Hingga Februari, 247 Kasus DBD Terjadi di Cilacap

CILACAP-Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap mencatat, telah terjadi 247 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah tersebut sejak bulan Januari hingga 10 Februari 2022. Tiga orang diantaranya meninggal dunia. Selain itu, tujuh orang terkena Dengue Shock Syndrome (DSS).

Sub Koordinator P2 (Pengendalian dan Pemberantasan) Penyakit Menular Dinkes Cilacap, Hutomo Eko Prasetyo mengatakan, 3 orang yang meninggal dikarenakan telat penanganan.

“Kasus DBD di Kabupaten Cilacap dari tahun 2021 hingga 2022 cenderung mengalami kenaikan. Lonjakan kasus DBD biasa terjadi di akhir tahun atau awal tahun berjalan. Kasus DBD dipengaruhi oleh faktor cuaca di wilayah Kabupaten Cilacap. Tercatat, kasus DBD terbanyak ada di wilayah Cilacap Tengah dan Cilacap utara,” jelasnya, Kamis (10/2/2022).

Menurutnya, gejala DBD yang pertama yaitu panas tinggi dengan evaluasi 5-7 hari dan didukung pemeriksaan laboratorium dengan penurunan trombosit, kedua kenaikan hematokrit. Selanjutnya pemeriksaan rapid dengue. “Selama ini belum ada vaksin untuk mencegah DBD. Informasi yang kami dapatkan masih dalam tahap pengembangan. Kita himbau kepada masyarakat bahwa kita membudayakan untuk PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk),” imbuhnya.

Dia melanjutkan, sebagai upaya mencegah peningkatan kasus DBD, Dinkes Kabupaten Cilacap membudayakan gerakan “satu rumah satu jumantik”. “Memantau jentik di rumah kita baik di dalam maupun di luar. Jentik dari DBD ini berada di genangan air yang tidak kontak dengan tanah. Seperti tempat pakan burunng, vas bunga, belakang kulkas. Di luar rumah seperti kaleng-kaleng terbuka dan ban bekas,” bebernya.

Hutomo berharap, masyarakat lebih sadar untuk menekan angka kejadian DBD dengan membudayakan PSN gerakan serentak satu rumah satu jumantik. Karena hal itu yang paling efektif menekan peningkatan kasus DBD. “Seperti yang kita tahu bahwa fogging hanya untuk memutus mata rantai nyamuk dewasa. Mari kita bersama untuk sadar tentang kebersihan lingkungan, salah satunya dengan pemberantasan sarang nyamuk,” imbuh Hutomo.

Sebagai tambahan informasi, DBD adalah penyakit infeksi oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Perbedaan antara DBD dan DD paling mencolok adalah masalah kebocoran plasma dan trombosit. DD (Demam Dengue) itu adalah demam berdarah versi ‘ringan’. Sedangkan DBD (Demam Berdarah Dengue), gejala khasnya sudah terjadi kebocoran plasma atau trombositopenia yang lebih berat.(asri/novi)

Beri komentar :
Share Yuk !