Korban Tanah Bergerak, 18 Keluarga Warga Glempang Mandiraja Mengungsi

Ilustrasi Tanah Bergerak

BANJARNEGARA – Musibah longsor/tanah gerak di RT 2 RW 5 Desa Glempang Kecamatan Mandiraja menyebabkan belasan warga mengungsi. Rumah mereka rusak dan terancam ambruk.

Danramil 07 Mandiraja Kapten Inf Bambang Aprianto mengatakan, ada delapan rumah yang terdampak tanah gerak ini. “Total ada delapan rumah yang terdampak. Yang sudah dibongkar empat. Mereka siap relokasi mandiri,” paparnya, Jumat (22/1).

Staf Penanggulangan Bencana Alam sekaligus Humas PMI Banjarnegara M. Alwan Rifai menjelaskan akibat tanah gerak, 18 warga atau delapan KK mengungsi.

Warga mengungsi karena rumahnya rusak dan terancam. Total ada empat unit rumah warga yang rusak dan empat lainnya terancam. “Satu unit rusak sedang dan tiga unit rusak berat,” jelasnya.

Dikatakan, tanah gerak dipicu hujan intensitas sedang hingga lebat dan berdurasi panjang. “Tanah longsor dan gerakan tanah terjadi pada pemukiman dengan diameter longsoran 3 x 150 meter membetuk tapal kuda dan lebar retakan tanah rata rata 20 sampai 60 centimeter, tanah ambles sedalam 60 centimeter,” jelasnya. Kejadian serupa sudah pernah terjadi pada tahun 2018 dan 2019 dilokasi yang sama.

Dalam musibah tanah longsor ini, tim gabungan telah melakukan berbagai upaya. Antara lain asesmen dan kajian geologi, membongkar rumah warga, menutup mahkota longsor dan rekahan tanah, mengevakuasi warga dan harta benda, mendistribusikan logistik dari BPBD, Dinsos, PMU dan donatur lainnya.

Dalam membantu warga terdampak bencana ini, setiap harinya dikerahkan sekitar 100 orang relawan. “Pada hari ini kegiatan antara lain penebangan pohon bambu di lereng mahkota,” jelasnya. Sedangkan kendala yang dihadapi yaitu kekurangan relawan dan keterlibatan masyarakat yang membantu serta hujan yang turun lebih awal. (drn/acd)