Desa Tempuran Kecamatan Wanayasa Berpotensi Pengembangan Paralayang, Namun Terkendala Akses Menuju Take Off

BANJARNEGARA – Desa Tempuran Kecamatan Wanayasa memiliki potensi besar untuk pengembangan paralayang. Sebab memiliki kondisi alam yang ideal untuk olahraga yang memanfaatkan angin ini. Namun untuk saat ini, masih terkendala akses menuju titik lepas landas (take off) yang belum bisa dilalui kendaraan.

Ketua Paralayang Provinsi Jawa Tengah Nur Cholis mengatakan Desa Tempuran sangat potensial untuk pengembangan paralayang. “Ada dua hal dalam paralayang yaitu sebagai olah raga dan sebagai sport tourism,” kata dia di Desa Tempuran Kecamatan Wanayasa, Sabtu (20/8).

Dikatakan, di setiap tempat paralayang tergantung angin. “Dan di Tempuran sangat bagus untuk penerbangan paralayang,” kata dia.

Ketua Pengcab Paralayang Banjarnegara Aris Sudaryanto mengatakan lokasi paralayang di Desa Tempuran anginnya stabil, kisaran 10 sampai 15 kilometer per jam. Di bawah itu pun, masih aman. Landingnya juga aman, di lapangan desa yang luas dan area sekitarnya juga lahan sayuran.

“Mau muter-muter dulu ketika angin cukup, ngga masalah. Kalau tidak ada angin, langsung mendarat juga aman,” ungkapnya.

Pilot paralayang asal Wonosobo Anto mengatakan lokasi take off dan landingnya bagus. “Sebenarnya kalau mobil bisa sampai ke take off seperti tempat yang lainnya kemungkinan besar pasti ramai. Karena teman-teman pilot akan mencari tempat yang baru,” ungkapnya.

Dikatakan, untuk menuju ke lokasi take off perlu berjalan kaki 20 menit dengan track menanjak terus. Sehingga membuat lelah.

Dikatakan, untuk latihan ketepatan mendarat paling tidak satu hari tujuh kali. Namun dengan kondisi Tempuran saat ini, tiga kali saja sudah kelelahan. “Tempatnya bagus,” ungkapnya.

Ketua Karang Taruna Sasana Madya Desa Tempuran Kecamatan Wanayasa Waluyo mengatakan akan dikembangkan menjadi Desa Wisata. Kendala akses jalan belum memenuhi syarat. panjang jalan yang perlu dibangun sekitar satu kilometer. “Kita dari bawah harus jalan kaki untuk menuju ke Bukit Paralayang,” paparnya. Terlebih beban paralayang sekitar 20 sampai 25 kilogram. “Kalau dari bawah jalan kaki, kecapekan sampai sana,” ungkapnya.

Untuk itu tengah diupayakan agar jalan menuju lokasi take off segera dibangun. “Kita akan merapat ke Pemdes, kita akan coba hubungi pihak-pihak terkait, dengan pariwisata,” kata dia. Akses jalan menuju ke lokasi take off saat ini berupa jalan setapak yang digunakan para petani ke ladang.

Beri komentar :
Share Yuk !