Corona Mewabah, Dokter Spesialis Jiwa Datangi Pasien Gangguan Jiwa

BANJARNEGARA – Menyikapi wabah Corona yang akhir-akhir ini mencuat, dokter spesialis jiwa dr Seno Bayu Aji Sp KJ melakukan tindakan mendatangi pasien gangguan jiwa di Banjarnegara. Kekhawatiran di tingkat masyarakat untuk datang ke rumah sakit cukup tinggi, sehingga dokter Seno memilih memberikan pelayanan jemput bola.

“Saat ini wabah corona membuat takut masyarakat untuk datang ke rumah sakit. Kami mencoba untuk tetap memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat. Walau sebenarnya warga tidak perlu takut untuk berobat atau kontrol kesehatan di rumah sakit, karena di tempat kami sudah dipisahkan antara pasien infeksius dan non infeksius,” kata Seno yang merupakan dokter kesehatan jiwa Rumah Sakit Islam Banjarnegara, saat berada di rumah pasien Desa Singamerta Kecamatan Sigaluh Banjarnegara, Sabtu (11/4).

Ia tak sendirian, ditemani perawat, apoteker, dan tenaga lainnya. Jadi yang dilakukan selain mengedukasi agar pasien gangguan jiwa tetap konsumsi obat, dirinya dan tim melakukan pemeriksaan secara langsung termasuk memberikan obat yang dibutuhkan pasien, serta mengevaluasi hasil-hasil pemeriksaan sebelumnya.

“Kami justru khawatir dengan adanya wabah corona, pasien ini berhenti konsumsi obatnya. Pasalnya konsumsi obat bagi pasien gangguan jiwa ini tidak boleh terputus. Dalam kondisi apapun mereka harus konsumsi obat dengan teratur,” katanya.

Kedepan pihaknya tetap melakukan pemantaun pasien di Banjarnegara. Selain pihak RS Islam Banjarnegara sendiri, pihaknya juga bekerjasama dengan Puskesmas, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dan aparat di desa. “Kami terus berupaya dan berusaha untuk melakukan kegiatan serupa secara periodik, mingguan maupun bulanan,” sebutnya.

Pasien ODGJ Dikrangkeng

Dalam ‘blusukan’ kali ini sedikitnya ada enam pasien yang didatangi. Di Desa Singamerta Kecamatan Sigaluh ada lima pasien dengan gangguan jiwa dengan berbagai kondisi. Dan ada satu pasien di Desa Kincang Kecamatan Rakit yang dalam kondisi terkerangkeng bambu di dalam sebuah rumah.

Sebut saja BM, salah satu pasien yang ditemui dokter Seno dalam blusukannya ini menempati sebuah rumah sederhana bertembok bata tanpa plester. Di tempat yang sepi, diantara sawah dan tanah lapang, hanya sesekali warga yang lalu lalang di depan rumah mungil tersebut.

BM menempati ruangan antara kamar mandi dan dapur rumah milik anaknya, Nur Hasanah (27). Dan ia dikerangkeng, menggunakan bilah bilah bambu, yang hanya seluas 1,5 meter kali dua meter. Alas berupa tanah, dan di dalamnya hanya ada bangku memanjang untuk ia duduk dan berbaring. Kesehariannya tak mau menggunakan baju, dan berbicara meracau, namun masih bisa berinteraksi dengan orang lain.

“Pasien yang kita temui bervariasi, ada yang ringan, sedang dan berat. Khusus di Kincang yang di ruangan kecil itu, termasuknya gangguan berat, tapi kita bersama tim medis puskesmas dan keluarganya melakukan upaya, baik pemberian obat secara oral, dan kedepan kita usahakan obat injeksi,” tambah Seno.

Sedangkan Nur Hasanah, menuturkan, jika sewaktu dirinya masih kecil setahu dia ibunya normal, namun suatu waktu kerja di Jakarta, sempat putus komunikasi dan ibunya tahu-tahu sudah di panti sosial di Pekalongan.

Dirinya dan keluarga sudah berupaya untuk penyembuhan ibunda tercintanya, namun masih belum banyak berarti. Dirinya berharap kedepan bisa terus membuat ibunya membaik, termasuk dengan datangnya dokter kesehatan jiwa ke rumahnya.

“Saya berharap ada kesembuhan bagi ibu saya. Saya juga berusaha agar ibu mau mengkonsumsi obat yang diberikan dokter,” harapnya.

Sementara Yuli Puriwati Petugas Program Jiwa Puskesmas Rakit 2 dalam kesempatan sama menuturkan, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya beberapa waktu lalu, mulai pemberian gizi, obat, serta injeksi. “Dulu sudah masuk program kami, namun karena semakin banyak, sedikitnya saat ini ada 53 pasien yang kita tangani, maka kami masih ada kekurangan fasilitas untuk beberapa pasien,” kata Yuli. (ook).

 

 

 

Beri komentar :
Share Yuk !