Air Bersih dan Antisipasi Penyakit Akibat Pemanasan Global

Air bersih adalah prasyarat utama hidup sehat dan sejahtera, hidup yang layak jtidak bisa dipisahkan oleh persediaan air bersih dan sehat yang dikonsumsi. Pemanasan global atau global warming telah mengubah ekosistem dan sumber daya alam terutama ketersediaan air bersih.

Akses terhadap air bersih menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010 menyebutkan harus memenuhi kriteria pemerintah dalam laporan Millenium Development Goals (MDGs) 2010 dan kriteria yang digunakan Joint Monitoring Program (JMP) WHO-UNICEF 2004.

Selain itu air bersih yang sehat adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak terkontaminasi bakteri, polutan maupun zat kimia berbahaya. Apabila mengandung kandungan logam atau zat kimia ada standar batas yang tidak boleh melebihi ketentuan yang sudah ditetapkan sebagai syarat air bersih.

MDGs memberikan kriteria akses air bersih yaitu bila jenis sumber air minum berupa perpipaan, sumur pompa, sumur gali terlindung dan mata air terlindung dengan jarak dari sumber pencemaran lebih dari 10 meter, dan air hujan. Kriteria dari JMP WHO-UNICEF 2004 menyebutkan kriteria akses air bersih bila pemakaian air keperluan rumah tangga minimal 20 liter per orang per hari, berasal dari sumber air yang ‘improved’ dan sumber air minumnya berada dalam radius satu kilometer dari rumah. Hasil Riskesdas 2010 juga menyebutkan rumah tangga menggunakan sumber air bersih di dapat dari   air ledeng/PAM (19,5%), sumur bor/pompa (22,2%) dan sumur gali terlindung (27,9%). Indonesia 90% memenuhi kriteria air bersih. Akses air bersih di Indonesia mencapai 67,5%.

Kebutuhan air sangat penting bagi sel manusia, 60% air dibutuhkan tubuh manusia usia dewasa dan sekitar 70% sampai 80% dibutuhkan bayi dan anak. Kecukupan air harian sebaiknya sebanyak 2 liter atau kira-kira 8 gelas air mineral atau air putih. Kebutuhan air ini juga berbeda pada wanita hamil dan wanita menyusui. Untuk wanita hamil sekitar 2,5 liter sedangkan wanita menyusui sekitar 3 liter.

Air berperan sebagai pelarut, membantu proses pencernaan, mencegah dehidrasi, meningkatkan metabolism sehingga dapat menurunkan berat badan, oksigen dalam air dapat membantu konsetrasi, menjaga keseimbangan cairan dan menjaga kesehatan ginjal.

Pemanasan global mulai dirasakan dengan perubahan iklim yang ekstrim. Suhu bumi menjadi naik, mengakibatkan kekeringan di mana-mana, kurangnya sumber air bersih karena penebangan pohon di hutan dan berkurangnya lahan hijau akibat merambahnya perumahan ataupun bangunan seperti hotel atau villa dan banyaknya pabrik industri yang tidak memperhatikan ruang hijau maupun pembuangan limbah berbahaya yang mencemari sungai maupun lautan.

Belum lagi kesadaran membuang sampah, terlebih sampah plastik maupun bahan lain yang tidak dapat terurai telah menyumbang masalah kesehatan lingkungan. Perubahan lain adalah terjadinya hujan yang tidak sesuai dengan kondisis normal, sehingga meyebabkan banjir. Kondisi tersebut tentunya dapat menyebabkan krisis air bersih dan menurunnya kesehatan masyarakat yang terdampak.

Penyakit akibat perubahan iklim menjadi ancaman yang bisa datang kapan saja apabila kesadaran bersama tidak dibangun. Beberapa penyakit yang harus diwaspadai adalah demam berdarah, diare, kolera, penyakit kulit seperti scabies maupun , ancaman parasite lainnya seperti cacing, malaria, penyakit yang menyerang sistem imunitas, terjadinya penyakit serupa influenza (Influenza Like Illness/ILI), ataupun pneumonia, gizi buruk, alergi, leptospirosis, sunburn sampai kanker kulit dapat terjadi seiring pemanasan global.

Pencegahan terhadap penyakit tersebut adalah dengan kembali menggalakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pembersih air cepat untuk penjernihan air bersih di daerah yang mengalami krisis air bersih karena terdampak bencana pemanasan global seperti kekeringan, banjir. Air bersih juga harus cukup di daerah yang terdampak erupsi, kebakaran, maupun bencana alam lainnya.

Jangan lupa selalu cuci tangan memakai sabun, memakai masker, tidak membuang ludah sembaranga, buang air besar di jamban, pembuangan limbah yang jauh dari sumber air bersih, memasak air sebelum dikonsumsi, mencuci sayur dan bahan makanan sebelum memasak dengan air bersih yang mengalir, mengurangi konsumsi bahan atau wadah plastik, membersihkan area rumah dan lingkungan dari tikus, ataupun serangga pembawa penyakit, atau ketika banjir pakailah sepatu boot agar terhindar dari infeksi leptospirosis.

Gerakan rutin secara mandiri Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), memakai kelambu atau obat nyamuk jika masih saja banyak nyamuk, memisahkan lmbah organik, non organic dan limbah berbahaya.

Konsumsilah air bersih dan sehat sesuai kebutuhan, sehingga keseimbangan cairan dan metabolisme tubuh dapat terjaga sehingga dapat membantu kesehatan tubuh dan stamina tubuh kita. Gunakan alat minum sendiri untuk menghindari penularan penyakit menular apalagi di masa pandemi Covid-19.

Islam menganjurkan adab ketika sebelum dan sesudah minum, agar keberkahan dari air yang dikonsumsi membawa berkah dan kesehatan, jangan lupa ucapkan “Bismillah (Dengan menyebut nama Allah)” dan sesudahnya ucapkanlah “Alhamdulillah”, sesuai dengan hadis riwayat Muslim dari Anas bin Malik ra: “ Dari Anas bin Malik berkata:”Rasulullah Shalallahu’alaihiwassalam bersabda: ”Sesungguhnya Allah sangat ridha kepada seorang hamba yang makan satu suapan lalu memuji-Nya dan minum seteguk air, kemudia ia memujiNya”. (HR.Muslim).
Salam Germas. Salam Wellness.

Titik Kusumawinakhyu,M.Biomed.
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Anggota Litbang RSI Banjarnegara

Beri komentar :
Share Yuk !