Buka Konfercab VII NU Banyumas, Rais Aam PBNU Beri Pesan Semangat Berhikmad Pada Organisasi

BANYUMAS – Rais Aam PBNU, Kiai Haji Miftachul Akhyar membuka secara resmi Konferensi Cabang (Konfercab) VII Nahdlatul Ulama Banyumas yang ditandai dengan penabuhan bedug sebagai simbol dimulainya agenda lima tahunan.

Konfercab VII NU Banyumas dilangsungkan pada Ahad, 11 Desember 2022 M bertepatan dengan 17 Jumadil Ula 1444 H di Komplek Pondok Pesantren Mamba’ul Ushulil Hikmah Bakung, Linggasari, Kembaran, Banyumas.

Dalam sambutannya, Kiai Miftach menyampaikan pesan akan pentingnya berkhikmat kepada organisasi.

Dengan nilai tersebut maka tidak ada masa batasan pengabdian. Berhikmad beda dengan masa kerja yang hanya lima tahun.

Dalam sambutannya ia juga berpesan agar NU mampu menjaga peradaban dunia.

Kiai Miftach menggambarkan huruf dlad pada lambang NU yang menegasikan bahwa peran NU tidak hanya di tingkat ranting sampai pusat, bangsa dan negara, namun sampai pada penjagaan peradaban dunia.

Dikatakan, para muassis NU telah menggariskan bahwa peran NU tidak hanya ditingkat lokal namun bekontribusi pada dunia global. Sesuai pemaknaan huruf dlad yang melingkari bola dunia sebagai simbol kontribusi NU harus sampai mendunia.

“Sejak pendirian NU para muassis telah menggariskan bahwa kontribusi NU harus sampai dataran global. Perhatikan huruf dlad yang melingkari bola dunia sebagai simbol kontribusi NU harus sampai mendunia,” terangnya, Ahad (11/12/2022).

Kiai Miftach menambahkan, di era disrupsi yang penuh perubahan harus diimbangi dengan tata krama atau “unggah ungguh” dalam persatuan. Proses kaderisasi organisasi di NU harus melahirkan militansi kader yang diimbangi dengan unggah ungguh atau tata krama.

Menurutnya, militansi organisasi tanpa unggah ungguh akan melahirkan kerusakan moral. Sehingga proses kaderisasi melalui Madrasah Kader NU (MKNU) harus diberikan secara seimbang antara melatih militansi dengan unggah ungguh kader.

“Perlu keseimbangan antara militansi kader dengan unggah ungguh. Militansi organisasi tanpa unggah ungguh akan melahirkan kerusakan moral kader,” terangnya.

Pada kesempatan itu ia juga berpesan agar tidak saling menjatuhkan dalam persaingan. Apalagi dalam momentum Konfercab.

Dengan semangat hikmad, Konfercab di Banyumas dapat berjalan lancar.

Baik MWC maupun ranting bukan hanya pemilik NU sebab mereka yang sehari hari bersentuhan dengan ummat. Dengan melibatkan ranting untuk memilih pemimpinnya hal itu dinilai baik.

Jika memahami NU adalah organisasi penghikmatan, maka tidak ada istilah persaingan dan saling menjatuhkan. Tidak ada perebutan yang negatif. Yang ada hanya fastabikul khoirot. Karena nilai khikmad itulah yang mewarnai kehidupan berorganisasi.

Menurutnya PBNU saat ini sedang membutuhkan pemikiran pemikiran, dan konsep kedepan. Karena amanah besar organisasi belum sepenuhnya terlaksana.

Pertama adalah amanat ekonomi keumatan. Meski disisi lain, bidang pendidikan semakin membaik.

Bahkan bidang pendidikan sudah bisa bersaing dan mampu menghadapi persaingan yang makin komplek.

Sementara itu Bupati Banyumas Ahmad Husein dalam Sambutannya yang dibacakan Eko Heru Surono selaku Kepala Kesbangpol mengatakan, NU telah memberikan kontribusi yang besar terhadap Bangsa dan negara.

Hadrotus Syeikh Hasim As’ari juga telah menjadi pelopor dalam memberdayakan masyarakat dan membangun ukhuwah.

Para tokoh dan ulama NU juga telah mengabdikan hidupnya untuk bangsa dan negara.

Keteladanan dan ketokohan ulama NU hendaknya dapat diteruskan kepada generasi muda sebagai penerus bangsa.

Beri komentar :
Share Yuk !