Petugas Pemakaman Terbatas, Babinsa Purbalingga Latih Pemakaman Covid-19

PURBALINGGA – Adanya laju angka kematian (mortalitas) yang masih cukup tinggi terjadi akibat Covid-19 di wilayah Kabupaten Purbalingga turut membuat petugas pemakaman Covid-19 kewalahan. Data yang diperoleh dari laman https://corona.purbalinggakab.go.id/ per update Kamis, 15 Juli 2021 menyebutkan jika di wilayah Kabupaten Purbalingga yang telah tercatat meninggal dan terkonfirmasi 535 orang. Hal tersebut cukup membuat petugas medis maupun petugas pemakaman yang telah mendapat pelatihan khusus terkait prosedur protokol kesehatan saat pemakaman Covid-19 kewalahan.

Kendala di lapangan akibat keterbatasan jumlah petugas pemakaman yang telah mengantongi kemampuan memakamkan jenazah Covid-19 sesuai prosedur terbukti cukup membuat kewalahan salah satunya terjadi di Desa Penaruban, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga pada Sabtu, (17/7/2021).

Adanya laporan pihak keluarga dari Almarhum SK (87) tahun kepada pihak Pemerintah Desa Penaruban sekira pukul 17.00 WIB bahwa salah satu anggota keluarganya yang beralamat di Desa Penaruban meninggal dan terkonfirmasi positif Covid-19 namun saat ini jenazah masih berada di Bantul Yogyakarta dan sedang mengalami kendala mobil ambulans yang dapat membawa pulang jenazah dari Yogyakarta membuat Kades segera menghubungi Pelda Waluyo selaku Babinsa Koramil 02/Kaligondang untuk desa tersebut guna meminta bantuan atau solusi.

“Situasi darurat, kami segera berkoordinasi dengan Babinsa untuk turut mencarikan solusi dari kendala yang ada baik mobil ambulans maupun petugas pemakaman di Purbalingga yang juga turut terkendala karena petugas masih dalam proses pemakaman jenazah lainnya,” kata Kades Penaruban Siti Syarifah.

Kendala mobil ambulans dari Yogyakarta teratasi, namun kendala kembali ditemukan karena petugas pemakaman sebagian besar masih dalam tugas memakamkan jenazah lainnya yang dalam sehari jumlahnya tidak hanya 1-2 orang saja di seluruh wilayah Kabupaten Purbalingga membuat Babinsa segera turun tangan mengatasi.

“Petugas pemakaman masih dalam tugasnya, masyarakat tidak berani karena belum faham tata cara memakamkan jenazah Covid-19,” ungkap Pelda Waluyo.

Dalam situasi darurat, pelatihan praktis tata cara pemakaman prosedur Covid-19 segera dilaksanakan oleh Babinsa kepada beberapa masyarakat di wilayah binaannya guna membantu pemakaman SK.

“Kami latihkan kepada beberapa masyarakat tentang cara pemakaman sesuai protokol kesehatan agar aman tidak menimbulkan klaster baru,” terangnya.

Adanya situasi darurat dan kendala yang terjadi namun dapat teratasi berkat kesigapan Babinsa membuat RS (26) salah satu cucu dari almarhum SK turut memberikan apresiasi dan harapannya.

“Untung Babinsa kami sigap mengatasi sehingga tidak ada kendala, kepada pemerintah daerah maupun dinas terkait kami berharap kejadian serupa tidak terulang kembali sehingga perlu diadakan pelatihan bagi relawan di tiap desa agar petugas yang terlatih makin banyak jumlahnya,” katanya.(SF/saw)

Beri komentar :
Share Yuk !