Antisipasi Kenaikan Harga Pangan, BI Purwokerto dan TPID Intensifkan Koordinasi dan Pengawasan

PURWOKERTO – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto bersama Satgas Pangan dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di wilayah Keresidenan Banyumas, mengintensifkan kordinasi dan pengawasan. Hal itu dilakukan sebagai upaya mengantisipasi lonjakan harga komoditas pangan.

“Kami akan terus berkoordinasi dengan Satgas Pangan dan TPID untuk memastikan distribusi maupun stok yang tersedia” Ujar Kepala KPw BI Purwokerto Rony Hartawan di sela sela kegiatan sosialisasi Cinta Bangga dan Paham ( CBP) Rupiah, Kamis (16/6).

Koordinasi yang dilakukan setidaknya akan memastikan ada empat hal, yaitu keterjangkauan harga, distribusi, ketersediaan pasokan, dan komunikasi.

Menurutnya Dari empat area tersebut, apakah lonjakan harga pangan itu karena masalah stok atau distribusi.

“Saat ini sudah dalam kondisi mulai normal, apakah harga-harga tersebut terjadi terdampak dari sisi distribusi atau pasokan, ini yang akan kami cek bersama satgas pangan dan TPID, ” jelasnya.

Sebagai upaya lanjuta, Rony juga akan berdiskusi dengan dinas terkait untuk membahas langkah antisipasi lonjakan harga komoditas cabai yang rutin terjadi. Salah satunya cabai.

“Diskusi dengan dinas tidak terkait dengan penanamannya, melainkan pola tanamnya karena selama ini berulang-ulang terus, selalu isunya dan waktunya sama, akhirnya pas panen raya barangnya melimpah,” katanya.

Pihaknya akan mengajak dinas terkait untuk mencoba mengatur pola tanam cabai, sehingga siklusnya lebih merata dan harganya tidak terlalu jomplang antara saat panen raya dan di luar panen raya.

Ia mengharapkan lonjakan harga komoditas bahan pangan khususnya cabai yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir tidak sampai berdampak terhadap inflasi bulan Juni 2022.

“Jadi memang kita harus menyeimbangkan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Sekarang pertumbuhan ekonomi sudah mulai menggeliat, tetapi di sisi lain bisa berdampak terhadap inflasi,” katanya.

Selain itu, isu global banyak menjadi tantangan karena dengan adanya perang dan gejolak geopolitik dunia akan berpotensi mengakibatkan krisis pangan. (Saw)

Beri komentar :
Share Yuk !