Petani Kembangkan Vanili yang Bernilai Ekonomi Tinggi

PETANI VANILI : Seorang petani Vanili dari Dusun Sikenong Desa Bantar, Sumarno memiliki tanaman Vanili sejak puluhan tahun lalu.

BANJARNEGARA – Petani di Dusun Sikenong Desa Bantar Kecamatan Wanayasa kini tengah mengembangkan Vanili. Tanaman ini sebenarnya telah ada di wilayah tersebut sejak lama. Dengan kondisi agro klimat yang sesuai, Vanili bisa tumbuh dan berbuah dengan baik di Dusun Sikenong.
Seorang petani Vanili dari Dusun Sikenong Desa Bantar Sumarno mengatakan memiliki tanaman Vanili sejak puluhan tahun lalu. Saat ini dia memiliki lima tanaman Vanili yang sudah besar. Sedangkan yang masih kecil sekitar 150 tanaman. Dia menyebut satu pohon Vanili bisa menghasilkan sampai 10 kilogram Vanili dengan harga Rp 200 ribu dalam kondisi basah. Sedangkan untuk panen, satu kali dalam setahun.
Dia menjelaskan agar bisa berbuah, perlu dilakukan penyerbukan saat Vanili berbunga. Sedangkan untuk pembibitan dengan cara memangkas batang yang sudah cukup tua kemudian ditanam. Dia menyebut Vanili akan mulai berbuah umur empat tahun.
Penyuluh Kehutanan Kecamatan Wanayasa dan Karangkobar Ahmad Sueb mengatakan Vanili kini tengah dikembangkan oleh Kelompok Tani Sarwo Dumadi. “Potensi agro klimat seperti iklim dan ketinggian sesuai dengan persyaratan tanaman Vanili. Model awal dikembangkan kelompok tani. Vanili belum tentu lain tempat bisa cocok. Ini jadi modal awal yang mungkin tidak dimiliki daerah lain,” ungkapnya.
Dia mengatakan petani butuh bukti nyata agar ikut tergerak mengembangkan tanaman Vanili. “Bukti nyata Vanili bisa tumbuh di Sikenong, lakunya juga mahal. Tinggal mengembangkan, kita buktikan kepada masyarakat banyak Vanili bisa dikembangkan dan akan menjadi nilai tambah bagi masyarakat sini,” ungkapnya. Sebab Vanili memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan cocok dikembangkan di daerah tersebut. “Ini menjadi dorongan bagi kita dan teman-teman petani untuk mengembangkan Vanili,” lanjutnya. (drn)

Beri komentar :
Share Yuk !