Cacar Monyet

PENYEBARAN penyakit cacar monyet merupakan salah satu masalah kesehatan yang akhir-akhir ini banyak menyita perhatian secara global. Cacar monyet merupakan suatu jenis penyakit zoonosis viral, atau penyakit akibat virus yang awalnya ditularkan dari binatang kepada manusia. Penyakit ini disebabkan oleh virus Monkeypox,salah satu anggota dari keluarga yang sama dengan virus penyebab penyakit cacar (smallpox), namun berbeda dengan virus penyebab cacar air (chickenpox).

Penyakit cacar monyet awalnya hanya bersifat endemik di daerah Afrika Tengah atau Afrika Barat, dan umumnya sangat jarang terjadi di luar daerah endemik, dimana hanya dilaporkan adanya kurang dari lima kasus per tahun pada mereka yang baru saja melakukan perjalanan ke berbagai negara endemik cacar monyet di benua Afrika.Selain itu, kekebalan tubuh yang diperoleh dari pemberian vaksin cacar (vaccinia) di masa lampau dilaporkan dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi virus cacar monyet. Sayangnya, dengan berhasil dieradikasinya penyakit cacar pada tahun 1980an, pemberian vaksinasi untuk penyakit ini mulai dihentikan, sehingga kekebalan terhadap infeksi cacar monyet di masyarakat luas perlahan juga mulai berkurang.

Penurunan kekebalan kelompok terhadap penyakit cacar dibarengi dengan kurangnya kesadaran dari berbagai negara di luar benua Afrika mengenai potensi ancaman penyakit ini telah memberikan kesempatan pada virus cacar monyet untuk menyebar ke berbagai belahan dunia tanpa disadari seiring bejalannya waktu. Sejak bulan Mei 2022 mulai dilaporkan adanya sejumlah kasus cacar monyet dalam jumlah yang relatif banyak di beberapa negara non-endemik. Saat ini penyakit cacar monyet sudah menyebar ke 107 negara, dengan lebih dari 71 ribu kasus terkonfirmasi dan 26 kasus kematian, sehingga WHO mulai menetapkan wabah penyakit cacar monyet ini sebagai suatu darurat kesehatan global sejak bulan Juli 2022. Keputusan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan koordinasi respon terhadap penyebaran infeksi di berbagai negara, mendorong dilakukannya penelitian lebih lanjut terkait penyebaran dan perjalanan penyakit, serta mempercepat produksi vaksin, sehingga wabah penyakit ini dapat segera teratasi.

Virus cacar monyet umumnya dapat menyebar melalui tiga jalur utama, yaitu melalui kontak atau sentuhan dengan ruam di kulit maupun cairan tubuh dari penderita cacar monyet, melalui kontak atau sentuhan dengan pakaian atau benda-benda yang terkontaminasi setelah digunakan oleh penderita cacar monyet, serta dengan menghirup udara yang terkontaminasi percikan virus dari saluran pernapasan saat berinteraksi langsung dalam jarak dekat dengan penderita cacar monyet. Karena adanya risiko penularan melalui cairan tubuh, infeksi juga dapat ditularkan melalui hubungan intim, sehingga mereka yang terinfeksi disarankan untuk tidak berhubungan intim sampai sembuh total, serta perlu memakai kondom sampai 8 minggu setelah sembuh.Penderita cacar monyet dapat aktif menyebarkan virus sampai beberapa minggu setelah terinfeksi, yaitu sejak mereka pertama kali menunjukkan adanya gejalasampai sepenuhnyasembuh dari penyakit, dimana ruam atau luka-luka di kulit sudah terlihat sembuh total.

Gejala penyakit cacar monyet dapat mulai terlihat dalam waktu 5 sampai 21 hari setelah pertama kali terinfeksi virus. Gejala awal dapat berupa demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, pembengkakan kelenjar getah bening,batuk, nyeri punggung, nyeri otot, dan lemas atau mudah lelah. Pembengkakan kelenjar getah bening merupakan tanda khas dari cacar monyet yang umumnya tidak ditemui pada penyakit serupa seperti cacar (smallpox), cacar air (chickenpox), maupun campak (measles). Kelenjar getah bening yang membengkak ini umumnya akan teraba seperti benjolan lunak yang dapat ditemukan di daerah leher, ketiak, atau selangkangan.

