Petani Diminta Waspada Serangan Wereng

MAOS – Petani di wilayah Kecamatan Maos dan Sampang dimbau mewaspadai serangan hama wereng batang coklat (WBC) untuk musim tanam April-September ini, karena dikhawatirkan dapat menyebabkan gagal panen. Saat ini hama telah menyerang tanaman padi di sejumlah desa di Kecamatan Maos.

“Petani diminta waspada terhadap serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT), terutama wereng batang coklat (WBC), karena diketahui populasi wereng telah ditemukan di wilayah Kecamatan Maos, salah satunya di Desa Mernek,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap, Supriyanto saat dihubungi Banyumas Ekspres usai penyemprotan massal di Desa Mernek, Rabu (22/4).

Supri mengungkapkan, populasi wereng yang ditemukan merupakan wereng dewasa dan siap bertelur pada tanaman padi umur 7-14 hari pada varietas Inpari 32 dan Ciherang. Wereng tersebut pindahan dari tanaman padi yang terlambat panen.

“Memang, dalam serumpun populasinya belum banyak. Namun jika dibiarkan sampai bertelur hingga terjadi ledakan akan mengancam kelangsungan tanaman padi usia muda tersebut. Bahkan bisa gagal panen. Secara ekonomi jelas merugikan petani,” ungkapnya.

Guna mengantisipasi meluasnya serangan hama wereng tersebut, lanjut Supri, yakni dengan gerakan pengendalian (gerdal) yang mendapat dukungan dan bimbingan dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah melalui Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit wilayah Banyumas. Selain petani, gerdal juga melibatkan POPT, PPL dan perangkat desa.

“Gerdal untuk menekan serangan OPT dengan penyemprotan secara massal dan serentak pada lahan seluas 125 hektar di Desa Mernek. Penyemprotan dengan menggunakan pestisida,” katanya.

Dia menegaskan, pengendalian OPT memang tidak bisa total, sehingga perlu dilakukan secara rutin dan berkelanjutan. Selain itu diimbangi dengan pengendalian secara alami menggunakan tanaman refujia. Bunga-bunga refujia tersebut sebagai rumah musuh alami OPT tanaman padi.

“Petani juga harus rutin secara intensif melakukan pengamatan hama yang ada, paling tidak seminggu sekali. Ini untuk mengetahui perkembangan serangan terutama wereng. Sehingga jika tampak ada gejala serangan, bisa langsung dikendalikan. Kami akan melakukan sosialisasi secara rutin kepada petani,” tegasnya.

Disinggung terkait desa di wilayah Kecamatan Maos dan Sampang yang telah selesai tanam pada musim tanam April-September ini, Supri menyebutkan, untuk wilayah Kecamatan Sampang secara umum telah tanam semua.

“Sedangkan di wilayah Maos sudah mencapai 80 persen, sisanya 20 persen ada di dua Desa yaitu Desa Karangreja dan Desa Karangrena,” pungkasnya. (gin)

Beri komentar :
Share Yuk !