Sakit Prostat Tak Harus Operasi

BANJARNEGARA – Kebanyakan warga takut untuk dioperasi, termasuk pasien untuk kasus sakit prostat. Padahal tidak semua pasien sakit prostat harus dioperasi. Ketakutan warga banyak alasannya, soal biaya, rasa sakit, takut jarum, takut bedah dan sebagainya.

“Sakit prostat tidak harus operasi. Pertimbangannya banyak, tergantung kondisi pasien,” kata dr Kartiko Sumartoyo SpU, yang merupakan dokter spesialis urologi dari Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara saat menjadi pembicara pada Seminar dan Workshop Penatalaksanaan Penyakit Kronis gelaran Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Banjarnegara, Sabtu (16/11).

Kartiko juga menegaskan, jika sakit prostat bisa disembuhkan. Pernyataan ini sekaligus menepis anggapan yang beredar di masyarakat jika penyakit prostat susah disembuhkan.

Berbicara penyembuhan sakit prostat, lanjut Kartiko, saat ini teknologi sudah maju, jika harus terpaksa dilakukan operasi, maka sudah ada pilihan operasi tanpa pembedahan, minim pendarahan.

Ia menambahkan, hal yang paling mudah mendeteksi kemungkinan adanya penyakit prostat pada seseorang bisa dilihat dari seringnya kencing di malam hari, saat tidur. “Jadi kalau mau sederhananya, lihat bagaimana kencing di malam hari, bukan siang hari. Berapa sering terbangun, lalu kencing. Jika saat tidur kencing satu kal,maka itu normal, jika kencing dua kali peru di curigai, sedangkan sudah tiga kali dalam semalam, segera dicek dan diperiksa,” tambahnya.

Ada beberapa cara penyembuhan bagi pasien prostat yang bisa dilakukan, diantaranya terapi konservatif, terapi medis dan pembedahan.

Selain, Kartiko Sumartoyo, dalam kegiatan yang diselennggarakan IDI Banjarneara juga ada pembicara lainnya, yaitu dr Agung Widiharto, dr Astiningtyas Wardhani SpP, dr Yunan Ardi Soewidji Sp Tht.

Sementara terkait kegiatan seminar dan workshop ini, Ketua IDI Banjarnegara dr Agus Ujianto Sp B menyatakan, menghadapi era 4.0 dan era global, IDI sebagai organisasi profesi harus siap menghadapi era tersebut. Selain itu mau tidak mau harus siap untuk bersaing dengan lembaga dan tenaga kerja asing di semua bidang. “Maka dengan melatih diri melalui workshop untuk update keilmuan sangat penting. Jika tenaga kesehatan tidakmau mengikuti perkembangan jaman maupun perkembangan tekhnologi maka akan selalu tertinggal dengan bangsa lain,” katanya.

Agus yang juga Direktur RSI ini juga mengatakan, rumah sakit yang ia pimpin kini tengah menggodok program percepatan dalam hal kemajuan teknologi. “Kita mulai bridging dengan pendaftaran online, e klaim BPJS, e resep dan sebagainya,” katanya. (ook)

Beri komentar :
Share Yuk !