Krisis Air di Perumdam Tirta Satria Kabupaten Banyumas Mengancam Pasokan Air Bersih

PURWOKERTO – Setelah diterpa flushing gelontoran lumpur dari bendungan Mrica atau yang dikenal bendungan panglima Besar Sudirman Banjarnegara awal  april 2022 Pdam Tirta Satria setiap musim penghujan selalu mengalami hambatan proses pengolahan air baku dari sungai Serayu
Dikarenakan saat bendungan mrican sudah tidak lagi mampu menahan debit air akan dilaksanakan SOP Flushing penggelontoran air beserta lumpur yang dapat mencapai kepekatan lebih 3.000 NTU, dimana batas ambang air baku yang dapat di olah adalah tertinggi hanya 300 NTU.

Saat dihubungi lewat telpon Ade Tatang Mulyana Manager Engineering Pt Indonesia Power selaku pengelola Bendungan Mrican menyatakan bahwa
Seiring dengan perkembangan laju sedimentasi dari hulu sungai Serayu yang masih massive serta kondisi daya tampung air pada waduk Mrica yg hanya tersisa 12.5% dan dalam rangka pengamanan bendungan serta memenuhi kebutuhan masyarakat hilir waduk Mrica, manajemen PT. Indonesia Power UBP Mrica terus melakukan Update SOP dan Dokument Rencana Tanggap Darurat pengoperasian pintu DDC sebagai sarana untuk kegiatan Flushing Sedimentasi di mulut intake dan tubuh bendunganPLTA  PB Soedirman.

Lanjut Adi, SOP yang kami lakukan adalah sebagai berikut :
Pintu DDC akan dibuka atau kegiatan Flushing akan dilakukan jika kondisi sbb,
1. Elevasi sedimentasi di mulut intake sdh melebihi  186 mdpl.
2. Inflow air yg masuk ke waduk mrica > 400m3/s dalam 24Jam
3. Elevasi Air Waduk mencapai 231.05 mdpl, sebagai bagian pengendalian banjir.

Rata2 proses pembukaan pintu DDC dilakukan selama 30 menit dengan kandungan sedimen rata rata 2 sd 3%. Proses flushing tentunya dengan melakukan monitoring terhadap qualitas air di hilir dengan batasan maksimal kekeruhan 2000NTU sesuai hasil kesepakatan bersama antara BBWS, DLHK, Stake holder hilir ( PDAM dan Masy Pencinta Lingkungan)

Eddy Wahono pemerhati sungai, bila Indonesia Power hanya mengandalkan Flushing menggelontor sedimen lumpur ke Serayu hanya akan memindahkan masalah ke hilir.

Karena penyebab permasalahan sedimentasi bendungan Mrica adalah karena kerusakan daerah tangkapan air di dihulu masuk wilayah Dieng Kabupaten Wonosobo.

Alih fungsi lahan menjadi tanaman kentang yang kontra konservasi.
Hilangnya daerah resapan menyebabkan banjir dan longsor saat musim penghujan.

Diperoleh data bahwa setiap tahun tidak kurang dari 5 juta m3 sedimen lumpur masuk ke bendungan Mrica Banjarnegara.
Kondisi sedimen hampir mencapai 90 % dari luas area 1.250 hektar sepanjang 6,5 km.

Hari selasa tanggal 30 April 2024 bertempat di kantor Perumdam Trirta Satria Eddy Wahono bersama manager Produksi 1 Sigit Priyo Nugroho, Manager produksi 2 Wahyu Haryoto, supervisor kehilangan air Dedi Setiawan, supervisor pengendalian Produksi Gusmanto serta supervisor Humas Yuni Tri Rahmawati, mendiskusikan tentang permasalahan air baku dari sungai Serayu.

Dalam diskusi didapat data harian kenaikan kekeruhan pada tanggal 12 April 2024 mencapai 3.856 NTU, tertinggi pada tanggal 18 April 2024 mencapai 3.900 NTU.
Batas layak olah adalah 300 – 600 NTU.
Bila kondisi ambang batas kepekatan harus dipaksakan mengolah akan menyebabkan kenaikan biaya pengolahan dan distribusi semakin kecil.

Permasalahan lain yang muncul adalah sedimentasi pendangkalan  didepan intake sehingga diperlukan perawatan rutin.

Semua hambatan menyebabkan pelayanan distribusi air minum untuk Purwokerto dan Banyumas serta Sumpiuh menjadi terhenti.

Lumpur pekat Serayu sudah antri masuk intake PDAM Tirta Satria

Satu satu nya harapan agar saat musim penghujan tiba Perumdam Tirta satria dapat memperoleh pasokan pengganti air baku dari kolam retensi (waduk) sungai Kranji yang berada di jalan Sukarno dibangun oleh BBWSSO.

Eddy menganggap pasokan debit sungai Kranji sangat memungkinkan karena perumdam Tirta satria hanya membutuhkan volume 200 liter perdetik.

Pihaknya mengharapkan agar dapat segera dapat dilakukan penyerahan dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak Yogya BBWSSO   pada pemerintah daerah kabupaten Banyumas.

Mengingat kebutuhan air baku untuk diolah menjadi air minum dari sungai Serayu saat musim penghujan tidak lagi layak di olah.

Beri komentar :
Share Yuk !