Penderita cacar monyet dapat menunjukkan bercak kemerahan di permukaan lidah dan rongga mulut, dilanjutkan dengan munculnya ruam di permukaan kulit setelah demam mulai reda. Ruam ini biasanya mulai muncul di wajah, kemudian perlahan menyebar ke bagian tubuh lain, dimulai dari lengan dan tungkai, sampai ke telapak tangan dan telapak kaki. Ruam ini awalnya terlihat seperti bintik-bintik merah yang terasa gatal atau nyeri, dan kemudian mulai terisi cairan jernih yang lama kelamaan akan bernanah dan terlihat keruh. Bintil berisi cairan ini akan makin membesar dan mulai mengeras, sampai akhirnya akan pecah dan berkerak.Setelah kurang lebih satu minggu, keropeng akan terlepas dan luka sembuh.

Cacar monyet merupakan penyakit yang biasanya dapat sembuh sendiri dalam waktu 2 sampai 4 minggu pada individu dalam kondisi sehat dengan ketahanan tubuh yang baik. Meskipun demikian, dapat terjadi penyakit berat yang fatal pada individu dengan gangguan ketahanan tubuh, seperti ODHA (Orang dengan HIV/AIDS). Tatalaksana yang utama untuk penyakit ini adalah dengan pemberian terapi suportif untuk mengatasi gejala, menangani komplikasi, dan mencegah terjadinya gejala sisa atau sekuele jangka panjang. Petugas kesehatan umumnya akan memberikan terapi sesuai kebutuhan masing-masing pasien. Penderita cacar monyet juga perlu diberikan cairan dan makanan sesuai kondisi tubuh masing-masing guna memastikan terpenuhinya kebutuhan cairan dan kebutuhan gizi.

Strategi utama untuk mencegah penularan cacar monyet adalah dengan meningkatkan kesadaran masnyarakat mengenai adanya risiko penyebaran penyakit dan menerapkan berbagai strategi untuk mengurangi kontak dengan sumber penularan infeksi. Beberapa strategi tersebut antara lain adalah menghindari kontak langsung dengan mereka yang terlihat memiliki ruam kulit menyerupai gambaran khas cacar monyet, menghindari kontak dengan pakaian, seprai, handuk, maupun berbagai barang lain yang pernah digunakan oleh penderita cacar monyet, mencuci tangan dengan bersih setelah terjadi kontak dengan barang yang terkontaminasi, menggunakan masker saat berinteraksi dengan penderita cacar monyet, menghindari binatang yang mungkin membawa virus cacar monyet, serta melakukan isolasi mandiri untuk mengurangi kontak antara penderita cacar monyet dengan individu sehat.

Saat ini di Indonesia baru dilaporkan adanya kurang dari 10 kasus cacar monyet. Meskipun demikian, kita harus selalu waspada akan kemungkinan adanya penyakit ini. Identifikasi kasus secara dini dilanjutkan dengan pelaporan pada petugas kesehatan dan dilakukannya usaha isolasi untuk membatasi penyebaran infeksi lokal merupakan metode terbaik untuk mencegah penyebaran infeksi virus cacar monyet. Semua elemen masyarakat harus selalu mengikuti protokol kesehatan, menjaga kebersihan, berhati-hati dalam mengolah dan mengkonsumsi makanan dari daging binatang, serta terus mewaspadai kemungkinan adanya binatang atau orang yang terinfeksi dengan memperhatikan adanya berbagai gejala dan tanda khas yang sudah dipaparkan di atas, terutama bila ada riwayat bepergian ke daerah dimana pernah dilaporkan adanya kasus cacar monyet selama beberapa bulan terakhir. (*)

dr Indranila Kurniasari, SpKK
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin
RSI Banjarnegara

Beri komentar :
Share Yuk !