Lebaran di Kampung Meriah Berhias Lampion, Silaturahmi Secara Daring

Masyarakat desa menyambut lebaran dengan antusias. Perayaan Idul Fitri memang penuh dengan euforia kebahagiaan. Setelah sebulan melaksanakan ibadah puasa Ramadan, kini saatnya menyambut kemenangan.

Bagi masyarakat di perkampungan Idul Fitri memang hari yang disambut istimewa. Salah satunya di Dusun Nusadadi, Desa Tinggarjaya Kecamatan Sidareja Kabupaten Cilacap. Sejak pertengahan Ramadan para pemuda sudah menyiapkan lampion untuk dipasang di seantero kampung.

Setiap usai salat tarawih, para pemuda secara sukarela dan bergotong royong membuat lampion. Masing-masing berbagi tugas, mulai dari mencari bambu, membuat bilah, hingga merangkai. Agar unik, lampion dibuat berbagai bentuk.

Farihin salah satu pemuda dikampung tersebut mengaku, pemuda juga suka rela iuran. Uang hasil uiran digunakan untuk membeli berbagai perlengkapan, mulai lampu hias hingga kertas warna warni.

Lampion hanya salah satu dari bentuk ekspresi kebahagiaan. Selain itu masih banyak hal yang memiliki nilai dan makna. Bahkan dilakukan secara turun temurun.

Silaturahmi yang kuat antar generasi

Jika di perkotaan perayaan Idul Fitri cukup sehari atau dua hari. Namun disini, suasana lebaran tetap terasa hingga sepekan sampai sepuluh hari.

Saling mengunjungi antar kerabat masih terjaga erat. Selain membentuk ikatan sosial yang kuat, silaturahmi antar generasi juga menguatkan ikatan persaudaraan.

Ada istilah ” Jangan sampai obore sidem” Artinya jangan sampai persaudaraan itu hilang karena kurang mengenal dan tidak pernah silaturahmi.

Biasanya, saudara yang sudah menikah akan saling mengenalkan putra putrinya. Bahkan jika dirunut sampai muncul istilah ” Bani” Atau keturunan.

Salah satu yang cukup besar yakni BANI Ali Dikrama. Setelah lebaran, biasanya seluruh anggota keluarga berkumpul dan melaksanakan “Haul” atau peringatan. Jumlah yang hadir bisa mencapai ratusan.

Pada momentum itulah, buku besar silsilah akan dibacakan, sekaligus ditambah daftarnya. Namun karena saat ini masih dalam pandemi Covid 19 maka peringatan tersebut ditiadakan.

Untuk mengobati kemeriahan, warga memang memasang lampion di seantero kampung. Karena mudik tahun 2021 juga dilakukan pembatasan maka, banyak pemuda di rantau yang memilih silaturahmi daring.

Agus Abdulah salah satu tokoh di kampung tersebut mengungkapkan, ikhtiar untuk mencegah penyebaran covid 19 terus dilakukan.

Salah satunya warga tidak menggelar Haul atau peringatan Bani Ali Dikrama ataupun BANI Khudori. Meski kini hanya dilakukan secara daring, harapannya tetap tidak mengurangi esensi silaturahmi. Sehingga lebaran tetap bermakna dan kekeluargaan tetap terjaga. ( (Sakur Abdul Wahid)

Beri komentar :
Share Yuk !