Kampung Gagot Banjarnegara Sajikan Eduwisata yang Lengkap

BANJARNEGARA – Dirintis sejak 2017, Kampung Gagot yang berada di Kecamatan Purwanegara menjadi eduwisata agro yang penuh pesona. Penggagas Kampung Gagot, Amrullah atau akrab disapa Arul menceritakan sejarah adanya nama Gagot.

“Nama Gagot itu diambil dari tokoh kyai Gagot, kebetulan ada makam/ petilasanya di sini. Makam kyai Gagot cukup sederhana cuma di kelilingi batu dan pohon laban. Namun banyak orang yang meyakini bahwa kyai Gagot orang besar yang punya ilmu tinggi dan kedigdayaan yang linuwih. Namun, dengan luas ilmu dan kebesaranya tetap sederhana,” terangnya

Arul menjelaskan, dirintisnya Kampung Gagot diharapkan menjadi sarana edukasi bagi masyarakat yang ingin mendalami dan mengenal lebih jauh dunia pertanian ,  peternakan, perikanan, olahanya dan pemasaranya.

Wisata pertanian hidreoponik di kampung gagot

Wisata Edukasi Pertanian dan Perikanan

Masih dikatakan Arul, setelah pertemuan rembug warga setempat, maka mulai April 2018 Kampumg Gagot mulai menerima tamu untuk edukasi tentang pertanian, peternakan dan sekaligus produk hasil olahanya.

Menurut pria kelahiran 28 Mei 1982 tersebut, dengan adanya destinasi wisata agro Kampung Gagot ini, kampung jadi lebih tertata. “Selain itu membuka lapangan kerja baru, membantu dunia pendidikan untuk mengenalkan dunia pertanian secara dini kepada peserta didik yang berkunjung kesini,” papar Arul.

Selain itu, lanjut dia, Kampung Gagot juga menghasilkan produk lokal, seperti pupuk organik, Kopi mbah gagot, bumbu serba guna, Serbuk daun kelor dan berbagai olahan lainnya.”

Untuk pemasaran memang masih terbatas di lingkungan setempat. Masih sebatas antar komunitas di Kampung Gagot, dan sudah mulai dipasarkan secara online.

Sebagai oleh-oleh pengunjung yang datang juga banyak membeli hasil produk olahan petani setempat,” ujarnya.

Mulai Rp 25 Ribu Perorang

Arul mengatakan, Kampung Gagot memiliki beberapa paket edukasi untuk pengunjung. Diantaranya Paket Edu 1 seharga Rp 25 ribu per orang ditambah Rp 5000 (ibu dan Anak), Paket Edu 2 seharga Rp 45 ribu per orang ditambah Rp 5000 (ibu dan anak), dan Paket Pelatihan Inovasi Teknologi pertanian dengan biaya Rp 150 ribu per orang.

“Adapun souvenir yang bisa didapat dari Kampung Gagot misalnya gantungan kunci, kaos, kaleng celengan khas Kampung Gagot dan sebagainya,” terangnya.
Sedangkan wahana yang ada di Kampung Gagot yaitu

Zona tanaman yang terdiri dari tabulampot, hidroponik, tanaman obat, dan vertikultur. ada juga zona ternak besar sapi dan pabrik pupuk organik.

“Setelah launching bulan April 2018, pengunjung yang datang dalam sebulan sampai 1.400 orang,” bebernya.

Arul berharap, ke depan Kampung Gagot memiliki akses yang lebih mudah, sarana edukasi makin lengkap, menjadi wisata edukasi terbesar dan terlengkap di Jawa Tengah, juga menjadi model percontohan kampung di seluruh Indonesia.

“Semoga kami bisa embuat pasar tani yang memasarkan produk pertanian, dan menjadi kampung wisata edukasi veteran,” pungkasnya. (Sunarti/Guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Banjarnegara)

Beri komentar :
Share Yuk !