Penguatan Nilai Gotong Royong Melalui Pembelajaran Pendidikan Pancasila Berbasis Proyek (P5)

Oleh: Triani Yulianti, S.Pd
Guru PPKn SMPN 2 Mrebet
Purbalingga-Jawa Tengah

Pendidikan secara umum bertujuan untuk menumbuhkan peserta didik menjadi pribadi yang
baik, tangguh, berakhlak mulia, terampil dan cerdas dalam menjalankan aktivitas kehidupannya.
Pendidikan memiliki peran strategis sebagai sarana untuk mengembangkan sumber daya dan
investasi manusia guna mendorong terciptanya kehidupanyang lebih baik. Hal tersebut juga telah
mewarnai dan menjadi landasan moral dan etik dalam proses pemberdayaan jati diri bangsa.

Dalam konteks pembangunan karakter bangsa melalui pendidikan, Kemendikbud Ristek
mengusung Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang merupakan program untuk
melestarikan nilai-nilai Pancasila di kalangan pelajar.

Proyek penguatan ini hadir sebagai sebuah
pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan
di lingkungan sekitarnya dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek
(project-based learning). Karakter yang diharapkan adalah pelajar yang memiliki jiwa-jiwa
Pancasila di dalam dirinya (Rahayuningsih, 2022). Setiap materi yang disajikan dalam
pembelajaran memiliki makna dengan kualitas yang beragam. Oleh karena itu, perlu
dimaksimalkan penerapan pendidikan karakter dalam setiap mata pelajaran di sekolah termasuk pada Pendidikan Pancasila (PP) atau Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).

Dalam pembelajaran ini peserta didik harus didorong untuk berpikir kritis dan bertindak
secara moral dan bijaksana sebagai anggota keluarga, masyarakat, sekolah, dan sebagai sesama
warga negara sebagai bagian dari pendidikan kewarganegaraan yang diamanatkan negara.

Proses
pembelajaran harus dirancang sebagai pembelajaran melalui tindakan, pembelajaran untuk
memecahkan masalah sosial, pembelajaran melalui keterlibatan sosial, dan pembelajaran melalui
interaksi antar budaya tergantung pada kontekskehidupan peserta didik (Sumardjoko, 2015).

Memfasilitasi pembelajaran dengan muatan penguatan karakter yang ingin dicapai pada
pembelajaran PP membutuhkan pendekatan dan strategi khusus yang perlu direncanakan secara
matang oleh guru. Salah satu model pembelajaran yang dapat menjadi pilihan guru disini adalah
pembelajaran berbasis proyek.

Menurut Pratiwi, et.al (2018).
Kegiatan belajar bersama dalam model pembelajaran berbasis proyek memiliki manfaat
bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan kolaborasi dengan teman dalam proses penyelesaian
tugas.

Hal ini sejalan dengan dimensi gotong royong yang terdapat pada P5. Kolaborasi,
altruis, dan berbagi merupakan unsur-unsur utama dalam gotong royong (Kurniawaty, 2021).

Salah
satu contoh sederhana dalam pembelajaran PP berbasis proyek yang dapat dilakukan untuk
mendorong kemampuan gotong royong siswa misalnya kegiatan gotong royong untuk
mewujudkan sekolah yang ramah lingkungan. Proyek ini melibatkan berbagai aspek, termasuk
kebersihan, pengelolaan sampah, dan konservasi sumber daya alam.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Identifikasi Masalah
Lingkungan. Siswa melakukan analisis untuk mengidentifikasi masalah lingkungan di sekolah. Ini
dapat mencakup masalah sampah, penggunaan energi yang tidak efisien, atau kurangnya
kesadaran tentang pentingnya kebersihan lingkungan.

2) Perencanaan Kegiatan. Siswa membentuk
tim dan merencanakan kegiatan yang akan dilakukan. Mereka membagi tugas antara anggota tim,
seperti pembersihan area sekolah, pengelolaan sampah, atau penanaman pohon.

3) Kolaborasi
dengan Komunitas. Siswa berkomunikasi dengan pihak terkait, seperti pengelola sekolah, staf
kebersihan, atau organisasi lingkungan setempat. Mereka berkoordinasi untuk memperoleh
dukungan, saran, atau bantuan dalam melaksanakan kegiatan.

4) Pelaksanaan Kegiatan. Siswa
bekerja sama dalam melakukan kegiatan yang telah direncanakan. Mereka membersihkan area sekolah, mengumpulkan dan memilah sampah, atau melakukan kegiatan konservasi sumber daya
alam seperti menghemat air dan listrik.

5) Evaluasi dan Refleksi. Setelah kegiatan selesai, siswa
merefleksikan hasilnya. Mereka membahas keberhasilan, hambatan yang dihadapi, dan pelajaran
yang dipetik dari proyek ini. Evaluasi juga dapat dilakukan dengan melihat perubahan positif
dalam kebersihan sekolah dan kesadaran lingkungan di kalangan siswa dan staf.

Proyek ini dapat melibatkan siswa secara langsung dalam perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan gotong royong. Mereka akan belajar tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan,
kerjasama dalam tim, dan dampak positif yang dapat dihasilkan melalui tindakan gotong royong.

Konsep gotong royong sebagai ciri dari budaya ketimuran menganjurkan peserta didik untuk
kolaborasi dalam kebaikan. Kerja sama yang dilandasi oleh rasa peduli, tulus dan ikhlas.
Harapannya pelajar Pancasila memahami hakikat bekerjasama, berkolaborasi untuk menghasilkan
suatu yang bermanfaat dan bernilai.

Beri komentar :
Share Yuk !