215 UMKM di Purbalingga Ajukan Kredit Bunga Rendah Pertamina

PURBALINGGA – Permodalan masih menjadi salah satu hambatan bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mengembangkan usahanya.

Belum lagi gempuran di masa pandemi Covid-19. Para pelaku UMKM semakin terpuruk, karena pembatasan aktifitas warga yang mengakibatkan roda perekonomian masyarakat terhenti.

Untuk membangkitkan kembali geliat UMKM di Purbalingga, pemerintah daerah melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (DinkopUKM) menggandeng PT Pertamina (Persero) refinery Unit IV Cilacap. Dengan megucurkan Program Kemitraan Bantuan Kredit Bunga Rendah.

Kepala DinkopUKM Purbalingga, Drs Budi Susetyono MBA mengatakan, program tersebut bisa memberikan bantuan kredit dengan tingkat bunga yang sangat rendah, yakni hanya 6% per 3 tahun.

“Kalau kita bandingkan dengan bunga-bunga perbankan lain jauh lebih rendah. KUR saja yang termasuknya bunga rendah hanya 7% per tahun,” katanya.

Ia menginformasikan, hingga saat ini sudah ada 215 pengusul UMKM untuk mendapatkan modal ini. Ia berpesan nantinya bagi para pelaku yang memperoleh modal ini untuk bisa tertib dalam pengelolan modal, benar-benar dimanfaatkan usaha produksi bukan konsumtif.

“Kami menginginkan bapak ibu juga tertib administrasi, pencatatan perlu dilakukan bagaimana perkembangan produk atau laba dan tentu saja tertib dalam angsuran,” katanya.

General Manager Refinery Unit IV Cilacap yang diwakili oleh Unit Manager Communication , Relation & CSR RU IV, Hatim Ilwan menjelaskan, definisi UMKM yakni memiliki usaha yang omsetnya tidak lebih dari Rp 2,5M per tahun.

“Disamping itu, Asetnya juga tidak lebih dari Rp 500 juta di luar tanah dan bangunan,” imbuhnya.

Ia menambahkan, untuk mengakses kredit ini tidak perlu agunan, khususnya dengan nilai pinjaman Rp 5 juta ke bawah. Lebih dari itu, tetap menggunakan agunan dengan besaran pinjaman mencapai Rp 200 juta. Bahkan bunga sebesar 6% per 3 tahun tersebut sebenarnya bukanlah bunga yang dimasukan sebagai laba.

“Kami tidak menyebut itu bunga, tapi biaya administrasi, kelebihan biaya bukan untuk gaji saya atau biaya perjalanan dinas saya, tapi kami kembalikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk pelatihan, peningkatan skill, termasuk bisa ajak pelaku UMKM ke berbagai pameran sehingga punya kesempatan Go Global,” katanya.

Bupati Purbalingga Dyah hayuning Pratiwi SE BEcon MM menyampaikan terimakasih atas bantuan ini. Dimana hal ini sangat membantu para pelaku UMKM yang mayoritas terkendala modal karena tidak bankable (tidak memiliki agunan dsb).

“Kami pemerintah di tengah pandemic Covid-19 adalah keniscayaan untuk mengupayakan bagaimana sektor mikro untuk tetap bisa bergerak. Biasanya salah satu masalah UMKM adalah terkait modal. Sementara di masa Pandemi Covid-19 ini UMKM butuh stimulant, trigger dan motivasi agar tidak mandek, dan tetap bisa mengembangkan usaha,” katanya.

Pemkab Purbalingga juga akan selalu berkomitmen untuk terus dorong dan memfasilitasi UMKM untuk bisa naik kelas. Beberapa hal yang telah dilakukan diantaranya yakni program Bela-Beli, fasilitasi packaging, fasilitasi pemasaran online melalui Tuka-Tuku Bukalapak dan kerjasama pemasaran dengan Alfamart.

“Jadi target bapak ibu (pelaku UMKM) jangan cuma produk laku, tapi punya mindset atau mimpi-mimpi lebih besar lagi. Kalau saat ini laku di Purbalingga sekarang tinggal mimpi bagaimana produk panjenengan bisa laku di internasional,” ungkapnya.(mas)

 

Beri komentar :
Share Yuk !