahkan dapat dikatakan lebih unggul dari laki-laki. Oleh sebab itu, diperlukan peraturan-peraturan dan juga program-program yang mendukung perempuan untuk dapat diberdayakan.
Beberapa peraturan sudah dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia terkait kesamaan status antara laki-laki dan perempuan. Bahkan di beberapa daerah dan beberapa bidang, perempuan menjadi sosok pemimpin yang dapat diandalkan kinerjanya. Meskipun memang pada akhirnya terdapat penyesuaian gaya kepemimpinan dan juga strategi-strategi komunikasi yang dilakukan, tetap saja pemberdayaan perempuan akan menghasilkan dampak positif dan kemajuan bagi suatu daerah.

Beri komentar :
Share Yuk !