Manajemen Resiko : Meningkatkan Keamanan dan Kemanusiaan di Lembaga Pemasyarakatan Saat Hari Raya Idul Fitri

Ana Meilia Hendro Setiyono
Manajemen Pemasyarakatan B
Politeknik Ilmu Pemasyarakatan

Lembaga pemasyarakatan sering menjadi pusat perhatian dalam perbincangan mengenai keamanan dan perlindungan hak asasi manusia. Manajemen risiko di lembaga pemasyarakatan adalah tantangan yang kompleks dan beragam, tetapi juga merupakan kesempatan untuk melakukan perubahan yang positif dalam sistem pemasyarakatan.

Dengan mengadopsi strategi yang proaktif, transparan, dan berbasis hak asasi manusia, kita dapat memastikan bahwa lembaga pemasyarakatan tidak hanya menjadi tempat yang aman dan teratur, tetapi juga tempat yang mendukung rehabilitasi dan reintegrasi sosial bagi narapidana, sehingga mewujudkan tujuan yang lebih luas dari sistem peradilan pidana yang adil dan berempati.

Saat Hari Raya Idul Fitri, suasana di seluruh negeri menjadi penuh haru dan sukacita. Namun, di balik kegembiraan itu, lembaga pemasyarakatan (Lapas) di seluruh Indonesia harus tetap siap menghadapi tantangan dan resiko selama masa Hari Raya Idul Fitri. Manajemen risiko di Lapas menjadi lebih penting, tidak hanya untuk memastikan keamanan, tetapi juga untuk memastikan kemanusiaan para narapidana yang merayakan hari raya ini di balik jeruji besi.

Salah satu tantangan besar yang dihadapi Lapas menjelang Idul Fitri adalah peningkatan jumlah pengunjung, terutama dari keluarga narapidana. Peningkatan ini bisa membawa risiko tambahan seperti penyelundupan barang terlarang ke dalam Lapas atau kekacauan akibat kerumunan yang berlebihan. Oleh karena itu, manajemen risiko harus dilakukan dengan cermat, yaitu dengan menempatkan petugas keamanan tambahan, pemeriksaan ketat terhadap barang-barang yang dibawa oleh pengunjung termasuk pemeriksaan penggunaan teknologi pemindai yang perlu ditingkatkan untuk mencegah masuknya benda-benda terlarang ke dalam Lapas. Selain itu pengoptimalan pengawasan pada CCTV sehingga memperluas cakupan pengawasan dan dapat lebih mudah mendeteksi dan mencegah aktivitas illegal.

Adanya pengaturan jadwal kunjungan juga tidak kalah penting agar tidak mengganggu operasional Lapas. Penjadwalan kunjungan dengan lebih terstruktur dan pengaturan tempat yang nyaman untuk menjenguk narapidana dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya kekacauan atau konflik di dalam Lapas.

Selain itu, ada juga risiko keamanan internal yang perlu diwaspadai, terutama dengan meningkatnya ketegangan di antara narapidana yang mungkin terpicu oleh perasaan rindu akan keluarga dan kehidupan di luar Lapas. Manajemen risiko yang efektif harus mencakup pengawasan yang ketat terhadap pergerakan narapidana, pencegahan konflik, dan penanganan cepat terhadap situasi yang mengancam keamanan. Pengawasan terhadap pergerakan narapidana dilakukan dengan pemeriksaan rutin meliputi blok hunian, lingkungan sekitar dan narapidana itu sendiri untuk memastikan tidak ada kegiatan yang melanggar aturan serta keamanan dan ketertiban yang terkendali di dalam Lapas. Selain itu memperkuat sistem keamanan yang meliputi pembaruan dan peningkatan infrastruktur keamanan juga diperlukan, seperti memperbaiki pagar, memperkuat pintu-pintu masuk, dan memasang sistem alarm tanda bahaya yang lebih canggih.

Namun, di tengah semua upaya untuk memastikan keamanan, penting untuk tidak melupakan kemanusiaan para narapidana. Hari Raya Idul Fitri adalah waktu yang penting bagi mereka untuk merayakan bersama keluarga dengan mengutamakan rasa kemanusiaan di Lapas pada saat Hari Raya Idul Fitri membutuhkan penekanan pada hak narapidana untuk merayakan momen keagamaan ini. Mereka berhak untuk merasakan sentuhan kehangatan keluarga, bahkan dalam lingkungan yang terbatas seperti Lapas. Oleh karena itu, penting untuk menyediakan waktu dan ruang yang memadai bagi narapidana untuk berinteraksi dengan keluarga mereka. Lapas juga perlu memastikan bahwa suasana di dalamnya tetap kondusif bagi narapidana untuk merayakan hari raya dengan tenang dan penuh kedamaian.

Selain itu di Lapas juga harus memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan narapidana. Penting untuk memberikan perhatian khusus pada narapidana yang mungkin merasa kesepian atau terisolasi selama momen perayaan hari raya. Program-program dukungan psikologis dan sosial harus ditingkatkan untuk memberikan dukungan ekstra kepada mereka yang membutuhkannya. Hari Raya Idul Fitri bisa menjadi waktu yang emosional bagi narapidana, terutama bagi mereka yang merindukan kehadiran keluarga mereka. Dukungan psikologis yang memadai dan akses ke layanan kesehatan yang baik adalah hak dasar yang harus diberikan kepada mereka, sehingga mereka dapat mengatasi stres dan kecemasan yang mungkin muncul selama momen perayaan hari raya. Manajemen risiko di Lapas menjelang Hari Raya Idul Fitri memerlukan pendekatan yang holistik, yang tidak hanya memprioritaskan keamanan, tetapi juga memperhatikan kemanusiaan dan kesejahteraan para narapidana.

Dengan melakukan hal ini, Lapas dapat memastikan bahwa semua orang, baik narapidana maupun staf, dapat merayakan hari raya dengan damai dan bahagia, sambil menjaga keamanan dan ketertiban di dalam Lapas.

Manajemen risiko yang berpusat pada kemanusiaan juga memerlukan perlakuan yang adil dan layak bagi narapidana. Hal ini termasuk memastikan bahwa tindakan disiplin di Lapas dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan memperhatikan hak-hak asasi manusia mereka. Perlakuan yang manusiawi harus diutamakan dalam semua interaksi antara petugas dan narapidana, tanpa memandang latar belakang atau kesalahan yang mereka buat. Kondisi di dalam Lapas juga harus mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan. Fasilitas yang bersih, aman, dan layak adalah hak dasar yang harus dijamin bagi narapidana. Penyediaan fasilitas yang memadai tidak hanya menciptakan lingkungan yang lebih manusiawi, tetapi juga membantu menjaga kesejahteraan dan martabat narapidana.

Dalam rangka mengutamakan rasa kemanusiaan di Lapas bagi narapidana pada saat Hari Raya Idul Fitri, kita harus mengintegrasikan nilai-nilai keadilan, empati, dan toleransi dalam semua aspek manajemen Lapas.

Dengan menghormati hak-hak asasi manusia mereka, memberikan pelayanan kesehatan dan dukungan psikososial yang memadai, memperlakukan mereka dengan adil dan manusiawi, serta menciptakan kondisi yang layak di dalam Lapas, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih stabil, aman, dan berempati bagi semua narapidana.

Beri komentar :
Share Yuk !