Bandara Soedirman Dioperasikan Mudik Lebaran Tahun 2020.

PURBALINGGA – PT Angkasa Pura II memastikan dua minggu sebelum Lebaran tahun 2020, Landasan Pacu (Runway) Bandara Jenderal Besar Soedirman, Wirasaba, Purbalingga bisa dioperasikan. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin saat menyampaikan paparan di Ruang Rapat Gubernur, Pemprov Jateng, Kamis (6/2) Semarang.

“Sesuai instruksi Menteri BUMN sebelumnya agar bandara bisa untuk angkutan Lebaran 2020. Kami perkirakan layanan bisa dilakukan selama 18 sampai 20 hari. Sebelum dan sesudah lebaran, atau melayani arus mudik dan balik. Justifikasi kami ada beberapa hal, kita memastikan runway saat itu sudah selesai sehingga di periode itu bisa sebagai proses Ujicoba termasuk dalam verifikasi dan validasi oleh Kemenhub,” katanya.

Sebelum dioperasikan untuk layanan lebaran, pihak PT Angkasa Pura II akan mengadakan Forum Group Discussion (FGD) lintas stakeholder dua tahap. Tahap pertama menampung masukan dari pihak maskapai, travel, angkutan darat umum maupun online, dan sebagainya. FGD kedua Bulan April jelang layanan angkutan lebaran.

“Maskapai harus submit dalam sebuah rencana skenario penerbangan mereka. Termasuk mengatur berbagai perizinan mulai dari izin slot oleh operator bandara, izin rute (trayek) dan izin penerbangan ke Kemenhub,” katanya.

Meskipun bandara sudah bisa memberikan pelayanan angkutan lebaran, namun pembangunan terminal dipastikan belum selesai. Sehingga PT Angkasa Pura II akan meminta izin kepada Lanud JB Soediman untuk meminjam sebagian fasilitas gedungnya sebagai terminal sementara. Sebab gedung terminal diperkirakan baru selesai pada akhir bulan September atau Oktober.

“Peresmian idealnya akhir Desember atau awal Januari 2021 oleh presiden. Tapi proses penerbangan sudah berjalan sebelumnya sehingga saat peresmian syarat teknis dan kelayakan sudah terpenuhi,” katanya.

Sampai dengan 2 Februari 2020, progres pembangunan Bandara JB Soedirman sudah mencapai 42,7%. Diantaranya dengan rincian tiga area konstruksi: landas pacu 52 persen, apron penerbangan sipil 30 presiden, dan apron penerbangan militer 44 presidn.

Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi menyampaikan Andalalin bandara sudah disetujui dan sudah dikirim ke PT Angkasa Pura II. “Sedangkan pekerjaan yang masih proses dan perlu segera diselesaikan adalah Penyusunan Desain Terminal Bandara, yang perlu mendapat persetujuan dari Gubernur Jawa Tengah,” katanya.

Adapun dukungan Pemkab Purbalingga terhadap pengoperasian Bandara JB Soedirman, antara lain Tahun Anggaran 2019 telah diselesaikan Pembangunan Jalan masuk ke Kawasan Bandara JB Soedirman dengan nama Ruas Jalan Tidu – Bandara dengan anggaran sebesar Rp. 6.495.028.000. Tahun 2020 direncanakan dibangun Gerbang Masuk Bandara JBS dengan anggaran Rp. 1.000.000.000.

Penyediaan dukungan kebutuhan Air Bersih / Minum untuk Bandara, Penguatan struktur jalan penunjang menuju Bandara secara bertahap.

“Terkait Pembangunan Land Mark Patung Jenderal Soedirman di Kawasan Bandara JB Soedirman , mohon arahan gubernur,” katanya.

Bupati juga mengajukan permohonan kepada Pemprov Jateng berbagai aspek untuk mendukung keberadaan bandara. Mulai dari peningkatan akses destinasi wisata, berupa Peningkatan Ruas Jalan Baturaden – Serang sebagai jalur wisata antar kabupaten dan merupakan Kawasan Strategis Agropolitan Manggamas (Pemalang – Purbalingga – Banyumas ) di lereng Gunung Slamet, Dukungan dalam Pengembangan Kawasan Perkotaan di Purbalingga

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menilai progres pembangunan Bandara JB Soedirman cukup baik. “Progresnya lebih cepat. Saya mengira akhir tahun, tapi kalo sebelum lebaran sudah bisa dimanfaatkan, itu bagus. Istilahnya, yang penting pesawat bisa mendarat, terminal, pake tenda juga bisa,” ungkapnya.

Ia juga menilai positif FGD untuk mengundang stakeholder terkait. Ia meyakini, maskapai yang memiliki pesawat ATR ditawarkan pasti akan menyambut baik. Pemkab bisa membantu subsidi untuk pengenalan penerbangan. ia berpesan agar dipastikan ketersediaan Hotel mendukung, pariwisata berkembang
“Saat ini kecenderungan wisatawan justru nyari yang sepi,” katanya.

Perihal Desain yang selama ini dirancang, Gubernur secara prinsip menyetujuinya. Terutama jika banyak ruang terbuka hijau sebagai pemandangan. “Desain bagus, seperti bandra Ahmad Yani, saya tidak banyak catatan, desain sangat baik. Pernik pernik tetep terjaga baik. Toilet diperhatikan untuk pengunjung. Saya support penuh, ini impian saya,” katanya.(saw)

Beri komentar :
Share Yuk !