Angkat Kearifan Lokal, Siswa Pentaskan Tari Warokan

BANJARNEGARA – Para siswa SMAN 1 Sigaluh mementaskan Tari Warokan. Pentas seni ini merupakan implementasi Kurikulum Merdeka melalui kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Tari Warokan dimainkan oleh delapan siswa. Sebelum tampil, siswa berdandan menyeramkan laiknya raksasa dengan rambut gondrong dan gimbal. Tampilan tambah seram karena “raksasa” juga menyandang kuda kepang di tangannya. Mirip kuda lumping, mereka menari dengan gagahnya.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 1 Sigaluh Dwi Sulistiyowati mengatakan kegiatan P5 ini sengaja mengambil tema kearifan lokal mengingat kayanya budaya yang ada di sekitar sekolah.”Di Kecamatan Sigaluh banyak sekali kesenian dan budaya lokal yang menarik,” kata dia, Selasa (13/9).

Melalui kegiatan ini, pihaknya ingin anak-anak untuk mengeksplorasi dalam pembelajaran proyek agar mereka semakin cinta budaya. Pementasan Tari Warokan ini merupakan upaya untuk mengangkat kearifan lokal.
Kegiatan ini berlangsung selama dua pekan penuh dan para siswa kelas X tidak harus berada di kelas untuk mengerjakan proyek. Kegiatan dimulai Senin (12/9). Mereka juga dapat melakukan kunjungan ke lapangan untuk melakukan riset dan juga pendalaman materi.

“Mereka dikelompokkan menjadi kelompok kecil, dibawah pengawasan guru pembimbing, mengerjakan proyek untuk ditampilkan dalam puncak gelar karya,” ungkapnya.

Dwi menjelaskan titik tekan kegiatan ini adalah penumbuhan karakter siswa, tidak hanya mencari nilai semata.
Salah satu siswa kelas X SMAN 1 Sigaluh Ridhu Aziz mengatakan bahwa kelompoknya akan mengeksplorasi tentang kesenian tek-tek atau angklung yang menurutnya kaya akan nilai budaya.

“Angklung atau tek-tek Banyumasan adalah budaya campuran antara Jawa dengan Sunda,” paparnya. Alat musik ini muncul karena di Banyumas raya banyak tumbuh pohon bambu. Hal itu memunculkan kreativitas seni musik berbahan alat musik bambu, ini tentu warisan kreativitas yang sangat menarik.

Selain tema kearifan lokal, sekolah juga memberi siswa kebebasan memilih tema lain dalam P5 seperti tema gaya hidup berkelanjutan, kewirausahaan, suara demokrasi dan tema-tema lain. Hal itu disesuaikan dengan kesiapan sekolah dan juga nilai karakter yang ingin dikembangkan melalui proyek yang dipilih. Nilai karakter yang ingin dibangun melalui kegiatan P5 ini diantaranya karakter beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.(drn)

Beri komentar :
Share Yuk !