Sangat Dingin, Embun Beku Muncul di Dieng

BANJARNEGARA – Embun beku atau bun upas (frost) muncul di Dieng pada Selasa (4/1) pagi. Fenomena ini sangat jarang terjadi. Sebab biasanya bun upas yang mirip hamparan salju ini turun di bulan Juni sampai September.

Kepala UPT Dieng Sri Utami mengatakan bun upas terjadi pada Selasa (4/1) pagi. “Suhu terpantau 3 derajat. Belum minus tapi sudah muncul bun upas. Kalau mulai turun jam empat. Jam setengah enam terlihat, tapi masih tipis,” ungkapnya.

Bun upas ini terjadi di kompleks Candi Arjuna. “Kalau biasanya di bulan Juni sampai September. Kemarin kondisinya dari pagi sampai malam memang cerah,” ungkapnya. Fenomena bun upas memang biasanya terjadi saat langit tanpa awan.

Menurut dia, fenomena bun upas ini belum menyedot animo wisatawan. “Karena terjadinya tadi pagi, jadi wisatawan belum tahu,” paparnya.

Seorang warga Dieng Diqda Subagyo mengatakan kondisi suhu di malam hari lebih dingin dibandingkan dari biasanya.

“Suhu di malam hari dari November sampai sekarang dari 12 derajat, 10 derajat. Jadi ngga pernah kondisi di Bulan November, Desember 2021 sampai Januari malam itu ngga pernah di atas 12 derajat. Termasuk dingin. Ini ngga tahu, makanya orang pada bingung, ini sebenarnya fenomena apa lagi kok bulan November, Desember, Januari suhu dibawah 12 derajat. Padahal tahun-tahun sebelumnya biasanya diatas 14 derajat,” ungkapnya.

Menurut dia, fenomena ini sangat langka. “Dan seingat saya baru ini, umur saya sudah 49 baru ngalamin bun upas di bulan Januari,” ungkapnya.

Kepala Desa Dieng Kulon Kecamatan Batur Slamet Budiyono mengatakan tanda-tanda kemunculan bun upas terlihat sejak Senin (3/1) sore. “Sejak sore sudah dingin sekali,” ungkapnya. Menurut dia, bun upas yang muncul masih tipis dan belum berdampak merusak pada tanaman kentang. “Suhu dingin sekali mulai jam dua sampai tiga malam. Kalau di layar HP, suhu di dalam rumah 3 derajat. Berarti kalau di luar lebih dingin, kemungkinan minus satu,” ungkapnya.

Dia mengatakan bun upas yang masih tipis ini mencair ketika matahari terbit.

Menurut dia, fenomena ini unik dan jarang sejali terjadi. “Kalau menurut orang zaman dulu, bulan Januari dan Februari kan masih musim penghujan. Tapi karena ada Mengkang, dari hujan terus kemarau, biasanya empat lima hari kedepan atau seminggu juga keluar lagi,” ungkapnya.

Menurut dia, fenomena bun upas ini diluar perkiraan. “Kalau orang Dieng yang sudah sepuh ya bilang ini Mengkang. Saya juga pernah mengalami tahun 90 an, Januari keluar salju. Dan dalam jeda Mengkang ini turunnya tidak hanya sekali. Kalau melihat tanda-tandanya, besok pagi ya bisa turun bun upas lagi,” lanjutnya. (drn)

Beri komentar :
Share Yuk !